LUBUKPAKAM, SUMUTPOS.CO – Aliran sungai yang mengarah ke alur laut di Desa Paluh Sibaji, Kecamatan Pantailabu, Kabupaten Deliserdang, dibendung dengan coran beton. Akibatnya, puluhan hektar areal persawahan yang berada di Desa Denai Sarang Burung (bersebelahan Desa Paluh Sibaji-red) mengalami banjir dan petani terancam gagal tanam.
Raziman (61), seorang warga mengatakan, puluhan hektar areal persawahan milik warga Desa Denai Sarang Burung tidak bisa ditanami padi karena terendam banjir. “Kami tak tahu, siapa yang membendung sungai itu. Akibat dibendungnya sungai itu, bila hujan turun, air sungai meluap dan membanjiri sawah milik warga Desa Denai Sarang Burung dan warga tidak dapat bercocok tanam,” kesal Raziman yang bekerja sebagai petani ini, kemarin.
Ditambahkannya, dibendungnya sungai itu telah dilaporkan kepada kepala desa setempat. Namun hingga kini belum ada tindaklanjutnya.”Disebut-sebut sungai itu dibendung agar arus balik air laut tidak masuk ke sungai tersebut. Sepertinya hal itu sudah akal-akalan untuk kepentingan orang tertentu saja,” ucapnya.
Senada dikatakan petani lainnya Siti Arman Nasution (60), sejak dibendungnya sungai itu lahan persawahan miliknya yang digenangi luapan air sungai tidak dapat ditanam padi. Padahal, bibit padi yang disemainya sudah waktunya untuk ditanam.
“Bila tidak menanam padi, bagaimana kami bisa makan. Sebab bersawah merupakan mata pencarian kami. Diharapkan, Pemkab Deliserdang dapat peduli dengan nasib yang sedang kami alami. Kalau bendungan itu dibongkar, tentu air sungai tidak membanjiri lahan persawahan kami, dan pasti kami bisa menanam padi,” harap Siti. (btr)
LUBUKPAKAM, SUMUTPOS.CO – Aliran sungai yang mengarah ke alur laut di Desa Paluh Sibaji, Kecamatan Pantailabu, Kabupaten Deliserdang, dibendung dengan coran beton. Akibatnya, puluhan hektar areal persawahan yang berada di Desa Denai Sarang Burung (bersebelahan Desa Paluh Sibaji-red) mengalami banjir dan petani terancam gagal tanam.
Raziman (61), seorang warga mengatakan, puluhan hektar areal persawahan milik warga Desa Denai Sarang Burung tidak bisa ditanami padi karena terendam banjir. “Kami tak tahu, siapa yang membendung sungai itu. Akibat dibendungnya sungai itu, bila hujan turun, air sungai meluap dan membanjiri sawah milik warga Desa Denai Sarang Burung dan warga tidak dapat bercocok tanam,” kesal Raziman yang bekerja sebagai petani ini, kemarin.
Ditambahkannya, dibendungnya sungai itu telah dilaporkan kepada kepala desa setempat. Namun hingga kini belum ada tindaklanjutnya.”Disebut-sebut sungai itu dibendung agar arus balik air laut tidak masuk ke sungai tersebut. Sepertinya hal itu sudah akal-akalan untuk kepentingan orang tertentu saja,” ucapnya.
Senada dikatakan petani lainnya Siti Arman Nasution (60), sejak dibendungnya sungai itu lahan persawahan miliknya yang digenangi luapan air sungai tidak dapat ditanam padi. Padahal, bibit padi yang disemainya sudah waktunya untuk ditanam.
“Bila tidak menanam padi, bagaimana kami bisa makan. Sebab bersawah merupakan mata pencarian kami. Diharapkan, Pemkab Deliserdang dapat peduli dengan nasib yang sedang kami alami. Kalau bendungan itu dibongkar, tentu air sungai tidak membanjiri lahan persawahan kami, dan pasti kami bisa menanam padi,” harap Siti. (btr)