26 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

APBD Sumut 2016 Tetap Rawan Transaksional

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Bebera

Foto: TRIADI WIBOWO/SUMUT POS  Suasana sidang paripurna masih berlangsung di gedung DPRD Sumut jalan Imam Bonjol Medan, Selasa  30/6/2015).
Foto: TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
Suasana sidang paripurna berlangsung di gedung DPRD Sumut jalan Imam Bonjol Medan, Selasa 30/6/2015).

pa hari terakhir ini, sejumlah anggota DPRD Sumut dan pejabat Pemprov Sumut sibuk menghadapi proses hukum, baik yang dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) maupun kejaksaan agung.
Sementara, jelang akhir 2015 ini, harus sudah mulai dilakukan pembahasan raperda APBD 2016. Ada dua kemungkinan yang bakal terjadi, yakni pembahasan RAPBD 2016 akan mulus karena para anggota dewan tidak berani lagi melakukan praktik transaksional. Kedua, tetap saja pola-pola transaksional akan terulang.

Pengamat pengelolaan anggaran pemerintah, Roy Salam, memprediksi, kemungkinan yang kedua yang berpeluang besar tetap terjadi.

“Karena pemprov dan DPRD Sumut sudah telanjur tercemar. Sulit berharap postur APBD 2016 nantinya diarahkan untuk kepentingan pembangunan, untuk kepentingan rakyat. Sangat sulit berharap kepada mereka menghilangkan praktik-praktik transaksional,” ujar Roy Salam kepada di Jakarta, Kamis (19/11).

Roy mengaku selama ini mengamati proses pembahasan RAPBD Sumut, setiap tahunnya. Pola yang dipakai anggota dewan antara lain mengulur-ulur jadwal rapat dengan alasan yang tidak logis.

“Tiba-tiba membatalkan rencana rapat dengan alasan misalnya melakukan konsultasi dulu ke kemendagri. Padahal aturan mengenai mekanisme penyusunan RAPBD itu sudah detil. Aturannya sudah jelas tapi oleh anggota dewan dibuat seolah-olah tidak jelas,” ujar Roy.

Pola kedua, ketika dewan menemukan rencana program bermasalah dari sisi perencanaan dan aturan, justru dijadikan alat bargaining untuk menekan pemprov, menawarkan transaksional.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Bebera

Foto: TRIADI WIBOWO/SUMUT POS  Suasana sidang paripurna masih berlangsung di gedung DPRD Sumut jalan Imam Bonjol Medan, Selasa  30/6/2015).
Foto: TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
Suasana sidang paripurna berlangsung di gedung DPRD Sumut jalan Imam Bonjol Medan, Selasa 30/6/2015).

pa hari terakhir ini, sejumlah anggota DPRD Sumut dan pejabat Pemprov Sumut sibuk menghadapi proses hukum, baik yang dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) maupun kejaksaan agung.
Sementara, jelang akhir 2015 ini, harus sudah mulai dilakukan pembahasan raperda APBD 2016. Ada dua kemungkinan yang bakal terjadi, yakni pembahasan RAPBD 2016 akan mulus karena para anggota dewan tidak berani lagi melakukan praktik transaksional. Kedua, tetap saja pola-pola transaksional akan terulang.

Pengamat pengelolaan anggaran pemerintah, Roy Salam, memprediksi, kemungkinan yang kedua yang berpeluang besar tetap terjadi.

“Karena pemprov dan DPRD Sumut sudah telanjur tercemar. Sulit berharap postur APBD 2016 nantinya diarahkan untuk kepentingan pembangunan, untuk kepentingan rakyat. Sangat sulit berharap kepada mereka menghilangkan praktik-praktik transaksional,” ujar Roy Salam kepada di Jakarta, Kamis (19/11).

Roy mengaku selama ini mengamati proses pembahasan RAPBD Sumut, setiap tahunnya. Pola yang dipakai anggota dewan antara lain mengulur-ulur jadwal rapat dengan alasan yang tidak logis.

“Tiba-tiba membatalkan rencana rapat dengan alasan misalnya melakukan konsultasi dulu ke kemendagri. Padahal aturan mengenai mekanisme penyusunan RAPBD itu sudah detil. Aturannya sudah jelas tapi oleh anggota dewan dibuat seolah-olah tidak jelas,” ujar Roy.

Pola kedua, ketika dewan menemukan rencana program bermasalah dari sisi perencanaan dan aturan, justru dijadikan alat bargaining untuk menekan pemprov, menawarkan transaksional.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/