26 C
Medan
Saturday, December 6, 2025

Nenek-nenek Terseret dan Tewas di Parit

MADINA, SUMUTPOS.CO – Satu unit angkutan desa (angdes) bernomor polisi BB 1820 RA bertabrakan dengan sepeda motor Honda Revo plat BB 2725 RK, di Desa Lumban Pinasa, Kec. Siabu, Kab. Mandailing Natal, Senin (20/1) sekira pukul 06.45 WIB. Seorang nenek tewas, anaknya kritis, dan tujuh pelajar luka-luka. Korban  tewas Nur Hayati br Pane (56), warga Lumban Pinasa, anaknya Desi Paramita Telambanua (18) kritis. Sedangkan korban luka-luka masing-masing Saripuddin Nasution (25), warga Sayur Matua, Nur Azizah Daulay (24), warga Huta Raja, Zailani Tanjung (15), warga Sihepeng 1, Alfan Amin (15), warga Huta Raja, Diana Daulay (18), warga Aek Libung, Asti Wulandari (18), warga Ranto Atas, Rukiyah (18), warga Aek Libung, Sarmadani Dalimunthe (18), warga Aek Libung, serta Siti Khoiriyah (15), warga Sihepeng 4.

Informasi dihimpun METRO TABAGSEL (Grup JPNN), pagi itu, Nur Hayati br Pane (56) dan putrinya Desi Paramita (18), warga Desa Lumban Pinasa, Kecamatan Siabu, Madina, berboncengan menggunakan sepedamotor. Mereka baru saja pulang mengantar undangan pesta Marria Raja (pesta mangadati orang meninggal, Red). Keduanya keluar dari salah satu gang di desa itu, hendak menuju pulang ke rumah yang berjarak sekitar 100 meter dari TKP.

Lalu, dari arah Padangsidimpuan datang angdes yang dikemudikan Saripuddin Nasution (25), warga Desa Sayur Matua, Kecamatan Nagajuang. Di dalam angkot ada 11 penumpang, sedangkan 3 penumpang lain tidak diketahui identitasnya, yang sebagian besar pelajar MAN dan MTsN Siabu di Huraba.

Di depan angdes, ada satu unit truk. Saat angdes mau mendahului truk, sepedamotor yang dikendarai Desi ke luar dari gang lalu masuk ke badan jalan. Brak! Kecelakaan tak dapat dihindarkan. Angdes tadi menghantam sepedamotor.

Nur Hayati dan Desi terseret hingga sekitar 15 meter. Lalu masuk ke dalam parit di pinggir badan jalan. Selanjutnya, Nur Hayati ditemukan warga sudah tidak bernyawa lagi dan anaknya, Desi, sekarat.

Sementara sopir angdes mengalami luka parah di bagian mata. Serpihan kaca mobil mengenai bola mata. Sedangkan penumpang di dalam mobil ada yang mengalami luka patah pada kaki dan tangan, dan sebagian yang lain luka lecet.

Gultom (45), saksi mata mengatakan, saat itu dia melihat ada truk datang dari Padang sidimpuan. Tiba-tiba muncul angdes yang mendahuli truk itu, bertepatan Nurhayati yang dibonceng anaknya ke luar dari gang dan langsung masuk ke badan jalan. Selanjutnya terdengar suara benturan keras diiringi teriakan ibu dan anak itu terseret mobil hingga masuk ke dalam parit di pinggir jalan.

“Awalnya angdes itu mau mendahului truk yang di depan. Rupanya Desi tak melihat angdes itu dan langsung masuk ke jalan. Langsung terjadi kecelakaan itu,” kata Gultom.

Sementara itu, Kasat Lantas Polres Madina, AKP M Pasaribu SH kepada wartawan, mengaku masih melakukan olah TKP dan memintai keterangan saksi-saksi. “Sementara ini kita masih melakukan olah TKP dan memintai keterangan saksi-saksi untuk keperluan penyidikan dan penyelidikan. Untuk sementara diketahui angdes ingin mendahului satu unit mobil di depannya, sedangkan korban yang mengendarai sepedamotor ke luar dari gang dan langsung masuk  ke badan jalan,” ucap M Pasaribu.

Kanit Laka Lantas Polres Madina Aiptu Yakub, menambahkan, selain Desi ada beberapa korban luka parah termasuk supir angdes yang luka di bagian mata, dan kini dibawa ke RSU Padangsidimpuan. Sedangkan penumpang angdes mengalami luka lecet dan luka ringan. Ada juga yang mengalami patah kaki, tetapi dibawa berobat ke ahli pijat. “Yang dirawat saat ini adalah Dewi dan Saripuddin. Sementara yang lain setelah mendapat pengobatan tadi langsung pulang,” tukasnya.

