29 C
Medan
Friday, February 21, 2025
spot_img

Pasien Positif Covid-19 Tambah 2 Orang

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Orang yang terpapar Covid-19 di Sumut terus bertambah jumlahnya. Hingga Senin (20/4) sore, tercatat 106 orang positif Covid-19 dengan rincian pemeriksaan PCR 83 orang dan rapid test 23 orang. Jumlah tersebut mengalami peningkatan dibanding hari sebelumnya yang berjumlah 104 orang.

Dari jumlah ini, terdapat 13 orang sembuh dan 10 orang meninggal dunia. Begitu juga dengan jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang kini menjadi 148 orang dari sebelumnya 139 orang. Sedangkan Orang Dalam Pemantauan (ODP) berjumlah 1.749 orang.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Sumut dr Aris Yudhariansyah mengatakan, jika ada penderita Covid-19 yang tinggal di sekitar rumah dan mengalami karantina mandiri, maka perlu diciptakan suasana yang aman. Mereka tidak merasakan perilaku diskriminatif dari warga di sekitarnya. Bahkan, bisa dibantu dengan cara menyediakan kebutuhan sehari-hari selama masa karantina. Namun demikian, dengan tentunya tetap menjaga jarak aman. “Terpapar virus corona bukanlah aib atau kutukan dari Tuhan. Karenanya, stigmatisasi yang mendorong ke tindakan diskriminasi terhadap mereka yang terpapar harus dilawan bersama-sama,” ujar Aris dalam keterangan persnya melalui video streaming.

Aris mengaku, secara prinsip penanganan di bidang kesehatan dilakukan dengan dua mekanisme, pertama, yaitu pengelolaan Covid-19 sebelum rumah sakit. Hal ini dilakukan melalui pemutusan penularan dengan mengedukasi masyarakat menjaga jarak fisik saat berkomunikasi dan tetap tinggal di rumah. Selain itu, memakai masker sampai dengan melaksanakan isolasi mandiri baik perorangan maupun isolasi kelompok.

Upaya ini akan diperkuat dengan penelusuran kontak dekat, kontak tracing dari kasus positif terkonfirmasi yang dirawat di rumah sakit. Kegiatan kontak tracing ini direncanakan Dinas Kesehatan setempat yang sudah tentu akan dibantu oleh aparat pemerintah setempat juga dan para relawan.

“Disinilah peran aparat pemerintahan desa menjadi sangat penting. Keberhasilan upaya ini sangat tergantung pada peran masyarakat dan kerjasama semua perangkat dari desa dan lingkungan keluarga untuk bergotong-royong saling melindungi,” katanya.

Sedangkan prinsip penanganan kedua, sambung dia, adalah pengelolaan rumah sakit dengan mengupayakan secara maksimal penderita Covid-19 mendapatkan layanan yang terbaik, dan petugas kesehatan yang melayaninya pun terlindung dari penularan. “Pemprovsu terus menata pemanfaatan rumah sakit, utamanya 5 rumah sakit rujukan yang telah ditetapkan dalam rangka karantina untuk penderita terkonfirmasi positif dengan kebutuhan layanan perawatan yang intensif mulai dari keluhan ringan, sedang, sampai yang berat. Artinya, penderita dengan keluhan yang tidak memungkinkan untuk melaksanakan isolasi mandiri,” sambung Aris.

Kemudian, lanjut dia, rumah sakit rujukan untuk penanganan Covid-19 yang membutuhkan perawatan intensif. Dengan berbagai macam alat yang dibutuhkan pemerintah terus mendatangkan kebutuhan dan memenuhi peralatan medis serta obat-obatan yang dibutuhkan. “Ini yang harus kita pahami, bahwa kita mampu melaksanakan ini secara gotong-royong,” ucapnya.

Aris menambahkan, Pemprovsu melalui Gugus Tugas Covid-19 Sumut telah mendistribusikan Alat Pelindung Diri (APD) kepada 33 kabupaten/kota dengan rincian 4.825 baju overall, 37.725 masker, dan 35.300 sarung tangan. “APD tersebut diperuntukkan guna membantu lebih kurang 600 pusat kesehatan masyarakat yang tersebar di seluruh kabupaten/kota, sebagai fasilitas pelayanan kesehatan yang bersentuhan langsung kepada masyarakat,” cetusnya.

Ia menegaskan, Sumut harus dapat memutus rantai penularan Covid-19 ini. Untuk itu, pastikan tidak tertular dan tidak menulari dengan tetap tinggal di rumah, mari sebarluaskan penggunaan masker. “Maskerku melindungi kamu, maskermu melindungi aku. Hargai dan bantu mereka yang melaksanakan isolasi mandiri, jangan mendiskriminasi pasien yang sudah sembuh. Keberhasilan membendung penularan Covid-19 akan sangat mempengaruhi beban perawatan di rumah sakit. Semakin banyak yang dirawat akan semakin banyak beban kita untuk menurunkan jumlah kesakitan dan menurunkan jumlah yang meninggal karena Covid-19,” tandasnya. (prn/ris)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Orang yang terpapar Covid-19 di Sumut terus bertambah jumlahnya. Hingga Senin (20/4) sore, tercatat 106 orang positif Covid-19 dengan rincian pemeriksaan PCR 83 orang dan rapid test 23 orang. Jumlah tersebut mengalami peningkatan dibanding hari sebelumnya yang berjumlah 104 orang.

