25.6 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

Dulu, Ibu Bersalin Rentan di Desa Sirungkungon

SIRUNGKUNGON, SUMUTPOS.CO – Seperti namanya, demikianlah letak desa ini. Sirungkungon. Artinya, area leher. Desa ini diapit dua perbukitan di kiri kanan seperti bahu. Di depan ada Danau Toba. Di belakang, ada pebukitan tinggi. Di atas pebukitan itu, terdapat kawasan Bandara Sibisa. Desa ini masuk Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba, Sumatera Utara.

BANTUAN ALKES: Senior Community Affairs Manager RSI, Dian Octavia (kanan) foto bersama Kristina Sibarani, bidan desa di Desa Sirungkungon, di depan alkes bantuan RSI.
BANTUAN ALKES: Senior Community Affairs Manager RSI, Dian Octavia (kanan) foto bersama Kristina Sibarani, bidan desa di Desa Sirungkungon, di depan alkes bantuan RSI.

Saking terpencilnya, alat transportasi sehari-hari masyarakat keluar desa adalah sampan dan kapal via perairan Danau Toba.

“Saat ini sih sudah ada jalan mendaki ke atas. Tapi hanya bisa ditempuh dengan sepeda motor,” kata seorang warga.

Dihuni sekitar 144 Kepala Keluarga dengan penduduk 400-an jiwa, setengah warga desa memiliki mata pencaharian sebagai nelayan. Sebanyak 60 orang sebagai karyawan Regal Spring Indonesia (RSI). Sisanya petani.

Di desa ini, ada satu Polindes, satu sekolah dasar, dan gereja. “Kalau hendak melanjut ke SMP, anak-anak desa ini biasanya pergi ke Ajibata. Kos di sana. Pulang sekali seminggu atau sekali sebulan,” jelas Kristina Sibarani (30), bidan desa yang bertugas di desa ini, kepada Sumut Pos, pertengahan pekan lalu.

Sejak bertugas di desa tersebut tahun 2010, Kristina mengaku mengalami kesulitan saat ada ibu hamil yang akan partus, dan ternyata mengalami kondisi emergency.

“Kadang saat pemeriksaan, kondisi kehamilan normal saja. Ternyata saat mau partus, terjadi pendarahan. Panik. Apalagi jika saat itu ternyata kapal sedang tidak ada,” kisahnya dengan nada miris.

Sebagai bidan desa, biasanya ia meminta keluarga si ibu hamil untuk mengupayakan alat transportasi. Apakah dengan sampan kecil, atau cara apapun yang bisa diperoleh.

“Nah… sejak ada Aquafarm (RSI, Red) di dekat desa kami, warga relatif lebih tenang. Jika terjadi kondisi emergency, warga bisa minta tolong untuk menggunakan kapal Aquafarm mengangkut ibu partus ke Ajibata. Gratis pula,” kata Kristina seraya tersenyum.

Pelayanan kesehatan warga semakin meningkat, sejak tahun lalu RSI menyalurkan bantuan alat-alat kesehatan (alkes) sebagai program CSR bidang kesehatan, ke Polindes Sirungkungon.

Alkes yang disalurkan antara lain alat cek kolesterol, alat cek asam urat, timbangan bayi, alat cek tensi, partus set, dan alat mendengar denyut jantung bayi. Selain itu, sejumlah fasilitas kantor polindes juga dilengkapi RSI. Seperti lemari obat, meja, bangku, bahkan tangga permanen serta tembol penahan bangunan polindes.

“Sejak ada partus set dan alat cek denyut jantung bayi ini, kondisi ibu dan bayinya bisa ditangani lebih dini. Misalnya jika kondisi ibu dan anak membahayakan, sudah bisa dideteksi lebih dini dan bisa segera dirujuk sebelum terjadi kondisi emergency,” kata Kristina bersemangat.

Ia senang dengan kelengkapan alkes di polindes tempatnya bertugas, sehingga pelayanan kesehatan ibu hamil, lansia, dan anak-anak semakin berkualitas.

“Terima kasih untuk RSI. Bantuan alkes ini sangat menolong. Banyak lansia yang bisa cek kolesterol, gula darah, dan asam urat tanpa perlu lagi ke Ajibata. Lansia dan ibu hamil juga lebih tenang ke Polindes setelah tangga dibangun permanen. Dulu ‘kan tangganya agak rusak. Rentan tergelincir bagi lansia dan ibu hamil,” ucapnya.

