27.8 C
Medan
Monday, May 6, 2024

Jalan Penghubung Dua Desa di Tanjungpura Banyak Berlubang

Jalan berlubang

LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Masyarakat Desa Pantai Cermin dan Desa Suka Maju, Kecamatan Tanjungpura, Kabupaten Langkat, mengeluhkan banyaknya lubang di desa mereka. Saking banyaknya, jalan penghubung itu disebut, ‘Wisata Seribu Lubang’.

Menurut warga, jalan penghubung tersebut rusak dan berlubang dirasakan warga sejak 3 tahun lalu. Lubang besar yang menganga di sejumlah titik jalan, membuat pengendara yang melintas terpaksa memperlambat laju kendaraannya jika tidak ingin jatuh.

Kondisi itupun semakin parah, apabila dimusim penghujan. Dan jalan sepanjang 4 kilometer tersebut, minim dari lampu penerangan. Hal ini pun tentu membuat jalan penghubung tersebut rawan bagi penggunanya. “Karena banyaknya lubang, kami menyebutnya dengan istilah Wisata Seribu Lubang,” ujar Firman, Jumat (19/10).

Untuk itu, dirinya berharap agar pemerintah setempat dapat segera memperbaiki jalan rusak tersebut. Karena itu sangat penting bagi masyarakat sekitar yang saban hari lalu lalang melintasinya. “Cuma itu harapan kami selaku masyarakat kecil ini,” jelasnya.

Hal senada juga sempat diutarakan Maria Ulfa, warga yang baru pertama kali melewati jalan tersebut, merasa terkejut melintasi jalan tersebut. “Saya baru pertama kali melintasi jalan ini. Kebetulan saya mau kerumah teman. Tapi baru pertama kali kesini sudah disuguhi Jalan yang penuh lumpur,” ucapnya dengan nada kecewa.

“Bah, jalan ini benar-benar parah kali bang, memang kalau tidak berhati-hati bisa jatuh kita. Lihatlah, kanan kiri lubang mengangah cukup dalam,” tegasnya. (bam/han)

Jalan berlubang

LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Masyarakat Desa Pantai Cermin dan Desa Suka Maju, Kecamatan Tanjungpura, Kabupaten Langkat, mengeluhkan banyaknya lubang di desa mereka. Saking banyaknya, jalan penghubung itu disebut, ‘Wisata Seribu Lubang’.

Menurut warga, jalan penghubung tersebut rusak dan berlubang dirasakan warga sejak 3 tahun lalu. Lubang besar yang menganga di sejumlah titik jalan, membuat pengendara yang melintas terpaksa memperlambat laju kendaraannya jika tidak ingin jatuh.

Kondisi itupun semakin parah, apabila dimusim penghujan. Dan jalan sepanjang 4 kilometer tersebut, minim dari lampu penerangan. Hal ini pun tentu membuat jalan penghubung tersebut rawan bagi penggunanya. “Karena banyaknya lubang, kami menyebutnya dengan istilah Wisata Seribu Lubang,” ujar Firman, Jumat (19/10).

Untuk itu, dirinya berharap agar pemerintah setempat dapat segera memperbaiki jalan rusak tersebut. Karena itu sangat penting bagi masyarakat sekitar yang saban hari lalu lalang melintasinya. “Cuma itu harapan kami selaku masyarakat kecil ini,” jelasnya.

Hal senada juga sempat diutarakan Maria Ulfa, warga yang baru pertama kali melewati jalan tersebut, merasa terkejut melintasi jalan tersebut. “Saya baru pertama kali melintasi jalan ini. Kebetulan saya mau kerumah teman. Tapi baru pertama kali kesini sudah disuguhi Jalan yang penuh lumpur,” ucapnya dengan nada kecewa.

“Bah, jalan ini benar-benar parah kali bang, memang kalau tidak berhati-hati bisa jatuh kita. Lihatlah, kanan kiri lubang mengangah cukup dalam,” tegasnya. (bam/han)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/