25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Perbaikan Infrastruktur Tangkahan-Bukit Lawang Diharap Selesai 2022, Pemprov Sumut Gelontorkan Anggaran Fantastis

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Wakil Gubernur Sumatera Utara, Musa Rajekshah (Ijeck) meminta kepala dinas terkait untuk menyelesaikan perbaikan infrastrukur jalan ruas Medan-Bukit Lawang yang masih rusak pada akhir 2022 mendatang. Hal ini sebagai upaya pengembangan wisata Bukit Lawang dan Tangkahan, Kabupaten Langkat, yang tengah fokus dikerjakan Pemprov Sumut saat ini Pemprov Sumut bahkan menggelontorkan anggaran fantastis agar program dimaksud terealisasi.

RAPAT: Wakil Gubernur Sumatera Utara, Musa Rajekshah pimpin rapat Konsep Pengembangan Ekowisata Tangkahan-Bukit Lawang di Jungle Inn Bukit Lawang, Kecamatan Bahorok, Langkat, Kamis (18/11).ISTIMEWA/sumutpos.

“Yang kita rasakan mulai dari Medan sampai kemari, lihat jalan dari Binjai seperti apa sehingga kita tak cuma berencana di atas meja,” kata Ijeck saat memimpin rapat Konsep Pengembangan Ekowisata Tangkahan-Bukit Lawang di Jungle Inn Bukit Lawang, Kecamatan Bahorok, Langkat, Kamis (18/11). “Ini rapat ketiga kita dan langsung turun karena kita mau setiap rapat itu udah ada progresnya,” ujarnya.

Rapat itu sudah membahas hal-hal teknis. Hadir Bupati Langkat Tertib Rencana Perangin-angin, Wakil Ketua I DPRD Sumut, Harun Mustafa Nasution, Anggota DPRD Sumut Edy Suratman, Dody Taher, Zainuddin Purba, Wakil Ketua II dan Anggota Bidang Ekonomi dan Keuangan Sektor Publik Dewan Riset dan Inovasi Daerah Sumut, Tohar Suhartono dan Solehuddin Nasution, DPC Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Langkat, sejumlah pimpinan OPD Pemprov Sumut dan Kabupaten Langkat, serta masyarakat pelaku usaha.

Menurut Ijeck, rapat sengaja digelar di Bukit Lawang agar para pimpinan OPD dan elemen lainnya sama-sama mengetahui kondisi Bukit Lawang saat ini. Mulai dari jalan menuju pintu masuk ke objek wisata sampai dengan kondisi lingkungan di sekitar Bukit Lawang, baik itu sungai, hutan maupun salah satu endemik yang menjadi daya tarik yakni, orangutan Sumatera. “Saya waktu jalan menuju ke sini, saya kirim beberapa titik koordinat jalan yang rusak ke Kadis Bina Marga, supaya dia tau mana saja yang harus diperbaiki,” tegasnya. Ijeck tak ingin seluruh stakeholder mau berbuat untuk memperbaiki, tapi malah tak pernah ke lokasi itu.

Diketahui, Pemprov Sumut menganggarkan Rp10 miliar untuk peningkatan struktur jalan provinsi ruas jalan simpang 3 Namu Unggas-Tangkahan sepanjang dua kilometer. Kemudian peningkatan ruas jalan Tanjung Pura-Tanjung Selamat Rp10 miliar. Selanjutnya pembangunan jalan tembus Timbang Lawan-Tangkahan Rp15 miliar. Peningkatan ruas Jalan Kuala-Sp Marike sepanjang dua kilometer sebesar Rp11 miliar, dan pemeliharaan berkala jalan provinsi Rp6 miliar.

Selanjutnya pada pembangunan jembatan dianggarkan Rp15,3 miliar untuk Bandar Pulau ruas simpang tiga Namu Unggas-Tangkahan. Sementara pada Dinas Perhubungan Sumut, dianggarkan Rp721 juta untuk pemasangan LPJU Solar Cell pada ruas jalan Tanjung Selamat-Namu Unggas, serta pemasangan marka jalan pada ruas yang sama yakni senilai Rp370,8 juta.

Anggaran serupa dialokasikan Dishub Sumut di Kecamatan Bahorok, yakni senilai Rp721 juta untuk pemasangan LPJU Solar Cell pada ruas jalan Sp Marike-Timbang Lawan dan Rp370,8 juta untuk pemasangan marka jalan di ruas Sp Marike-Timbang Lawan.