Saat ini ia menganggap fasilitas alkes di Polindes Sirungkongon sudah cukup untuk pertolongan pertama. “Kalau kondisi berat, bisa dirujuk ke Ajibata,” katanya.

Senior Community Affairs Manager RSI, Dian Octavia, menjelaskan, pemberian bantuan alkes ke Polindes Sirungkungon merupakan inisiatif RSI. “Awalnya kami survey untuk melihat apa saja kebutuhan desa. Ternyata menurut kades dan bidan desa, butuh alkes. Kami minta mereka mengajukan proposal. Tahun lalu, bantuan alkes kami salurkan,” katanya.

Program CSR RSI bidang kesehatan, menurutnya, merupakan program perusahaan yang saling melengkapi dengan pemerintah yang memiliki keterbatasan. “RSI telah menyalurkan alkses di 9 desa. Yakni di Kecamatan Parapat: Desa Pardamean. Di Kecamatan Ajibata: Desa Pardomuan, Parsaoran, Sirungkungon. Di Kecamatan Simanindo, Samosir: Silimalombu, Parbalohan, Hutaginjang, Tomok Induk, dan Tomok Parsaoran,” katanya.

Selain bantuan alkes, RSI juga menyalurkan bantuan alat-alat pendukung protokol kesehatan selama pandemi COVID-19. Alat cuci tangan, tong air, dan sabun disediakan di fasilitas umum, seperti gereja, sekolah, dan fasum lainnya di sejumlah desa. “Kami ingin warga juga disiplin menerapkan protokol kesehatan di tengah pandemi Covid-19,” kata Dian.

Selain bantuan alkes, RSI juga menyalurkan bantuan pengadaan bak air dan pipa di Dusun Tangap, Desa Sirungkungon. “Bak ada 3 layer, disalurkan dengan pipa ke dusun yang letaknya cukup tinggi. Selama ini mereka sulit menjangkau air Danau Toba yang cukup jauh di bawah dusun,” kata Dian.

Bantuan lainya adalah pengadaan komputer untuk SD di desa itu, rehab kelas, pengadaan buku dn rak buku. “Ini sebagai bagian dari program KAMI PEDULI RSI, untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat,” kata Dian. (mea)

SIRUNGKUNGON, SUMUTPOS.CO – Seperti namanya, demikianlah letak desa ini. Sirungkungon. Artinya, area leher. Desa ini diapit dua perbukitan di kiri kanan seperti bahu. Di depan ada Danau Toba. Di belakang, ada pebukitan tinggi. Di atas pebukitan itu, terdapat kawasan Bandara Sibisa. Desa ini masuk Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba, Sumatera Utara.

BANTUAN ALKES: Senior Community Affairs Manager RSI, Dian Octavia (kanan) foto bersama Kristina Sibarani, bidan desa di Desa Sirungkungon, di depan alkes bantuan RSI.
BANTUAN ALKES: Senior Community Affairs Manager RSI, Dian Octavia (kanan) foto bersama Kristina Sibarani, bidan desa di Desa Sirungkungon, di depan alkes bantuan RSI.

Saking terpencilnya, alat transportasi sehari-hari masyarakat keluar desa adalah sampan dan kapal via perairan Danau Toba.

“Saat ini sih sudah ada jalan mendaki ke atas. Tapi hanya bisa ditempuh dengan sepeda motor,” kata seorang warga.

Dihuni sekitar 144 Kepala Keluarga dengan penduduk 400-an jiwa, setengah warga desa memiliki mata pencaharian sebagai nelayan. Sebanyak 60 orang sebagai karyawan Regal Spring Indonesia (RSI). Sisanya petani.

Di desa ini, ada satu Polindes, satu sekolah dasar, dan gereja. “Kalau hendak melanjut ke SMP, anak-anak desa ini biasanya pergi ke Ajibata. Kos di sana. Pulang sekali seminggu atau sekali sebulan,” jelas Kristina Sibarani (30), bidan desa yang bertugas di desa ini, kepada Sumut Pos, pertengahan pekan lalu.

Sejak bertugas di desa tersebut tahun 2010, Kristina mengaku mengalami kesulitan saat ada ibu hamil yang akan partus, dan ternyata mengalami kondisi emergency.

“Kadang saat pemeriksaan, kondisi kehamilan normal saja. Ternyata saat mau partus, terjadi pendarahan. Panik. Apalagi jika saat itu ternyata kapal sedang tidak ada,” kisahnya dengan nada miris.

