MEDAN, SUMUTPOS.CO – Festival Seni dan Budaya (FSB) Sumatera Utara 2019 resmi digelar Dewan Kesenian Sumatera Utara (DKSU) sejak 19-24 Maret 2019. Kegiatan ini menjadi ajang promosi dunia seni dan budaya Sumut, sebagai cermin kreativitas dari 9 komite yang diwadahi DKSU.
Ketua Panitia, Jimmy Sihahan mengatakan FSB Sumut 2019 menjadi sejarah bagi DKSU yang berkiprah dalam memajukan seni dan budaya saat ini. Kegiatan kali ini dikemas dari 9 komite dalam bentuk kreativitas seni para seniman Sumut.
Selain menggelar beragam perlombaan, seperti tari kreasi, vocal, akting, film pendek, puisi dan sketsa, FSB juga menghadirkan beragam workshop seperti fotografi, multimedia, 3D dan event bazar jajanan kuliner khas Sumut.
Ketua DSKU, Baharuddin Saputra dalam sambutannya menyebut event tahunan FSB mendapat respon positif dari Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi.
Dan menjadi momentum baik untuk mendukung terselenggaranya event promosi seni dan budaya Sumut, sekaligus ajang kreasi bagi para seniman dan pekerja seni untuk berekspresi lewat berbagai karya terbaiknya.
“Sesuai harapan Gubernur Edy Rahmayadi, festival ini mendukung kemajuan pariwisata dan seni budaya menjadi salah satu visi dan misi ‘Sumut Bermartabat’ yang prioritas dalam meningkatkan kunjungan wisatawan,” katanya.
Dari 9 Komite seni di DKSU, Komite Tari, Teater, Sastra, Film, Musik, Seni Rupa, Multimedia, Fotografi, dan Ekonomi Kreatif memanfaatkan ruang-ruang peragaan dan pameran yang tersedia di Taman Budaya Sumut untuk menjadi Arena penampilan karya bersama, dalam satu ‘benang merah’ dari berbagai etnis seni yang tumbuh menjadi seni budaya Sumut.
Rangkaian kegiatan cabang seni dalam FSB 2019 ini dimaksudkan juga untuk menumbuhkembangkan semangat kolaborasi dalam menggairahkan dunia seni budaya di Sumut agar bangkit dan bermartabat.
Gubsu Edy Rahmayadi yang diwakili Kepala Museum Sumut, Martina, mengatakan Sumut memiliki keanekragaman budaya yang merupakan aset budaya yang sangat potensial di mana tumbuh dan perkembangannya telah mewarnai budaya daerah yang terdiri dari 14 etnis yaitu 8 etnis lokal, 4 etnis nusantara dan ada dua mancanegara yaitu Cina dan India.
“Dengan berbagai keragaman dan silang budaya hendaknya dijadikan sebuah wacana yang membuka pintu kesadaran kita bahwa keragaman merupakan suatu kekayaan yang harus dijaga dan diperjuangkan dengan semangat yang harus terus dikumandangkan untuk mempertahankan keberlangsungan tatanan nilai yang sehat dan dinamis dalam sebuah kompleksitas masyarakat yang heterigen dan multikultural,” katanya.
Melalui kegiatan FSB Sumut 2019 yang dilaksanakan diharapkan akan menghasilkan hal-hal positif yakni meningkatkan partisipasi dan apresiasi masyarakat pada umumnya dan generasi muda khususnya serta dalam rangka menata kehidupan masyarakat baik dalam aspek sosial, ekonomi, politik maupun bidang lainnya.
“FSB Sumut 2019 ini sebagai ruang interaksi seni dan dapat dijadikan tolak ukur seni sehingga keberadaannya mampu memberikan kontribusi bagi dunia pariwisata dan meningkatkan citra Sumut dalam peta pembangunan nasional,” pungkasnya. (prn/han)