25.2 C
Medan
Saturday, June 22, 2024

Bus PMH Kontra PMS, 7 Tewas dan 13 Luka-luka

LABUHANBATU, SUMUTPOS.CO – Kecelakaan maut yang melibatkan dua unit bus terjadi di Jalan Lintas Sumatera, tepatnya di Desa Asem Jawa, Kecamatan Torgamba, Kabupaten Labuhanbatu Selatan (Labusel), Sumatera Utara, Senin (20/6). Dalam peristiwa itu, tujuh orang tewas dan 13 lainnya luka-luka.

DIREKTUR Lalulintas (Dirlantas) Polda Sumut, Kombes Pol Indra Darmawan Irianto membenarkan kejadian itu. Dia menyebutkan, tiga korban tewas di lokasi kejadian, sedangkan empat korban meninggal dunia saat berada di rumah sakit. “Untuk korban yang luka ada 13 orang. Saat ini seluruh korban masih mendapat perawatan di rumah sakit, “ kata Kombes Pol Indra Darmawan kepada wartawan.

Informasi yang dihimpun di lokasi kejadian menyebutkan, kecelakaan terjadi sekira pukul 03.30 WIB. Saat itu, bus PMH BK 7116 UD melaju dari arah Pekanbru menuju Medan, sedangkan bus PMS BK 7909 TL datang dari arah berlawanan.

Seorang saksi mata, Maria Sihombing, kepada wartawan menceritakan kronologis tabrakan maut itu. Dia menduga, kecelakaan maut itu terjadi karena kelalaian sopir. “Bus PMS menyalip di tikungan, nggak dilihat bus PMH dari arah depan. Bus PMS yang kecelakaan itu, datang dari arah Medan dengan tujuan Kerinci, Jambi. Sedangkan Bus PMH datang dari arah Riau menuju ke arah Medan,” ujarnya.

Maria mengatakan, sesaat sebelum tabrakan, Bus PMS menyalip kendaraan lain di depannya. Padahal, kondisi saat itu sedang di tikungan. Sopir memaksakan diri memacu bus tersebut, sementara dari arah berlawanan, Bus PMH juga melaju kencang. Tabrakan tak terelakkan. Bagian depan dua bus itu ringsek dan rusak parah. “Tabrakan dalam kecepatan tinggi itu menyebabkan sopir dan kernet Bus PHM tewas di tempat. Bahkan, kernet itu sempat terpental ke luar lewat kaca depan bus,” ungkap Maria.

Mengetahui peristiwa itu, warga pun berhamburan ke lokasi, sehingga kemacetan parah arus lalu lintas pun terjadi. Tidak berselang lama, sepasukan personal Unit Lalu Lintas Polsekta Kotapinang pun tiba di lokasi kejadian.

RINGSEK: Kondisi bus PMS ringsek setelah mengalami tabrakan dengan bus PMH di Jalan Lintas Sumatera, tepatnya di Desa Asem Jawa, Kecamatan Torgamba, Kabupaten Labuhanbatu Selatan (Labusel), Sumatera Utara, Senin (20/6).

Sementara Joko, warga sekitar kejadian menceritakan kondisi pasca tabrakan. Joko menyebut, dia datang melihat bus usai terlibat kecelakaan maut itu. Menurut dia, secara keseluruhan penumpang yang jadi korban kebanyakan berasal dari bus PMH. Demikian juga dengan kerusakan yang terjadi, kondisi PMH lebih parah dibanding dengan lawannya. “Bangku-bangku penumpang di PMH itu hampir terangkat semuanya bang. Mungkin karena itu banyak yang luka jadinya,” katanya

Para penumpang kedua bus baik yang meninggal dunia maupun luka-luka kemudian dievakuasi dan dilarikan ke sejumlah rumah sakit, diantaranya RSUD Kotapinang dan RS Nur’aini Kotapinang. Hingga pukul 06.00 WIB, sejumlah ambulan tampak masih hilir mudik mengevakuasi para korban.

Anggota tim evakuasi, Fariz mengungkapkan, jumlah korban jiwa akibat kecelakaan bus di Jalinsum Labusel mencapai tujuh orang. “Kalo fix nya ini belum tau berapa yang meninggal, karena masih banyak yang ktitis. Yang sudah pasti 7 orang,” ungkap Fariz.

Kasat Lantas Polres Labuhanbatu AKP Rusbenny membenarkan kecelakaan tersebut. “Tewas di tempat tiga orang, yang lain itu luka berat. Terus informasi terbaru ada empat lagi korban yang tewas di rumah sakit,” kata Kasat Lantas Polres Labuhanbatu AKP Rusbeny, Senin (20/6).