Sebagai bidan desa, biasanya ia meminta keluarga si ibu hamil untuk mengupayakan alat transportasi. Apakah dengan sampan kecil, atau cara apapun yang bisa diperoleh.

“Nah… sejak ada Aquafarm (RSI, Red) di dekat desa kami, warga relatif lebih tenang. Jika terjadi kondisi emergency, warga bisa minta tolong untuk menggunakan kapal Aquafarm mengangkut ibu partus ke Ajibata. Gratis pula,” kata Kristina seraya tersenyum.

Pelayanan kesehatan warga semakin meningkat, sejak tahun lalu RSI menyalurkan bantuan alat-alat kesehatan (alkes) sebagai program CSR bidang kesehatan, ke Polindes Sirungkungon.

Alkes yang disalurkan antara lain alat cek kolesterol, alat cek asam urat, timbangan bayi, alat cek tensi, partus set, dan alat mendengar denyut jantung bayi. Selain itu, sejumlah fasilitas kantor polindes juga dilengkapi RSI. Seperti lemari obat, meja, bangku, bahkan tangga permanen serta tembol penahan bangunan polindes.

“Sejak ada partus set dan alat cek denyut jantung bayi ini, kondisi ibu dan bayinya bisa ditangani lebih dini. Misalnya jika kondisi ibu dan anak membahayakan, sudah bisa dideteksi lebih dini dan bisa segera dirujuk sebelum terjadi kondisi emergency,” kata Kristina bersemangat.

Ia senang dengan kelengkapan alkes di polindes tempatnya bertugas, sehingga pelayanan kesehatan ibu hamil, lansia, dan anak-anak semakin berkualitas.

“Terima kasih untuk RSI. Bantuan alkes ini sangat menolong. Banyak lansia yang bisa cek kolesterol, gula darah, dan asam urat tanpa perlu lagi ke Ajibata. Lansia dan ibu hamil juga lebih tenang ke Polindes setelah tangga dibangun permanen. Dulu ‘kan tangganya agak rusak. Rentan tergelincir bagi lansia dan ibu hamil,” ucapnya.

Saat ini ia menganggap fasilitas alkes di Polindes Sirungkongon sudah cukup untuk pertolongan pertama. “Kalau kondisi berat, bisa dirujuk ke Ajibata,” katanya.

Senior Community Affairs Manager RSI, Dian Octavia, menjelaskan, pemberian bantuan alkes ke Polindes Sirungkungon merupakan inisiatif RSI. “Awalnya kami survey untuk melihat apa saja kebutuhan desa. Ternyata menurut kades dan bidan desa, butuh alkes. Kami minta mereka mengajukan proposal. Tahun lalu, bantuan alkes kami salurkan,” katanya.

Program CSR RSI bidang kesehatan, menurutnya, merupakan program perusahaan yang saling melengkapi dengan pemerintah yang memiliki keterbatasan. “RSI telah menyalurkan alkses di 9 desa. Yakni di Kecamatan Parapat: Desa Pardamean. Di Kecamatan Ajibata: Desa Pardomuan, Parsaoran, Sirungkungon. Di Kecamatan Simanindo, Samosir: Silimalombu, Parbalohan, Hutaginjang, Tomok Induk, dan Tomok Parsaoran,” katanya.

Selain bantuan alkes, RSI juga menyalurkan bantuan alat-alat pendukung protokol kesehatan selama pandemi COVID-19. Alat cuci tangan, tong air, dan sabun disediakan di fasilitas umum, seperti gereja, sekolah, dan fasum lainnya di sejumlah desa. “Kami ingin warga juga disiplin menerapkan protokol kesehatan di tengah pandemi Covid-19,” kata Dian.

Selain bantuan alkes, RSI juga menyalurkan bantuan pengadaan bak air dan pipa di Dusun Tangap, Desa Sirungkungon. “Bak ada 3 layer, disalurkan dengan pipa ke dusun yang letaknya cukup tinggi. Selama ini mereka sulit menjangkau air Danau Toba yang cukup jauh di bawah dusun,” kata Dian.

Bantuan lainya adalah pengadaan komputer untuk SD di desa itu, rehab kelas, pengadaan buku dn rak buku. “Ini sebagai bagian dari program KAMI PEDULI RSI, untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat,” kata Dian. (mea)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/