30 C
Medan
Friday, July 5, 2024

Pasi Intel: Anggota Kita Diundang Warga

SUMUTPOS.CO – Terpisah, Pasi Intel Kodim 02 Kapten Iwan Handoko mengatakan, berdasarkan cek dan croscek di lapangan. Kejadian berawal sekitar tanggal 12 Mei atau 16 Mei lalu. Dimana, saat itu ada seorang anak perempuan dari warga sana menghilang dari rumahnya.

Saat yang bersamaan ada oknum kepolisian dari Polres Langkat, mengatakan kalau permasalahan ini bisa dilaporkan. Jika pihak keluarga memiliki bukti kalau anaknya dilarikan oleh pria warga kampung di sana. Namun karena tidak memiliki bukti laporan tidak bisa diterima.

Entah kenapa, oknum polisi tadi terus berusaha mengatakan kalau laporan bisa diterima. Sehingga membuat keluarga pihak pria tidak terima. Lantas mencari jalan tengah dan memanggil Babinsa Stabat. Namun, bukanya jalan perdamaian yang ditempuh. Namun oknum polisi yang memaksakan kehendaknya ini malah menantang dengan mengatakan kalau dirinya tidak takut.

Selain itu juga mengatakan kalau seluruh kampung disana bisa dibakar. Hal ini mengundang kemarahan warga dan anggota Babinsa dari Koramil Stabat. Mereka pun sempat cekcok dan ditempelenglah oknum polisi ini. Beruntung beberapa anggota Provos dari Polres Langkat turun dan mengamankan oknum polisi tadi.

Namun kemarahan warga terus memuncak dan mendatangi Polres Langkat. Sehingga mereka yang mencari oknum polisi ini tidak ketemu langsung meluapkan emosinya dengan melempari Polres Langkat dengan batu.

“Tapi semua sudah teratasi. Baik anggota kita dan oknum polisi ini sudah dilakukan penindakan oleh atasanya. Intinya kedatangan anggota kita diundang oleh warga karena terjadi kericuhan. Pun begitu, kita akui anggota kita menempelengnya karena ucapan oknum itu. Jadi kemarahan warga di sana ingin mengusir oknum polisi ini yang indekos di kampung mereka. Tapi karena tidak ditemukan, jadi sasaranya Polres Langkat,” tegas Iwan Handoko.

Penyerangan Markas Polres Langkat berlangsung begitu mencekam. Serbuan sekitar 500 -an orang masyaratat malam itu disambut dengan suara terompet dari dalam Polres. Suara terompet dibunyikan untuk menyiagakan pasukan yang sebagian tengah beristirahat.

“Wuih, ramai kali tadi masyarakat datang ke Polres Langkat bang. Sekitar 500 orang ada kurasa. Orang seluruh Polres dikepung dan sampai ke jalan warga sangkin ramainya,” terang bu Umi, salah satu warga yang rumahnya tepat berada di depan Polres Langkat.

Karena tidak kunjung berhasil ditemui dan tidak ada kejelasan dengan hukuman yang akan diberikan oleh atasanya. Masyarakat inipun melempari Polres Langkat, dengan batu yang dipungut ditepi jalan. Kemarahan terhenti, ketika Kapolres Langkat AKBP Yulmar, menemui dan melakukan pertemuan dengan perwakilan masyarakat.

Sementara, beberapa personil kepolisian yang merupakan satu kampung dengan warga sana meminta masyarakat untuk membubarkan diri. Hingga dinihari usai melakukan pertemuan antara Kapolres dan perwakilan warga. Situasi tanpak masih mencekam. Sebab, beberapa warga masih terlihat tanpak berkumpul di dekat Polres Langkat.

Sementara, personil kepolisian masih terlihat berjaga dan memfoto sebagian fasilitas yang rusak. Tidak hanya itu, beberapa pria berambut cepak diduga anggota TNI masih tanpak berkeliaran guna memantau situasi. (bam/trg)

SUMUTPOS.CO – Terpisah, Pasi Intel Kodim 02 Kapten Iwan Handoko mengatakan, berdasarkan cek dan croscek di lapangan. Kejadian berawal sekitar tanggal 12 Mei atau 16 Mei lalu. Dimana, saat itu ada seorang anak perempuan dari warga sana menghilang dari rumahnya.

Saat yang bersamaan ada oknum kepolisian dari Polres Langkat, mengatakan kalau permasalahan ini bisa dilaporkan. Jika pihak keluarga memiliki bukti kalau anaknya dilarikan oleh pria warga kampung di sana. Namun karena tidak memiliki bukti laporan tidak bisa diterima.

Entah kenapa, oknum polisi tadi terus berusaha mengatakan kalau laporan bisa diterima. Sehingga membuat keluarga pihak pria tidak terima. Lantas mencari jalan tengah dan memanggil Babinsa Stabat. Namun, bukanya jalan perdamaian yang ditempuh. Namun oknum polisi yang memaksakan kehendaknya ini malah menantang dengan mengatakan kalau dirinya tidak takut.

Selain itu juga mengatakan kalau seluruh kampung disana bisa dibakar. Hal ini mengundang kemarahan warga dan anggota Babinsa dari Koramil Stabat. Mereka pun sempat cekcok dan ditempelenglah oknum polisi ini. Beruntung beberapa anggota Provos dari Polres Langkat turun dan mengamankan oknum polisi tadi.

Namun kemarahan warga terus memuncak dan mendatangi Polres Langkat. Sehingga mereka yang mencari oknum polisi ini tidak ketemu langsung meluapkan emosinya dengan melempari Polres Langkat dengan batu.

“Tapi semua sudah teratasi. Baik anggota kita dan oknum polisi ini sudah dilakukan penindakan oleh atasanya. Intinya kedatangan anggota kita diundang oleh warga karena terjadi kericuhan. Pun begitu, kita akui anggota kita menempelengnya karena ucapan oknum itu. Jadi kemarahan warga di sana ingin mengusir oknum polisi ini yang indekos di kampung mereka. Tapi karena tidak ditemukan, jadi sasaranya Polres Langkat,” tegas Iwan Handoko.

Penyerangan Markas Polres Langkat berlangsung begitu mencekam. Serbuan sekitar 500 -an orang masyaratat malam itu disambut dengan suara terompet dari dalam Polres. Suara terompet dibunyikan untuk menyiagakan pasukan yang sebagian tengah beristirahat.

“Wuih, ramai kali tadi masyarakat datang ke Polres Langkat bang. Sekitar 500 orang ada kurasa. Orang seluruh Polres dikepung dan sampai ke jalan warga sangkin ramainya,” terang bu Umi, salah satu warga yang rumahnya tepat berada di depan Polres Langkat.

Karena tidak kunjung berhasil ditemui dan tidak ada kejelasan dengan hukuman yang akan diberikan oleh atasanya. Masyarakat inipun melempari Polres Langkat, dengan batu yang dipungut ditepi jalan. Kemarahan terhenti, ketika Kapolres Langkat AKBP Yulmar, menemui dan melakukan pertemuan dengan perwakilan masyarakat.

Sementara, beberapa personil kepolisian yang merupakan satu kampung dengan warga sana meminta masyarakat untuk membubarkan diri. Hingga dinihari usai melakukan pertemuan antara Kapolres dan perwakilan warga. Situasi tanpak masih mencekam. Sebab, beberapa warga masih terlihat tanpak berkumpul di dekat Polres Langkat.

Sementara, personil kepolisian masih terlihat berjaga dan memfoto sebagian fasilitas yang rusak. Tidak hanya itu, beberapa pria berambut cepak diduga anggota TNI masih tanpak berkeliaran guna memantau situasi. (bam/trg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/