Dengan demikian, korban yang tewas menjadi tujuh orang. Dua diantaranya merupakan supir yang mengemudi saat peristiwa ini terjadi. “Supir PMH, Siregar warga Pinang Baris Medan. Sedangkan supir PMS, warga Siantar, marganya Sidauruk,” imbuh Rusbeny.

Sedangkan untuk identitas korban tewas lainnya, Rusbeny mengatakan masih didata oleh pihaknya. Demikian juga dengan korban luka-luka juga sedang dilakukan pendataan. Sementara, kedua bus yang terlibat kecelakaan sudah berhasil dievakuasi polisi dari lokasi kejadian. Demikian juga dengan arus lalu lintas yang sempat mengalami perlambatan, kembali normal setelah dua jalur bisa digunakan.

Sopir Baru Setahun Bekerja

Ternyata, sopir bus PMH, Siregar (40) baru setahun bekerja. Hal ini disampaikan adik kandung Siregar, D (15). Menurut D, abangnya itu sebelumnya bekerja jadi supir bus KUPJ. “Setahun lebih, sebelumnya pernah sih mobil kecil seperti itu (sambil nunjuk bus KUPJ),” kata D seperti dikutip dari detikSumut, Senin (20/6).

Secara detail dia tidak tahu telah berapa lama abangnya bekerja di KUPJ. “Kurang tau saya (sudah berapa lama di KUPJ) tapi abang memang supir dari dulu,” ucapnya.

Almarhum supir bus PMH tersebut, berdasarkan pengakuan adik kandungnya, merupakan tulang punggung keluarganya. Meskipun orang tuanya masih hidup, tapi umurnya sudah renta. “Iya (tulang punggung), orang tua masih ada, tapi sudah tua umurnya,” katanya.

Siregar, kata dia, sampai saat ini masih sendiri dan belum menikah. Sebagai adik kandung, dia sudah ikhlas dengan musibah tersebut. “Ikhlas, ini sudah jalan Tuhan,” ucapnya lirih.

Saat ini, keluarga masih berupaya berkoordinasi dengan pihak manajemen bus dan rumah sakit di Labuhanbatu Selatan, untuk bisa secepatnya membawa jenazah ke rumah duka di Komplek Perumahan Pardede. “Abang masih di rumah sakit, kendalanya di ambulans, kalau bisa sekarang lah (dibawa pulang), ini lagi usahain,” tutupnya.

Sementara Manajemen PHM menilai, bus mereka selalu diperiksa sebelum berangkat. Hal itu disampaikan perwakilan loket PMH yang ada di Kota Medan. “Kami selalu cek sebelum berangkat,” ujar petugas loket PMH, di Medan, Senin (20/6).

Karena sudah dicek, dia pun memastikan kondisi bus PMH laik jalan. “Iya,” katanya ketika ditanya apakah kondisi bus laik jalan.

Menurutnya kecelakaan tersebut bukan diakibat dari kelaikan mobil, tapi karena bus PMS yang menyelip sebuah truk di tikungan, sehingga menabrak bus PHM. “Iya, kan bus PMS itu nyelib truk makanya nabrak,” sebutnya.

Terkait dengan korban dari bus PMH, pihaknya di Medan mengatakan belum tau pasti berapa total korban baik yang luka-luka maupun meninggal. Dia hanya tahu ada dua yang meninggal, supir dan satu penumpang. “Satu supir satu penumpang (meninggal), kalau lebih jelasnya di sana (Labusel), kami belum tau pasti di sini (Medan),” ucapnya.

Mengenai korban yang meninggal, keduanya kata dia sudah dibawa ke rumah duka masing-masing. Untuk korban, sudah dibawah ke Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi. “Satu korban (penumpang) dibawa ke Kerinci (Jambi), sudah dibawa tadi,” jelasnya.

Sedangkan jenazah supir, kata dia pihak keluarga meminta dibawa ke Tanah Jawa, Simalungun dan akan dimakamkan di sana. Itu atas permintaan keluarga supir kata dia, meskipun orangtuanya ada di Medan. “Sudah di bawa ke Tanah Jawa, orangtua di Medan, tapi keluarga membilang mesti di kubur di sana, karena keluarga asal dari sana,” jelasnya.

