Selain itu, dikatakannya Difteri seperti fenomena gunung es. Ditambah lagi dengan penularan yang cukup mudah dan sangat cepat. Dijelaskannya, untuk penyakit Difteri di Sumut dan Medan, sebenarnya sudah hampir hilang dengan imunisasi yang mencapai angka 90%. Namun, diakuinya belum menjamin juga karena orang yang belum imunisasi juga masih ada sehingga ketika terjangkit, akan menularkan.
“Difteri itu akut menulardisebabkan oleh bakteri. Dia menyerang saluran pernafasan, terutama tenggorokan. Ada selaput putih yang kumannya juga mengeluarkan toksin. Kalau tersumbat saluran nafas serta mengeluarkan toksin yang menyerang jantung, menyebabkan kematian tiba-tiba. Jadi begitu demam tidak berapa tinggi, tidak nampak sakit berat dan batuk-batuk dan nampak selaput putih segera bawalah ke Rumah Sakit. Jika sumbatannya banyak, nggak bisa bernafas lagi, bisa mati, ” ujarnya mengakhiri.
Diketahui, sebelumnya SM (12) asal Dolok Sanggul, Humbahas masuk melalui IGD RSUP H Adam Malik, Senin (11/12) pukul 18.30 WIB. Hasil pemeriksaan, SM yang mengeluhkan demam, sulit menelan dan terdapat selaput putih pada tonsil kanan, dinyatakan suspect Difteri. Begitu juga dengan NM (15) asal Asahan, masuk melalui IGD RSUP H Adam Malik, Selasa (12/12) pukul 02.30 WIB. Hasil pemeriksaan, NM yang mengeluhkan sulit menelan dan terdapat selaput putih pada pangkal tenggorokan walau tidak demam, dinyatakan suspect Difteri.
Untuk jumlah pasien Difteri yang pernah dirawat di RSUP H Adam Malik, dijelaskan Staf Humas RSUP H Adam Malik, Rosa, mulai tahun 2011 sampai tahun 2016, tercatat 8 pasien Difteri dirawat di RSUP H Adam Malik. Dijelaskannya, jumlah itu terbagi dari tahun 2011 ada 3 orang, tahun 2013 ada 1 orang, tahun 2014 ada 3 orang dan di tahun 2016 ada 1 orang. Sementara di tahun 2017, berdasar data Sumut Pos, diketahui pada Januari 2017, RSUP H Adam Malik merawat 2 Remaja asal Aceh, ASBL dan MA yang terjangkit Difteri. (ain/adz)