Dinas ESDM Sumut menganggarkan Rp723,6 juta untuk penyediaan penerangan umum tenaga surya (PUTS) di objek wisata dan terakhir menganggarkan Rp50 juta untuk pemasangan delinator pada Tanjung Selamat-Namu Unggas-Tangkahan. Sementara itu Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumut akan mengucurkan dana sebesar Rp3,8 miliar untuk Pengembangan Wisata Bukit Lawang dan Tangkahan. “Dari yang dianggarkan ini saya tidak melihat untuk penghijauan. Padahal di sini yang kita andalkan adalah hutan dan orangutannya, yang dulu pernah ada konservasi,” ujar Ijeck.

Dari tinjauannya pada pagi hari mengelilingi Bukit Lawang bersama wartawan juga diketahui banyak yang perlu diperbaiki di sana. Salah satunya penataan bendungan, irigasi, sampah hingga pada pulau-pulau sungai di sekitar Bukit Lawang. “Kalau kita mau mengembangkan ini mohon maaf ini harus kita tertibkan. Karena kalau sudah makan-makan maka menimbulkan sampah ke sungai,” ujarnya.

Belum lagi ada penginapan yang berdiri di dekat bendungan. Kemudian lapak pedagang penjual oleh-oleh yang tak tertata dengan baik dan lain sebagainya. “Jadi ini bukan hanya tugas dari pemerintah, melainkan ada kesadaran dari masyarakat sekitar untuk peduli dengan objek wisata ini. Kalau nantinya ini maju maka peningkatan ekonomi masyarakat juga bertambah,” kata Ijeck.

Mendukung

Bupati Langkat, Terbit Rencana Perangin-angin mengucapkan terimakasih atas kepedulian Pemprov Sumut untuk mengembangkan wisata di Langkat. Pihaknya juga sudah menganggarkan dana untuk mendukung perbaikan di dua objek wisata tersebut. “Saat ini anggarannya masih direncanakan dan belum ketuk di dewan. Jadi tergantung dari DPRD Langkat untuk menyetujui dana yang sudah kita anggarkan,” sebutnya.

Dalam kesempatan itu, Terbit Rencana juga menyampaikan konsep pembangunan ekowisata terintegrasi di antaranya daya tarik, sarana dan prasarana dasar penunjang, peningkatan nilai ekonomi masyarakat, aksestabilitas, tata ruang wilayah dan status lahan. Untuk matriks rencana aksi pembangunan pariwisata Langkat jangka pendek (Insfrastruktur), berupa aksestabilitas, pembangunan jembatan Bandar Pulau ruas Simpang 3 Namu-unggas Tangkahan Kecamatan Batang Serangan, dengan volume 30,6 meter. “Dilaksanakan Dinas Bina marga dan Bina Kontruksi Pemprovsu,” sebut Cana.

Pengadaaan penerangan di objek wisata berupa tenaga surya berjumlah 36 unit oleh Dinas ESDM Provsu. Pengadaan kelengkapan jalan oleh Dinas Perhubungan dan fasilitas persampahan oleh DLH Provsu. Sementara Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provsu melakukan pengembangan wisata melalui sektor perekonomian masyarakat desa.

Sasarannya kawasan Kecamatan Batang Serangan dan Bahorok berlokasi di 6 Desa. Yakni Desa Sampe Raya, Desa Timbang Jaya, Desa Timbang Lawan Desa Lau Demak di Kecamatan Bahorok. Serta Desa Namo Sialang dan Desa Sei Serdang di Kecamatan Batang Serangan.

Mis Bakti, pelaku usaha yang ikut hadir turut memberikan apresiasi ke pemerintah. “Belum pernah ada pembahasan yang cukup terbuka untuk kita pahami dan untuk kita kawal sebagai masyarakat di destinasi Bukit Lawang ini, pak,” katanya. Mewakili warga Bukit Lawang, ia mengucapkan terimakasih karena menjadikan Kabupaten Langkat skala prioritas di 2022.

Selain perbaikan sarana dan prasarana, ia berharap ada pelayanan yang lebih baik dari PLN karena selama ini listrik sering padam. Lalu berharap ada petugas kebersihan yang rutin membersihkan wilayah Bukit Lawang dan supaya pemerintah menindak adanya pungutan liar demi kenyamanan bersama. (prn)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Wakil Gubernur Sumatera Utara, Musa Rajekshah (Ijeck) meminta kepala dinas terkait untuk menyelesaikan perbaikan infrastrukur jalan ruas Medan-Bukit Lawang yang masih rusak pada akhir 2022 mendatang. Hal ini sebagai upaya pengembangan wisata Bukit Lawang dan Tangkahan, Kabupaten Langkat, yang tengah fokus dikerjakan Pemprov Sumut saat ini Pemprov Sumut bahkan menggelontorkan anggaran fantastis agar program dimaksud terealisasi.

RAPAT: Wakil Gubernur Sumatera Utara, Musa Rajekshah pimpin rapat Konsep Pengembangan Ekowisata Tangkahan-Bukit Lawang di Jungle Inn Bukit Lawang, Kecamatan Bahorok, Langkat, Kamis (18/11).ISTIMEWA/sumutpos.

“Yang kita rasakan mulai dari Medan sampai kemari, lihat jalan dari Binjai seperti apa sehingga kita tak cuma berencana di atas meja,” kata Ijeck saat memimpin rapat Konsep Pengembangan Ekowisata Tangkahan-Bukit Lawang di Jungle Inn Bukit Lawang, Kecamatan Bahorok, Langkat, Kamis (18/11). “Ini rapat ketiga kita dan langsung turun karena kita mau setiap rapat itu udah ada progresnya,” ujarnya.

Rapat itu sudah membahas hal-hal teknis. Hadir Bupati Langkat Tertib Rencana Perangin-angin, Wakil Ketua I DPRD Sumut, Harun Mustafa Nasution, Anggota DPRD Sumut Edy Suratman, Dody Taher, Zainuddin Purba, Wakil Ketua II dan Anggota Bidang Ekonomi dan Keuangan Sektor Publik Dewan Riset dan Inovasi Daerah Sumut, Tohar Suhartono dan Solehuddin Nasution, DPC Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Langkat, sejumlah pimpinan OPD Pemprov Sumut dan Kabupaten Langkat, serta masyarakat pelaku usaha.

Menurut Ijeck, rapat sengaja digelar di Bukit Lawang agar para pimpinan OPD dan elemen lainnya sama-sama mengetahui kondisi Bukit Lawang saat ini. Mulai dari jalan menuju pintu masuk ke objek wisata sampai dengan kondisi lingkungan di sekitar Bukit Lawang, baik itu sungai, hutan maupun salah satu endemik yang menjadi daya tarik yakni, orangutan Sumatera. “Saya waktu jalan menuju ke sini, saya kirim beberapa titik koordinat jalan yang rusak ke Kadis Bina Marga, supaya dia tau mana saja yang harus diperbaiki,” tegasnya. Ijeck tak ingin seluruh stakeholder mau berbuat untuk memperbaiki, tapi malah tak pernah ke lokasi itu.

Diketahui, Pemprov Sumut menganggarkan Rp10 miliar untuk peningkatan struktur jalan provinsi ruas jalan simpang 3 Namu Unggas-Tangkahan sepanjang dua kilometer. Kemudian peningkatan ruas jalan Tanjung Pura-Tanjung Selamat Rp10 miliar. Selanjutnya pembangunan jalan tembus Timbang Lawan-Tangkahan Rp15 miliar. Peningkatan ruas Jalan Kuala-Sp Marike sepanjang dua kilometer sebesar Rp11 miliar, dan pemeliharaan berkala jalan provinsi Rp6 miliar.

Selanjutnya pada pembangunan jembatan dianggarkan Rp15,3 miliar untuk Bandar Pulau ruas simpang tiga Namu Unggas-Tangkahan. Sementara pada Dinas Perhubungan Sumut, dianggarkan Rp721 juta untuk pemasangan LPJU Solar Cell pada ruas jalan Tanjung Selamat-Namu Unggas, serta pemasangan marka jalan pada ruas yang sama yakni senilai Rp370,8 juta.

Anggaran serupa dialokasikan Dishub Sumut di Kecamatan Bahorok, yakni senilai Rp721 juta untuk pemasangan LPJU Solar Cell pada ruas jalan Sp Marike-Timbang Lawan dan Rp370,8 juta untuk pemasangan marka jalan di ruas Sp Marike-Timbang Lawan.