Dia juga menjelaskan, korban sudah masuk asuransi. Kemudian, pihak asuransi juga sudah menjumpai keluarga dari korban yang meninggal. “Sudah masuk orang asuransi ke tempat korban, sudah asuransi itu,” tutupnya. (dts/bbs/adz)

 

LABUHANBATU, SUMUTPOS.CO – Kecelakaan maut yang melibatkan dua unit bus terjadi di Jalan Lintas Sumatera, tepatnya di Desa Asem Jawa, Kecamatan Torgamba, Kabupaten Labuhanbatu Selatan (Labusel), Sumatera Utara, Senin (20/6). Dalam peristiwa itu, tujuh orang tewas dan 13 lainnya luka-luka.

DIREKTUR Lalulintas (Dirlantas) Polda Sumut, Kombes Pol Indra Darmawan Irianto membenarkan kejadian itu. Dia menyebutkan, tiga korban tewas di lokasi kejadian, sedangkan empat korban meninggal dunia saat berada di rumah sakit. “Untuk korban yang luka ada 13 orang. Saat ini seluruh korban masih mendapat perawatan di rumah sakit, “ kata Kombes Pol Indra Darmawan kepada wartawan.

Informasi yang dihimpun di lokasi kejadian menyebutkan, kecelakaan terjadi sekira pukul 03.30 WIB. Saat itu, bus PMH BK 7116 UD melaju dari arah Pekanbru menuju Medan, sedangkan bus PMS BK 7909 TL datang dari arah berlawanan.

Seorang saksi mata, Maria Sihombing, kepada wartawan menceritakan kronologis tabrakan maut itu. Dia menduga, kecelakaan maut itu terjadi karena kelalaian sopir. “Bus PMS menyalip di tikungan, nggak dilihat bus PMH dari arah depan. Bus PMS yang kecelakaan itu, datang dari arah Medan dengan tujuan Kerinci, Jambi. Sedangkan Bus PMH datang dari arah Riau menuju ke arah Medan,” ujarnya.

Maria mengatakan, sesaat sebelum tabrakan, Bus PMS menyalip kendaraan lain di depannya. Padahal, kondisi saat itu sedang di tikungan. Sopir memaksakan diri memacu bus tersebut, sementara dari arah berlawanan, Bus PMH juga melaju kencang. Tabrakan tak terelakkan. Bagian depan dua bus itu ringsek dan rusak parah. “Tabrakan dalam kecepatan tinggi itu menyebabkan sopir dan kernet Bus PHM tewas di tempat. Bahkan, kernet itu sempat terpental ke luar lewat kaca depan bus,” ungkap Maria.

Mengetahui peristiwa itu, warga pun berhamburan ke lokasi, sehingga kemacetan parah arus lalu lintas pun terjadi. Tidak berselang lama, sepasukan personal Unit Lalu Lintas Polsekta Kotapinang pun tiba di lokasi kejadian.

RINGSEK: Kondisi bus PMS ringsek setelah mengalami tabrakan dengan bus PMH di Jalan Lintas Sumatera, tepatnya di Desa Asem Jawa, Kecamatan Torgamba, Kabupaten Labuhanbatu Selatan (Labusel), Sumatera Utara, Senin (20/6).

Sementara Joko, warga sekitar kejadian menceritakan kondisi pasca tabrakan. Joko menyebut, dia datang melihat bus usai terlibat kecelakaan maut itu. Menurut dia, secara keseluruhan penumpang yang jadi korban kebanyakan berasal dari bus PMH. Demikian juga dengan kerusakan yang terjadi, kondisi PMH lebih parah dibanding dengan lawannya. “Bangku-bangku penumpang di PMH itu hampir terangkat semuanya bang. Mungkin karena itu banyak yang luka jadinya,” katanya

Para penumpang kedua bus baik yang meninggal dunia maupun luka-luka kemudian dievakuasi dan dilarikan ke sejumlah rumah sakit, diantaranya RSUD Kotapinang dan RS Nur’aini Kotapinang. Hingga pukul 06.00 WIB, sejumlah ambulan tampak masih hilir mudik mengevakuasi para korban.

Anggota tim evakuasi, Fariz mengungkapkan, jumlah korban jiwa akibat kecelakaan bus di Jalinsum Labusel mencapai tujuh orang. “Kalo fix nya ini belum tau berapa yang meninggal, karena masih banyak yang ktitis. Yang sudah pasti 7 orang,” ungkap Fariz.

Kasat Lantas Polres Labuhanbatu AKP Rusbenny membenarkan kecelakaan tersebut. “Tewas di tempat tiga orang, yang lain itu luka berat. Terus informasi terbaru ada empat lagi korban yang tewas di rumah sakit,” kata Kasat Lantas Polres Labuhanbatu AKP Rusbeny, Senin (20/6).

