25 C
Medan
Wednesday, May 15, 2024

Danau Toba Tercipta Karena Anak Makan Bekal Ayahnya

FOTO: AMINOER RASYID/SUMUT POS Sejumlah seniman Batak memainkan drama terjadinya Danau Toba saat pementasan rangkaian kegiatan Festival Danau Toba di lapangan Sisingamangaraja, Balige, Kabupaten Toba Samosir, Kamis (18/9) malam.
FOTO: AMINOER RASYID/SUMUT POS
Sejumlah seniman Batak memainkan drama terjadinya Danau Toba saat pementasan rangkaian kegiatan Festival Danau Toba di lapangan Sisingamangaraja, Balige, Kabupaten Toba Samosir, Kamis (18/9) malam.

BALIGE, SUMUTPOS.CO – Konon, Danau Toba terbentuk setelah Gunung Toba meletus hebat dan nyaris menamatkan umat manusia sekitar 74.000 tahun lampau. Meski demikian, orang Batak memiliki cerita legenda sendiri mengenai asal mula terjadinya Danau Toba.

Legenda inilah yang dipentaskan dalam Opera Batak ’Terciptanya Daau Toba’ pada Festival Danau Toba di Lapangan Sisingamangaraja Balige, Kamis (18/9) malam. Opera yang dilakonkan sejumlah seniman Batak ini berhasil mengundang gelak dan airmata penonton.

Penonton misalnya terlihat sedih bahkan ada yang airmatanya menetes, saat ibunda Samosir, meratapi suaminya yang memaki anak mereka sebagai ’anak ikan’. Makian itu terlontar setelah si anak ketahuan memakan bekal yang seharusnya diantar si anak ke si ayah yang kelaparan di sawah setelah bekerja keras mencangkul.

Tapi dialog lucu juga berhasil mengundang gelak tawa penonton. Misalnya saat si pemuda miskin malu-malu mendapati seorang anak gadis di gubuknya, usai memancing ikan di kolam.

Para pemain opera mengenakan ulos Batak di tubuh mereka, menambah suasana zaman dahulu kala semakin kental.

FOTO: AMINOER RASYID/SUMUT POS Ribuan warga menyaksikan drama terjadinya Danau Toba saat pementasan rangkaian kegiatan Festival Danau Toba di lapangan Sisingamangaraja, Balige, Kabupaten Toba Samosir, Kamis (18/9) malam.
FOTO: AMINOER RASYID/SUMUT POS
Ribuan warga menyaksikan drama terjadinya Danau Toba saat pementasan rangkaian kegiatan Festival Danau Toba di lapangan Sisingamangaraja, Balige, Toba Samosir, Kamis (18/9) malam.

Dalam legenda terjadinya Danau Toba versi orang Batak, Danau Toba terjadi setelah si anak yang dihajar bapaknya karena memakan bekal untuknya, mengadu kepada sang ibu. ”Kata ayah, aku anak ikan. Benarkah itu ibu?” tangis sang anak sepulang ke rumah.

Sang ibu yang terperanjat karena suaminya melanggar janji merahasiakan hal itu, akhirnya berdoa kepada dewata agar menurunkan hujan. Hujan deras turun deras dan airnya meluas hingga menjadi danau. Sang ibu melompat ke air dan kembali menjadi ikan. Tinggallah sang suami menyesali diri

Selain opera uang mengisahkan legenda terciptanya Danau Toba, FDT 2014 juga akan menggelar atraksi opera Batak yang mengisahkan lahirnya Raja Singamangaraja XII.

Raja Singamangaraja XII, adalah pahlawan nasional berasal dari tanah Batak yang gugur dalam pertempuran saat perang melawan kolonial Belanda setelah bergerilya selama 30 tahun (1878-1907). (mea)

FOTO: AMINOER RASYID/SUMUT POS Sejumlah seniman Batak memainkan drama terjadinya Danau Toba saat pementasan rangkaian kegiatan Festival Danau Toba di lapangan Sisingamangaraja, Balige, Kabupaten Toba Samosir, Kamis (18/9) malam.
FOTO: AMINOER RASYID/SUMUT POS
Sejumlah seniman Batak memainkan drama terjadinya Danau Toba saat pementasan rangkaian kegiatan Festival Danau Toba di lapangan Sisingamangaraja, Balige, Kabupaten Toba Samosir, Kamis (18/9) malam.

BALIGE, SUMUTPOS.CO – Konon, Danau Toba terbentuk setelah Gunung Toba meletus hebat dan nyaris menamatkan umat manusia sekitar 74.000 tahun lampau. Meski demikian, orang Batak memiliki cerita legenda sendiri mengenai asal mula terjadinya Danau Toba.

Legenda inilah yang dipentaskan dalam Opera Batak ’Terciptanya Daau Toba’ pada Festival Danau Toba di Lapangan Sisingamangaraja Balige, Kamis (18/9) malam. Opera yang dilakonkan sejumlah seniman Batak ini berhasil mengundang gelak dan airmata penonton.

Penonton misalnya terlihat sedih bahkan ada yang airmatanya menetes, saat ibunda Samosir, meratapi suaminya yang memaki anak mereka sebagai ’anak ikan’. Makian itu terlontar setelah si anak ketahuan memakan bekal yang seharusnya diantar si anak ke si ayah yang kelaparan di sawah setelah bekerja keras mencangkul.

Tapi dialog lucu juga berhasil mengundang gelak tawa penonton. Misalnya saat si pemuda miskin malu-malu mendapati seorang anak gadis di gubuknya, usai memancing ikan di kolam.

Para pemain opera mengenakan ulos Batak di tubuh mereka, menambah suasana zaman dahulu kala semakin kental.

FOTO: AMINOER RASYID/SUMUT POS Ribuan warga menyaksikan drama terjadinya Danau Toba saat pementasan rangkaian kegiatan Festival Danau Toba di lapangan Sisingamangaraja, Balige, Kabupaten Toba Samosir, Kamis (18/9) malam.
FOTO: AMINOER RASYID/SUMUT POS
Ribuan warga menyaksikan drama terjadinya Danau Toba saat pementasan rangkaian kegiatan Festival Danau Toba di lapangan Sisingamangaraja, Balige, Toba Samosir, Kamis (18/9) malam.

Dalam legenda terjadinya Danau Toba versi orang Batak, Danau Toba terjadi setelah si anak yang dihajar bapaknya karena memakan bekal untuknya, mengadu kepada sang ibu. ”Kata ayah, aku anak ikan. Benarkah itu ibu?” tangis sang anak sepulang ke rumah.

Sang ibu yang terperanjat karena suaminya melanggar janji merahasiakan hal itu, akhirnya berdoa kepada dewata agar menurunkan hujan. Hujan deras turun deras dan airnya meluas hingga menjadi danau. Sang ibu melompat ke air dan kembali menjadi ikan. Tinggallah sang suami menyesali diri

Selain opera uang mengisahkan legenda terciptanya Danau Toba, FDT 2014 juga akan menggelar atraksi opera Batak yang mengisahkan lahirnya Raja Singamangaraja XII.

Raja Singamangaraja XII, adalah pahlawan nasional berasal dari tanah Batak yang gugur dalam pertempuran saat perang melawan kolonial Belanda setelah bergerilya selama 30 tahun (1878-1907). (mea)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/