26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Bos Perempuan ‘Lebih Stress’ dari lelaki

Keputusan-keputusan terkait pemecatan atau penentuan gaji membuat potensi depresi meningkat.
Keputusan-keputusan terkait pemecatan atau penentuan gaji membuat potensi depresi meningkat.

SUMUTPOS.co – Perempuan lebih cenderung menunjukkan gejala depresi ketika menempati posisi atasan di kantor, menurut ilmuwan AS.

Pada lelaki, kekuasaan, seperti kemampuan untuk mempekerjakan dan memecat pegawai, mengurangi gejala depresi, kata penelitian yang dilakukan University of Texas, Austin itu.

Riset yang diterbitkan di Journal of Health and Social Behaviour tersebut merupakan hasil penelitian terhadap 2.800 pria dan wanita usia paruh baya.

Peneliti menanyakan kepada peserta riset tentang kekuasaan di tempat kerja dan jumlah hari dalam seminggu terakhir mereka mengalami gejala depresi, termasuk merasa sedih dan berpikir hidup adalah sebuah kegagalan.

Ketika pekerjaan meliputi mempekerjakan, memecat dan menentukan gaji pegawai, depresi perempuan diprediksi meningkat hingga 9%.

Sedangkan tingkat depresi pada lelaki justru berkurang 10%.

 

BANYAK TEKANAN

Seorang ahli mengatakan studi itu menunjukkan kebutuhan akan lebih banyak perempuan di posisi otoritas dalam beragam profesi.

Peneliti Tetyana Pudrovska mengatakan, “perempuan-perempuan ini memiliki pendidikan, pendapatan tinggi, pekerjaan kelas tinggi, dan kekuasaan dibandingkan prempuan lainnya.”

“Tapi, mereka memiliki keadaan mental yang lebih lemah.”

Pudrovska katanya bos perempuan harus berurusan dengan ketegangan interpersonal, interaksi sosial yang negatif dan stereotip, prasangka, isolasi sosial, serta perlawanan dari bawahan, rekan kerja dan atasan.

Tekanan ini membuat perempuan di level atas membutuhkan sosok perempuan panutan. (BBC)

Keputusan-keputusan terkait pemecatan atau penentuan gaji membuat potensi depresi meningkat.
Keputusan-keputusan terkait pemecatan atau penentuan gaji membuat potensi depresi meningkat.

SUMUTPOS.co – Perempuan lebih cenderung menunjukkan gejala depresi ketika menempati posisi atasan di kantor, menurut ilmuwan AS.

Pada lelaki, kekuasaan, seperti kemampuan untuk mempekerjakan dan memecat pegawai, mengurangi gejala depresi, kata penelitian yang dilakukan University of Texas, Austin itu.

Riset yang diterbitkan di Journal of Health and Social Behaviour tersebut merupakan hasil penelitian terhadap 2.800 pria dan wanita usia paruh baya.

Peneliti menanyakan kepada peserta riset tentang kekuasaan di tempat kerja dan jumlah hari dalam seminggu terakhir mereka mengalami gejala depresi, termasuk merasa sedih dan berpikir hidup adalah sebuah kegagalan.

Ketika pekerjaan meliputi mempekerjakan, memecat dan menentukan gaji pegawai, depresi perempuan diprediksi meningkat hingga 9%.

Sedangkan tingkat depresi pada lelaki justru berkurang 10%.

 

BANYAK TEKANAN

Seorang ahli mengatakan studi itu menunjukkan kebutuhan akan lebih banyak perempuan di posisi otoritas dalam beragam profesi.

Peneliti Tetyana Pudrovska mengatakan, “perempuan-perempuan ini memiliki pendidikan, pendapatan tinggi, pekerjaan kelas tinggi, dan kekuasaan dibandingkan prempuan lainnya.”

“Tapi, mereka memiliki keadaan mental yang lebih lemah.”

Pudrovska katanya bos perempuan harus berurusan dengan ketegangan interpersonal, interaksi sosial yang negatif dan stereotip, prasangka, isolasi sosial, serta perlawanan dari bawahan, rekan kerja dan atasan.

Tekanan ini membuat perempuan di level atas membutuhkan sosok perempuan panutan. (BBC)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/