Menyikapi sikap Erry, pengamat politik dan pemerintahan asal Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) Shohibul Anshor Siregar, amat menyesalkan hal tersebut. Apalagi selama ini, menurutnya, kegiatan Erry sejak menjadi Bupati Serdang Bedagai sampai menjabat wagubsu senantiasa diekspos oleh media massa.
“Harusnya dia (Erry) itu mengerti dengan aktualitas media dalam mencari narasumber untuk suatu pemberitaan. Jadi ya memang agak heran juga dengan sikap beliau seperti itu,” ujar Shohibul kepada Sumut Pos, tadi malam.
Shohibul menilai, jawaban yang tidak relevan dilontarkan Erry sungguh tak elok dan etis, mengingat dirinya kini menjadi pemimpin di Sumut meski masih berstatus Plt Gubsu. “Kan bisa saja dijawab dengan normatif. Misalnya, karena itu ranah hukum maka saya tidak kompeten menjelaskan. Atau bisa juga ia delegasikan dengan pejabat yang sesuai dengan bidangnya,” katanya.
Disinggung apakah Erry terlalu berhati-hati dalam memberi penjelasan ke media terkait kasus dugaan penyelewengan bansos ini, mengingat Kejagung hampir merampungkan penyelidikan dan segera mengumumkan tersangka dalam kasus tersebut, menurut dosen Fisipol UMSU ini adalah hal wajar. Meski begitu, tetap saja jawaban tak relevan tersebut tak mencerminkan dirinya selaku pemimpin. Apalagi hal ini menyangkut informasi publik yang memang selayaknya tidak perlu disembunyikan.
“Persoalan bansos inikan sudah menjadi konsumsi publik. Para pembaca surat kabar, pendengar radio dan penonton televisi, pastilah menunggu apa informasi terbaru soal ini. Pada prinsipnya azas keterbukaan inilah yang harus ia tonjolkan. Apalagi Erry pernah mengungkapkan, sebagai pejabat publik harus selalu terbuka dalam menyampaikan informasi,” jelasnya. (prn/gus/rbb)