SIANTAR- Suliati (26) warga Perdagangan, Kecamatan Bandar, Simalungun yang menetap di Kafe Bakso Jumbo tewas setelah berpesta miras (minuman keras) bersama dengan 2 orang temannya.
ebelum menghembuskan nafas terakhirnya, Suliati sempat dibawa ke rumah salah seorang paranormal yang merupakan ayah angkat korban, Julpikar di Dusun 1 Desa Sukorejo Kecamatan Seibalai Kabupaten Batubara, Selasa (18/12) sekira pukul 21.53 WIB.
Informasi dihimpun Metro Siantar (Grup Sumut Pos) dari instalasi forensik RSU Djasamen Saragih, Suliati tewas setelah 3 jam pesta miras di salah satu rumah milik temannya di Batu Bara, Selasa (18/12) pukul 19.00 WIB.
“Mereka sedang minum minuman keras namun berselang tiga jam ia merasa sesak,” kata salah seorang petugas Puskesmas Batubara yang enggan disebutkan namanya saat berada di ruang Instalasi Jenazah RSU Djasamen Saragih.
Dia mengatakan, setelah minum (miras), Suliati ditinggal sendiri di dalam kamar, sedangkan 2 temannya pergi mencari makanan.
Setelah kembali, kedua teman Suliati melihat wanita berkulit cokelat itu sudah sesak nafas. Melihat Suliati dalam kondisi begitu, kedua temannya membawa Suliati ke rumah bapak angkatnya yang juga seorang paranormal, Julpikar.
Julpikar pun langsung melakukan pertolongan terhadap wanita ini, namun rasa sesak yang dialaminya juga tidak kunjung sembuh. Tidak lama di rumah bapak angkatnya, Suliati pun menghembuskan nafas terakhirnya. Setelah meninggal, kemudian Suliati dibawa ke Puskesmas dan dilaporkan ke Polsek Labuhan Ruku.
Setelah dilaporkan ke polisi, Julpikar dan dua teman Suliati diperiksa sebagai saksi untuk kasus kematian Suliati. Atas kematian korban yang tidak wajar tersebut pihak Polsek Labuhan Ruku memutuskan untuk melakukan otopsi. Kemudian, jenazah Suliati dibawa ke Instalasi Forensik Jenazah RSUD dr Djasamen Saragih Pematangsiantar.
Di RSU, anggota kepolisian Labuan Ruku yang membawa jenazah Suliati enggan memberi keterangan. Namun polisi mengaku kalau sebelum meninggal, Suliati dan dua rekannya sedang minum miras. “Bukan kami tidak mau beritahu, kami hanya dapat menjalankan tugas berupa mengantar jenazah untuk diotopsi,” ujar polisi meninggalkan wartawan.
Kepala Forensik RSU Djasamen Saragih dr Reinhard Hutahaean SH SpF mengatakan, busa yang keluar dari mulut korban dikarenakan sesak yang akhirnya menyebabkan kematian. Kematian korban belum dipastikan penyebabnya tapi masih dilakukan pemeriksaan fatologi atonomi (jaringan tubuh) dan toksilogi (keberadaan racun dalam tubuh). “Kematian Suliati akibat susah bernafas yang disebabkan tersumbatnya pembuluh darah sehingga mengeluarkan gumpalan busa,” ujarnya. (mag-5/mag-8/smg)