TEBINGTINGGI- Setelah Sei Padang, kini giliran Sei Bahilang yang membelah jantung Kota Tebingtinggi meluap. Akibatnya, air merendam sebagian pusat pasar tradisional di Tebingtinggi hingga nyaris melumpukan perekonomian kawasan tersebut, Minggu (20/10).
Adapun pasar tradisional yang terendam, Pasar Gambir di Jalan Iskandar Muda, Pasar Inpres di Jalan Gurami dan Pasar Bunga di Jalan MT Haryono serta pusat perdanganan di Jalan Thamrin Kota Tebingtinggi terendam air hingga 50 cm.
Banjir kiriman yang ditimbulkan Sungai Sei Bahilang ini disebabkan di wilayah hulu tepatnya di Kabupaten Simalungun terus di guyur hujan. Debit air yang datang tidak sesuai dengan daya tampung sungai hingga air meluap kepemukiman warga di Kecamatan Padang Hulu dan Kecamatan Tebingtinggi Kota. Diperkirakan 2.000 rumah warga terendam air di beberapa kelurahan padat penduduk.
Jalur inti kota juga sempat macet karena genangan air sedalam 50 cm, seperti Jalan Thamrin, Jalan Iskandar Muda, Jalan MT Haryono dan Jalan Patimura, di mana jalan-jalan tersebut merupakan pusat perekonomian dan bisnis perdangan di Kota Tebingtinggi.
Terparah banjir terjadi di dua kelurahan yaitu Kelurahan Tualang Kecamatan Padang Hulu dan Kelurahan Mandailing Kecamatan Tebingtinggi Kota.
Buk Atik (50) warga Jalan Pulau Sumatera Lingkungan I Kelurahan Tualang, tetap bertahan di rumahnya karena takut kehilangan harta bendanya.
Selain itu, dia tidak mau mengungsi karena bantuan di tenda-tenda pengungsi belum disalurkan Pemko Tebingtinggi.
“Kita tetap bertahan di rumah menjaga barang-barang agar tidak dicuri. Lagi pula dipengungsian, bantuan dari Pemko tidak jelas,” katanya.
Kepala BPBD Kota Tebingtinggi Wahid Sitorus mengaku, tetap melakukan pemantaun debit dua air sungai yang masih belum menunjukan penyusutan, bahkan kondisi Sei Bahilang hingga siang ini terus naik.
Pihaknya mengimbau warga di daerah rawan banjir untuk terus waspada dan segera mengungsi ketempat-tempat aman guna menghidari korban jiwa bila banjir tersebut berlangsung lama.
“Kita terus melakukan pendataan rumah warga yang terendam banjir sekalian mendirikan tenda-tenda pengungsian dan dapur umum. Jumlah rumah yang terendam air selama dua hari ini diperkirakan mencapai 3.000 rumah,” jelasnya. (ian)
Banjir Rendam 2.000 Rumah di Tebingtinggi
TEBINGTINGGI- Setelah Sei Padang, kini giliran Sei Bahilang yang membelah jantung Kota Tebingtinggi meluap. Akibatnya, air merendam sebagian pusat pasar tradisional di Tebingtinggi hingga nyaris melumpukan perekonomian kawasan tersebut, Minggu (20/10).
Adapun pasar tradisional yang terendam, Pasar Gambir di Jalan Iskandar Muda, Pasar Inpres di Jalan Gurami dan Pasar Bunga di Jalan MT Haryono serta pusat perdanganan di Jalan Thamrin Kota Tebingtinggi terendam air hingga 50 cm.
Banjir kiriman yang ditimbulkan Sungai Sei Bahilang ini disebabkan di wilayah hulu tepatnya di Kabupaten Simalungun terus di guyur hujan. Debit air yang datang tidak sesuai dengan daya tampung sungai hingga air meluap kepemukiman warga di Kecamatan Padang Hulu dan Kecamatan Tebingtinggi Kota. Diperkirakan 2.000 rumah warga terendam air di beberapa kelurahan padat penduduk.
Jalur inti kota juga sempat macet karena genangan air sedalam 50 cm, seperti Jalan Thamrin, Jalan Iskandar Muda, Jalan MT Haryono dan Jalan Patimura, di mana jalan-jalan tersebut merupakan pusat perekonomian dan bisnis perdangan di Kota Tebingtinggi.
Terparah banjir terjadi di dua kelurahan yaitu Kelurahan Tualang Kecamatan Padang Hulu dan Kelurahan Mandailing Kecamatan Tebingtinggi Kota.
Buk Atik (50) warga Jalan Pulau Sumatera Lingkungan I Kelurahan Tualang, tetap bertahan di rumahnya karena takut kehilangan harta bendanya.
Selain itu, dia tidak mau mengungsi karena bantuan di tenda-tenda pengungsi belum disalurkan Pemko Tebingtinggi.
“Kita tetap bertahan di rumah menjaga barang-barang agar tidak dicuri. Lagi pula dipengungsian, bantuan dari Pemko tidak jelas,” katanya.
Kepala BPBD Kota Tebingtinggi Wahid Sitorus mengaku, tetap melakukan pemantaun debit dua air sungai yang masih belum menunjukan penyusutan, bahkan kondisi Sei Bahilang hingga siang ini terus naik.
Pihaknya mengimbau warga di daerah rawan banjir untuk terus waspada dan segera mengungsi ketempat-tempat aman guna menghidari korban jiwa bila banjir tersebut berlangsung lama.
“Kita terus melakukan pendataan rumah warga yang terendam banjir sekalian mendirikan tenda-tenda pengungsian dan dapur umum. Jumlah rumah yang terendam air selama dua hari ini diperkirakan mencapai 3.000 rumah,” jelasnya. (ian)