Dari jumlah ini, terdapat 13 orang sembuh dan 10 orang meninggal dunia. Begitu juga dengan jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang kini menjadi 148 orang dari sebelumnya 139 orang. Sedangkan Orang Dalam Pemantauan (ODP) berjumlah 1.749 orang.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Sumut dr Aris Yudhariansyah mengatakan, jika ada penderita Covid-19 yang tinggal di sekitar rumah dan mengalami karantina mandiri, maka perlu diciptakan suasana yang aman. Mereka tidak merasakan perilaku diskriminatif dari warga di sekitarnya. Bahkan, bisa dibantu dengan cara menyediakan kebutuhan sehari-hari selama masa karantina. Namun demikian, dengan tentunya tetap menjaga jarak aman. “Terpapar virus corona bukanlah aib atau kutukan dari Tuhan. Karenanya, stigmatisasi yang mendorong ke tindakan diskriminasi terhadap mereka yang terpapar harus dilawan bersama-sama,” ujar Aris dalam keterangan persnya melalui video streaming.

Aris mengaku, secara prinsip penanganan di bidang kesehatan dilakukan dengan dua mekanisme, pertama, yaitu pengelolaan Covid-19 sebelum rumah sakit. Hal ini dilakukan melalui pemutusan penularan dengan mengedukasi masyarakat menjaga jarak fisik saat berkomunikasi dan tetap tinggal di rumah. Selain itu, memakai masker sampai dengan melaksanakan isolasi mandiri baik perorangan maupun isolasi kelompok.

Upaya ini akan diperkuat dengan penelusuran kontak dekat, kontak tracing dari kasus positif terkonfirmasi yang dirawat di rumah sakit. Kegiatan kontak tracing ini direncanakan Dinas Kesehatan setempat yang sudah tentu akan dibantu oleh aparat pemerintah setempat juga dan para relawan.

“Disinilah peran aparat pemerintahan desa menjadi sangat penting. Keberhasilan upaya ini sangat tergantung pada peran masyarakat dan kerjasama semua perangkat dari desa dan lingkungan keluarga untuk bergotong-royong saling melindungi,” katanya.

Sedangkan prinsip penanganan kedua, sambung dia, adalah pengelolaan rumah sakit dengan mengupayakan secara maksimal penderita Covid-19 mendapatkan layanan yang terbaik, dan petugas kesehatan yang melayaninya pun terlindung dari penularan. “Pemprovsu terus menata pemanfaatan rumah sakit, utamanya 5 rumah sakit rujukan yang telah ditetapkan dalam rangka karantina untuk penderita terkonfirmasi positif dengan kebutuhan layanan perawatan yang intensif mulai dari keluhan ringan, sedang, sampai yang berat. Artinya, penderita dengan keluhan yang tidak memungkinkan untuk melaksanakan isolasi mandiri,” sambung Aris.

Kemudian, lanjut dia, rumah sakit rujukan untuk penanganan Covid-19 yang membutuhkan perawatan intensif. Dengan berbagai macam alat yang dibutuhkan pemerintah terus mendatangkan kebutuhan dan memenuhi peralatan medis serta obat-obatan yang dibutuhkan. “Ini yang harus kita pahami, bahwa kita mampu melaksanakan ini secara gotong-royong,” ucapnya.

Aris menambahkan, Pemprovsu melalui Gugus Tugas Covid-19 Sumut telah mendistribusikan Alat Pelindung Diri (APD) kepada 33 kabupaten/kota dengan rincian 4.825 baju overall, 37.725 masker, dan 35.300 sarung tangan. “APD tersebut diperuntukkan guna membantu lebih kurang 600 pusat kesehatan masyarakat yang tersebar di seluruh kabupaten/kota, sebagai fasilitas pelayanan kesehatan yang bersentuhan langsung kepada masyarakat,” cetusnya.

Ia menegaskan, Sumut harus dapat memutus rantai penularan Covid-19 ini. Untuk itu, pastikan tidak tertular dan tidak menulari dengan tetap tinggal di rumah, mari sebarluaskan penggunaan masker. “Maskerku melindungi kamu, maskermu melindungi aku. Hargai dan bantu mereka yang melaksanakan isolasi mandiri, jangan mendiskriminasi pasien yang sudah sembuh. Keberhasilan membendung penularan Covid-19 akan sangat mempengaruhi beban perawatan di rumah sakit. Semakin banyak yang dirawat akan semakin banyak beban kita untuk menurunkan jumlah kesakitan dan menurunkan jumlah yang meninggal karena Covid-19,” tandasnya. (prn/ris)

spot_img

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

spot_imgspot_imgspot_img

Artikel Terbaru

/