Dengan demikian, korban yang tewas menjadi tujuh orang. Dua diantaranya merupakan supir yang mengemudi saat peristiwa ini terjadi. “Supir PMH, Siregar warga Pinang Baris Medan. Sedangkan supir PMS, warga Siantar, marganya Sidauruk,” imbuh Rusbeny.

Sedangkan untuk identitas korban tewas lainnya, Rusbeny mengatakan masih didata oleh pihaknya. Demikian juga dengan korban luka-luka juga sedang dilakukan pendataan. Sementara, kedua bus yang terlibat kecelakaan sudah berhasil dievakuasi polisi dari lokasi kejadian. Demikian juga dengan arus lalu lintas yang sempat mengalami perlambatan, kembali normal setelah dua jalur bisa digunakan.

Sopir Baru Setahun Bekerja

Ternyata, sopir bus PMH, Siregar (40) baru setahun bekerja. Hal ini disampaikan adik kandung Siregar, D (15). Menurut D, abangnya itu sebelumnya bekerja jadi supir bus KUPJ. “Setahun lebih, sebelumnya pernah sih mobil kecil seperti itu (sambil nunjuk bus KUPJ),” kata D seperti dikutip dari detikSumut, Senin (20/6).

Secara detail dia tidak tahu telah berapa lama abangnya bekerja di KUPJ. “Kurang tau saya (sudah berapa lama di KUPJ) tapi abang memang supir dari dulu,” ucapnya.

Almarhum supir bus PMH tersebut, berdasarkan pengakuan adik kandungnya, merupakan tulang punggung keluarganya. Meskipun orang tuanya masih hidup, tapi umurnya sudah renta. “Iya (tulang punggung), orang tua masih ada, tapi sudah tua umurnya,” katanya.

Siregar, kata dia, sampai saat ini masih sendiri dan belum menikah. Sebagai adik kandung, dia sudah ikhlas dengan musibah tersebut. “Ikhlas, ini sudah jalan Tuhan,” ucapnya lirih.

Saat ini, keluarga masih berupaya berkoordinasi dengan pihak manajemen bus dan rumah sakit di Labuhanbatu Selatan, untuk bisa secepatnya membawa jenazah ke rumah duka di Komplek Perumahan Pardede. “Abang masih di rumah sakit, kendalanya di ambulans, kalau bisa sekarang lah (dibawa pulang), ini lagi usahain,” tutupnya.

Sementara Manajemen PHM menilai, bus mereka selalu diperiksa sebelum berangkat. Hal itu disampaikan perwakilan loket PMH yang ada di Kota Medan. “Kami selalu cek sebelum berangkat,” ujar petugas loket PMH, di Medan, Senin (20/6).

Karena sudah dicek, dia pun memastikan kondisi bus PMH laik jalan. “Iya,” katanya ketika ditanya apakah kondisi bus laik jalan.

Menurutnya kecelakaan tersebut bukan diakibat dari kelaikan mobil, tapi karena bus PMS yang menyelip sebuah truk di tikungan, sehingga menabrak bus PHM. “Iya, kan bus PMS itu nyelib truk makanya nabrak,” sebutnya.

Terkait dengan korban dari bus PMH, pihaknya di Medan mengatakan belum tau pasti berapa total korban baik yang luka-luka maupun meninggal. Dia hanya tahu ada dua yang meninggal, supir dan satu penumpang. “Satu supir satu penumpang (meninggal), kalau lebih jelasnya di sana (Labusel), kami belum tau pasti di sini (Medan),” ucapnya.

Mengenai korban yang meninggal, keduanya kata dia sudah dibawa ke rumah duka masing-masing. Untuk korban, sudah dibawah ke Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi. “Satu korban (penumpang) dibawa ke Kerinci (Jambi), sudah dibawa tadi,” jelasnya.

Sedangkan jenazah supir, kata dia pihak keluarga meminta dibawa ke Tanah Jawa, Simalungun dan akan dimakamkan di sana. Itu atas permintaan keluarga supir kata dia, meskipun orangtuanya ada di Medan. “Sudah di bawa ke Tanah Jawa, orangtua di Medan, tapi keluarga membilang mesti di kubur di sana, karena keluarga asal dari sana,” jelasnya.

Dia juga menjelaskan, korban sudah masuk asuransi. Kemudian, pihak asuransi juga sudah menjumpai keluarga dari korban yang meninggal. “Sudah masuk orang asuransi ke tempat korban, sudah asuransi itu,” tutupnya. (dts/bbs/adz)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/