BINJAI, SUMUTPOS.CO – Sedikitnya 6 tenaga kesehatan (nakes) yang berdinas pada rumah sakit maupun puskesmas di jajaran Pemerintahan Kota Binjai, mendapatkan penghargaan dari Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Wali Kota Binjai, Amir Hamzah memberikan ucapan selamat kepada para Nakes.
“Saya mengucapkan selamat kepada bapak dan ibu penerima penghargaan sebagai Tenaga Kesehatan Teladan Tingkat Provinsi Sumatera Utara. Penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi atas dedikasi bapak dan ibu sebagai garda terdepan dalam melaksanakan tugas melayani dan berkontribusi membangun kesehatan bagi insan masyarakat, khususnya masyarakat Kota Binjai,” ujar Amir saat apel gabungan di Balai Kota Binjai, Senin (20/11/2023).
Adapun mereka yang menerima penghargaan sebagai nakes teladan di antaranya, dr Andi Ra’uf Lubis (Puskesmas Tanah Tinggi), Umi Devita (Puskesmas Binjai Estate), Budi Aman Sembiring, SKM menerima penghargaan Tenaga Kesehatan Teladan I Tingkat Provinsi Sumatera Utara Kategori Sanitasi Lingkungan, Sabigah Sari menerima penghargaan Tenaga Kesehatan Teladan I Tingkat Provinsi Sumatera Utara Kategori Tenaga kefarmasian, Sri Melva Hutagalung menerima penghargaan Tenaga Kesehatan Teladan II Tingkat Provinsi Sumatera Utara Kategori Ahli Teknologi Laboratorium dan Windy Rosya menerima penghargaan Tenaga Kesehatan Teladan II Tingkat Provinsi Sumatera Utara Kategori Promosi Kesehatan. Mereka menerima penghargaan dari Pemprov Sumut dalam rangka Hari Kesehatan Nasional dengan tema, transformasi kesehatan untuk Indonesia maju.
Amir yang membacakan sambutan Menteri Kesehatan menyampaikan, ada 6 pilar transformasi kesehatan di Indonesia. Pertama, transformasi layanan primer dengan memberikan akses layanan kesehatan kepada seluruh masyarakat.
Kedua, transformasi layanan rujukan, dari akses layanan kesehatan yang susah menjadi mudah. Ketiga, transformasi sistem ketahanan kesehatan.
Keempat, transformasi pembiayaan kesehatan, dari pembiayaan yang tidak efisien menjadi pembiayaan yang transparan dan efektif. Kelima, transformasi SDM kesehatan, dari tenaga kesehatan yang kurang dari sisi jumlah, menjadi cukup dan merata.
Keenam, transformasi teknologi kesehatan, dari sistem informasi yang terfragmentasi menjadi terintegrasi, dari teknologi kesehatan yang tertinggal menjadi terdepan. “Transformasi kesehatan adalah tonggak penting dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia menuju bangsa yang maju. Transformasi kesehatan, harus menjangkau seluruh pelosok negeri termasuk daerah terpencil, tertinggal, di perbatasan maupun kepulauan,” ujar Amir.
Dalam hal ini, pemerintah tidak dapat melakukan sendiri. Harus dibarengi dengan sinergi yang kuat dan kolaborasi erat dengan pemerintah pusat serta elemen masyarakat. (ted)