Pantauan METRO, angdes hancur di bagian depan begitu juga sepedamotor semua bodinya hancur dan rangkanya menyatu.

NENEK AKAN PERGI JAUH
Tidak ada tanda-tanda yang dirasa suami korban, Hasan (55). Namun, sebelum berangkat mengantar undangan Marria Raja itu, istrinya Nur Hayati br Pane, masih sempat bermain dengan cucu mereka, Kenny (2). Anehnya, saat itu, Kenny tidak mau digendong  neneknya (Nur Hayati br Pane). Kenny menangis saat mau digendong.

Indadong kejadian songoni muse tanda-tanda sebelum naon, memang nakkin manyogoti pahompui inda ra dihoppa nenekna, tangis sajo asalma dihoppa, sempat idokon neneknai pala inda ra ho uhoppa inda pasuo ita be, kehema nenek dao, ning hadaborukkon. (Tak ada kejadian maupun tanda-tanda sebelumnya, cuma tadi pagi sebelum mengantar undangan pesta itu, cucu kami tak mau digendong neneknya, dan setiap digendong selalu menangis, dan istri saya sempat bilang kalau tidak mau saya gendong, kita tak akan jumpa lagi, nenek akan pergi jauh, Red),”  kenang Hasan sambil menangis.

Hasan mengaku terpukul atas kejadian ini. Menurutnya, mereka memiliki delapan anak. Saat ini hanya ada dua anak yang tinggal bersama mereka. Yang lainnya sudah berkeluarga dan ada di perantauan. “Saya sangat terpukul. Saya sangat sedih. Selama ini kami tinggal bersama dua anak. Semoga arwah istri saya terima di sisi Tuhan. Kami sudah merelakan kepergiannya,” ucapnya.

Desi yang ditemui di ruang Instalasi Gawat Darurat RSU Panyabungan masih belum sadarkan diri. Kepalanya dibalut perban. Dari pengakuan perawat di IGD, Desi mengalami luka parah di bagian kepala, juga luka patah di pergelangan tangan dan kaki. Ada kemungkinan Desi akan dirujuk ke RSU Padang.

“Kami masih menunggu persetujuan keluarga untuk dirujuk. Korban mengalami luka serius di bagian kepala,” ucap salah seorang perawat di IGD RSU Panyabungan. (wan/smg)

MADINA, SUMUTPOS.CO – Satu unit angkutan desa (angdes) bernomor polisi BB 1820 RA bertabrakan dengan sepeda motor Honda Revo plat BB 2725 RK, di Desa Lumban Pinasa, Kec. Siabu, Kab. Mandailing Natal, Senin (20/1) sekira pukul 06.45 WIB. Seorang nenek tewas, anaknya kritis, dan tujuh pelajar luka-luka. Korban  tewas Nur Hayati br Pane (56), warga Lumban Pinasa, anaknya Desi Paramita Telambanua (18) kritis. Sedangkan korban luka-luka masing-masing Saripuddin Nasution (25), warga Sayur Matua, Nur Azizah Daulay (24), warga Huta Raja, Zailani Tanjung (15), warga Sihepeng 1, Alfan Amin (15), warga Huta Raja, Diana Daulay (18), warga Aek Libung, Asti Wulandari (18), warga Ranto Atas, Rukiyah (18), warga Aek Libung, Sarmadani Dalimunthe (18), warga Aek Libung, serta Siti Khoiriyah (15), warga Sihepeng 4.

Informasi dihimpun METRO TABAGSEL (Grup JPNN), pagi itu, Nur Hayati br Pane (56) dan putrinya Desi Paramita (18), warga Desa Lumban Pinasa, Kecamatan Siabu, Madina, berboncengan menggunakan sepedamotor. Mereka baru saja pulang mengantar undangan pesta Marria Raja (pesta mangadati orang meninggal, Red). Keduanya keluar dari salah satu gang di desa itu, hendak menuju pulang ke rumah yang berjarak sekitar 100 meter dari TKP.

Lalu, dari arah Padangsidimpuan datang angdes yang dikemudikan Saripuddin Nasution (25), warga Desa Sayur Matua, Kecamatan Nagajuang. Di dalam angkot ada 11 penumpang, sedangkan 3 penumpang lain tidak diketahui identitasnya, yang sebagian besar pelajar MAN dan MTsN Siabu di Huraba.

Di depan angdes, ada satu unit truk. Saat angdes mau mendahului truk, sepedamotor yang dikendarai Desi ke luar dari gang lalu masuk ke badan jalan. Brak! Kecelakaan tak dapat dihindarkan. Angdes tadi menghantam sepedamotor.

