25.6 C
Medan
Tuesday, May 21, 2024

Oknum Rambut Cepak Kawal Ribuan Bal Pakaian Bekas

LANGKAT-Bisnis pakaian bekas atau tenar disebut monza, memang sangat menggiurkan. Setelah sempat “dingin”, penyeludupan monza asal luar negeri kembali marak. Barang yang dilarang oleh undang-undang kepabeanan tersebut mulai masuk pelabuhan rakyat dengan pengawalan oknum berbadan tegap dan berambut cepak.

Di Kabupaten Langkat, kegiatan tersebut terlihat ramai di kawasan Besitang, Kecamatan Besitang, Langkat. Sebuah dermaga pelabuhan rakyat dijadikan lokasi pendaratan ribuan bal monza asal luar negeri itu.
Tak sembarang orang bisa masuk kekawasan dermaga bila kapal pengangkut monza tiba. Pasalnya, setiap saat oknum berambut cepak berpakaian sipil menjaga tempat ini.

Seperti terjadi Sabtu (19/11) pagi. Saat ribuan bal monza masuk dermaga, pintu masuk lokasi langsung ditutup. Pria berambut cepak berbadan tegap langsung mengamankan lokasi dan menggembok pintu dermaga.
Pembatasan pengguna dermaga ini menimbulkan keluhan warga yang selama ini memanfaatkan dermaga sebagai tempat bersandar perahu dan bongkar muat barang seperti arang dan lainnya. “Selama ini dermaga itu terbuka untuk siapa saja, tapi sejak masuk monza kedermaga itu, situasinyanya jadi berubah, masyarakat tak lagi bebas keluar masuk dermaga, parahnya lagi pintu dermagapun digembok,” ujar warga yang tak mau namanya dicatat karena khawatir akan keselamatan diri.
Menurut warga lagi, oknum yang menguasai dermaga itu berinisial IH, warga asal Aceh yang kini menetap di Kecamatan Pangkalan Susu. “ IH itu mafia, kalau dulu dianya main arang (trafficking), tapi sekarang dia main monza, pokoknya bisnisnya melawan hukum semua, kayaknya dia kebal hukum. Hingga sekarang tak pernah disentuh hukum apalagi sampai ditangkap,” ujar warga tadi.

Monza-monza tadi diangkut mengunakan truck interculer menuju Medan. Setiap truk dikawal oknum-oknum berperawakan tegap tersebut.

Sabtu dini hari, nyaris terjadi bentrokkan antara oknum pengawal monza dengan petugas dari Polres Langkat yang coba menghentikan kegiatan ini.
Saat tiga truk pengangkut monza dihadang empat orang petugas di tengah jalan, sepasukan aparat berbadan kekar langsung menghalang-halangi upaya polisi. Truk yang sarat muatan monza itu ahirnya gagal diboyong ke komando karena para pria berambut pendek ini mengancam akan bertindak anarkis bila polisi berani mengiring truck tersebut ke Polres Langkat.

Demi menjaga situasi kondusif, Petugas Kepolisian membiarkan saja ketiga truk pengangkut monza tadi bergerak pergi menuju Medan. Jelang pukul 07.30 WIB, bentrokan juga hampir terjadi. Penyebabnya, petugas dari Satuan Lalulintas yang melakukan pengamanan jalan raya sekaligus patroli rutin menghentikan laju 2 truk yang rupanya bermuatan monza.

Peristiwa yang sempat menjadi tontotan abang becak dan warga lainnya ini terjadi persis di depan kantor Koramil Stabat. Saat itu petugas yang merasa curiga dengan muatan truk yang bergerak lambat itu langsung menahannya. Saat berhenti dipingir jalan, dari dalam truck terlihat dua orang pria berambut cepak. Hanya dalam hitungan menit, satu mobil kijang berisi 8 orang pria menghampiri petugas lalulintas ini seraya mengaku kalau monza tersebut tangkapan pejabat militer dan akan dibawa ke Medan.

“Barang ini tangkapan kami, kami diperintah, jadi jangan halangi kami, barang ini mau dibawa ke markas,” sebut seorang oknum di mobil. Melihat gelagat kurang bersahabat seperti itu, ahirnya petugas satlantas melepaskan monza tadi.
Kapolres Langkat AKBP Mardiyono SIK MSi ketika dikonfirmasi POSMETRO (grup Sumut Pos) melalui pesan (SMS) terkait masalah tadi membenarkan. “Kami sudah kordinasi (dengan petugas militer) juga Bea Cukai perihal lewatnya truk bermuatan tersebut,” jawabnya. Ditanya, apakah pihaknya tidak langsung melakukan kordinasi dengan Pangdam mengingat yang mengawal monza tersebut oknum mengaku dari Dan Intel Kodam/BB, dengan tenang orang nomor satu di Polres Langkat ini mengatakan “Saya hanya buat laporan saja ke Kapolda, selanjutnya kapolda yang sampaikan ke Pangdam,” jelas Kapolres.(wis/smg)

 

LANGKAT-Bisnis pakaian bekas atau tenar disebut monza, memang sangat menggiurkan. Setelah sempat “dingin”, penyeludupan monza asal luar negeri kembali marak. Barang yang dilarang oleh undang-undang kepabeanan tersebut mulai masuk pelabuhan rakyat dengan pengawalan oknum berbadan tegap dan berambut cepak.

Di Kabupaten Langkat, kegiatan tersebut terlihat ramai di kawasan Besitang, Kecamatan Besitang, Langkat. Sebuah dermaga pelabuhan rakyat dijadikan lokasi pendaratan ribuan bal monza asal luar negeri itu.
Tak sembarang orang bisa masuk kekawasan dermaga bila kapal pengangkut monza tiba. Pasalnya, setiap saat oknum berambut cepak berpakaian sipil menjaga tempat ini.

Seperti terjadi Sabtu (19/11) pagi. Saat ribuan bal monza masuk dermaga, pintu masuk lokasi langsung ditutup. Pria berambut cepak berbadan tegap langsung mengamankan lokasi dan menggembok pintu dermaga.
Pembatasan pengguna dermaga ini menimbulkan keluhan warga yang selama ini memanfaatkan dermaga sebagai tempat bersandar perahu dan bongkar muat barang seperti arang dan lainnya. “Selama ini dermaga itu terbuka untuk siapa saja, tapi sejak masuk monza kedermaga itu, situasinyanya jadi berubah, masyarakat tak lagi bebas keluar masuk dermaga, parahnya lagi pintu dermagapun digembok,” ujar warga yang tak mau namanya dicatat karena khawatir akan keselamatan diri.
Menurut warga lagi, oknum yang menguasai dermaga itu berinisial IH, warga asal Aceh yang kini menetap di Kecamatan Pangkalan Susu. “ IH itu mafia, kalau dulu dianya main arang (trafficking), tapi sekarang dia main monza, pokoknya bisnisnya melawan hukum semua, kayaknya dia kebal hukum. Hingga sekarang tak pernah disentuh hukum apalagi sampai ditangkap,” ujar warga tadi.

Monza-monza tadi diangkut mengunakan truck interculer menuju Medan. Setiap truk dikawal oknum-oknum berperawakan tegap tersebut.

Sabtu dini hari, nyaris terjadi bentrokkan antara oknum pengawal monza dengan petugas dari Polres Langkat yang coba menghentikan kegiatan ini.
Saat tiga truk pengangkut monza dihadang empat orang petugas di tengah jalan, sepasukan aparat berbadan kekar langsung menghalang-halangi upaya polisi. Truk yang sarat muatan monza itu ahirnya gagal diboyong ke komando karena para pria berambut pendek ini mengancam akan bertindak anarkis bila polisi berani mengiring truck tersebut ke Polres Langkat.

Demi menjaga situasi kondusif, Petugas Kepolisian membiarkan saja ketiga truk pengangkut monza tadi bergerak pergi menuju Medan. Jelang pukul 07.30 WIB, bentrokan juga hampir terjadi. Penyebabnya, petugas dari Satuan Lalulintas yang melakukan pengamanan jalan raya sekaligus patroli rutin menghentikan laju 2 truk yang rupanya bermuatan monza.

Peristiwa yang sempat menjadi tontotan abang becak dan warga lainnya ini terjadi persis di depan kantor Koramil Stabat. Saat itu petugas yang merasa curiga dengan muatan truk yang bergerak lambat itu langsung menahannya. Saat berhenti dipingir jalan, dari dalam truck terlihat dua orang pria berambut cepak. Hanya dalam hitungan menit, satu mobil kijang berisi 8 orang pria menghampiri petugas lalulintas ini seraya mengaku kalau monza tersebut tangkapan pejabat militer dan akan dibawa ke Medan.

“Barang ini tangkapan kami, kami diperintah, jadi jangan halangi kami, barang ini mau dibawa ke markas,” sebut seorang oknum di mobil. Melihat gelagat kurang bersahabat seperti itu, ahirnya petugas satlantas melepaskan monza tadi.
Kapolres Langkat AKBP Mardiyono SIK MSi ketika dikonfirmasi POSMETRO (grup Sumut Pos) melalui pesan (SMS) terkait masalah tadi membenarkan. “Kami sudah kordinasi (dengan petugas militer) juga Bea Cukai perihal lewatnya truk bermuatan tersebut,” jawabnya. Ditanya, apakah pihaknya tidak langsung melakukan kordinasi dengan Pangdam mengingat yang mengawal monza tersebut oknum mengaku dari Dan Intel Kodam/BB, dengan tenang orang nomor satu di Polres Langkat ini mengatakan “Saya hanya buat laporan saja ke Kapolda, selanjutnya kapolda yang sampaikan ke Pangdam,” jelas Kapolres.(wis/smg)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/