Dinas ESDM Sumut menganggarkan Rp723,6 juta untuk penyediaan penerangan umum tenaga surya (PUTS) di objek wisata dan terakhir menganggarkan Rp50 juta untuk pemasangan delinator pada Tanjung Selamat-Namu Unggas-Tangkahan. Sementara itu Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumut akan mengucurkan dana sebesar Rp3,8 miliar untuk Pengembangan Wisata Bukit Lawang dan Tangkahan. “Dari yang dianggarkan ini saya tidak melihat untuk penghijauan. Padahal di sini yang kita andalkan adalah hutan dan orangutannya, yang dulu pernah ada konservasi,” ujar Ijeck.

Dari tinjauannya pada pagi hari mengelilingi Bukit Lawang bersama wartawan juga diketahui banyak yang perlu diperbaiki di sana. Salah satunya penataan bendungan, irigasi, sampah hingga pada pulau-pulau sungai di sekitar Bukit Lawang. “Kalau kita mau mengembangkan ini mohon maaf ini harus kita tertibkan. Karena kalau sudah makan-makan maka menimbulkan sampah ke sungai,” ujarnya.

Belum lagi ada penginapan yang berdiri di dekat bendungan. Kemudian lapak pedagang penjual oleh-oleh yang tak tertata dengan baik dan lain sebagainya. “Jadi ini bukan hanya tugas dari pemerintah, melainkan ada kesadaran dari masyarakat sekitar untuk peduli dengan objek wisata ini. Kalau nantinya ini maju maka peningkatan ekonomi masyarakat juga bertambah,” kata Ijeck.

Mendukung

Bupati Langkat, Terbit Rencana Perangin-angin mengucapkan terimakasih atas kepedulian Pemprov Sumut untuk mengembangkan wisata di Langkat. Pihaknya juga sudah menganggarkan dana untuk mendukung perbaikan di dua objek wisata tersebut. “Saat ini anggarannya masih direncanakan dan belum ketuk di dewan. Jadi tergantung dari DPRD Langkat untuk menyetujui dana yang sudah kita anggarkan,” sebutnya.

Dalam kesempatan itu, Terbit Rencana juga menyampaikan konsep pembangunan ekowisata terintegrasi di antaranya daya tarik, sarana dan prasarana dasar penunjang, peningkatan nilai ekonomi masyarakat, aksestabilitas, tata ruang wilayah dan status lahan. Untuk matriks rencana aksi pembangunan pariwisata Langkat jangka pendek (Insfrastruktur), berupa aksestabilitas, pembangunan jembatan Bandar Pulau ruas Simpang 3 Namu-unggas Tangkahan Kecamatan Batang Serangan, dengan volume 30,6 meter. “Dilaksanakan Dinas Bina marga dan Bina Kontruksi Pemprovsu,” sebut Cana.

Pengadaaan penerangan di objek wisata berupa tenaga surya berjumlah 36 unit oleh Dinas ESDM Provsu. Pengadaan kelengkapan jalan oleh Dinas Perhubungan dan fasilitas persampahan oleh DLH Provsu. Sementara Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provsu melakukan pengembangan wisata melalui sektor perekonomian masyarakat desa.

Sasarannya kawasan Kecamatan Batang Serangan dan Bahorok berlokasi di 6 Desa. Yakni Desa Sampe Raya, Desa Timbang Jaya, Desa Timbang Lawan Desa Lau Demak di Kecamatan Bahorok. Serta Desa Namo Sialang dan Desa Sei Serdang di Kecamatan Batang Serangan.

Mis Bakti, pelaku usaha yang ikut hadir turut memberikan apresiasi ke pemerintah. “Belum pernah ada pembahasan yang cukup terbuka untuk kita pahami dan untuk kita kawal sebagai masyarakat di destinasi Bukit Lawang ini, pak,” katanya. Mewakili warga Bukit Lawang, ia mengucapkan terimakasih karena menjadikan Kabupaten Langkat skala prioritas di 2022.

Selain perbaikan sarana dan prasarana, ia berharap ada pelayanan yang lebih baik dari PLN karena selama ini listrik sering padam. Lalu berharap ada petugas kebersihan yang rutin membersihkan wilayah Bukit Lawang dan supaya pemerintah menindak adanya pungutan liar demi kenyamanan bersama. (prn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/