Nur Hayati dan Desi terseret hingga sekitar 15 meter. Lalu masuk ke dalam parit di pinggir badan jalan. Selanjutnya, Nur Hayati ditemukan warga sudah tidak bernyawa lagi dan anaknya, Desi, sekarat.

Sementara sopir angdes mengalami luka parah di bagian mata. Serpihan kaca mobil mengenai bola mata. Sedangkan penumpang di dalam mobil ada yang mengalami luka patah pada kaki dan tangan, dan sebagian yang lain luka lecet.

Gultom (45), saksi mata mengatakan, saat itu dia melihat ada truk datang dari Padang sidimpuan. Tiba-tiba muncul angdes yang mendahuli truk itu, bertepatan Nurhayati yang dibonceng anaknya ke luar dari gang dan langsung masuk ke badan jalan. Selanjutnya terdengar suara benturan keras diiringi teriakan ibu dan anak itu terseret mobil hingga masuk ke dalam parit di pinggir jalan.

“Awalnya angdes itu mau mendahului truk yang di depan. Rupanya Desi tak melihat angdes itu dan langsung masuk ke jalan. Langsung terjadi kecelakaan itu,” kata Gultom.

Sementara itu, Kasat Lantas Polres Madina, AKP M Pasaribu SH kepada wartawan, mengaku masih melakukan olah TKP dan memintai keterangan saksi-saksi. “Sementara ini kita masih melakukan olah TKP dan memintai keterangan saksi-saksi untuk keperluan penyidikan dan penyelidikan. Untuk sementara diketahui angdes ingin mendahului satu unit mobil di depannya, sedangkan korban yang mengendarai sepedamotor ke luar dari gang dan langsung masuk  ke badan jalan,” ucap M Pasaribu.

Kanit Laka Lantas Polres Madina Aiptu Yakub, menambahkan, selain Desi ada beberapa korban luka parah termasuk supir angdes yang luka di bagian mata, dan kini dibawa ke RSU Padangsidimpuan. Sedangkan penumpang angdes mengalami luka lecet dan luka ringan. Ada juga yang mengalami patah kaki, tetapi dibawa berobat ke ahli pijat. “Yang dirawat saat ini adalah Dewi dan Saripuddin. Sementara yang lain setelah mendapat pengobatan tadi langsung pulang,” tukasnya.

Pantauan METRO, angdes hancur di bagian depan begitu juga sepedamotor semua bodinya hancur dan rangkanya menyatu.

NENEK AKAN PERGI JAUH
Tidak ada tanda-tanda yang dirasa suami korban, Hasan (55). Namun, sebelum berangkat mengantar undangan Marria Raja itu, istrinya Nur Hayati br Pane, masih sempat bermain dengan cucu mereka, Kenny (2). Anehnya, saat itu, Kenny tidak mau digendong  neneknya (Nur Hayati br Pane). Kenny menangis saat mau digendong.

Indadong kejadian songoni muse tanda-tanda sebelum naon, memang nakkin manyogoti pahompui inda ra dihoppa nenekna, tangis sajo asalma dihoppa, sempat idokon neneknai pala inda ra ho uhoppa inda pasuo ita be, kehema nenek dao, ning hadaborukkon. (Tak ada kejadian maupun tanda-tanda sebelumnya, cuma tadi pagi sebelum mengantar undangan pesta itu, cucu kami tak mau digendong neneknya, dan setiap digendong selalu menangis, dan istri saya sempat bilang kalau tidak mau saya gendong, kita tak akan jumpa lagi, nenek akan pergi jauh, Red),”  kenang Hasan sambil menangis.

Hasan mengaku terpukul atas kejadian ini. Menurutnya, mereka memiliki delapan anak. Saat ini hanya ada dua anak yang tinggal bersama mereka. Yang lainnya sudah berkeluarga dan ada di perantauan. “Saya sangat terpukul. Saya sangat sedih. Selama ini kami tinggal bersama dua anak. Semoga arwah istri saya terima di sisi Tuhan. Kami sudah merelakan kepergiannya,” ucapnya.

Desi yang ditemui di ruang Instalasi Gawat Darurat RSU Panyabungan masih belum sadarkan diri. Kepalanya dibalut perban. Dari pengakuan perawat di IGD, Desi mengalami luka parah di bagian kepala, juga luka patah di pergelangan tangan dan kaki. Ada kemungkinan Desi akan dirujuk ke RSU Padang.

“Kami masih menunggu persetujuan keluarga untuk dirujuk. Korban mengalami luka serius di bagian kepala,” ucap salah seorang perawat di IGD RSU Panyabungan. (wan/smg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru