25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Sumut Siap Laksanakan Vaksinasi Covid-19, BBPOM: Instalasi Farmasi Sudah Siap

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Secara umum, kabupaten/kota di Sumatera Utara (Sumut) telah siap melaksanakan program vaksinasi Covid-19 karena umumnya sudah memiliki instalasi farmasi yang kuat dengan alat-alat pendukungnya. Dengan begitu, ketika vaksin sudah siap, maka pendistribusiannya diharapkan tidak sampai terlambat.

VAKSIN: Relawan dan tenaga kesehatan melakukan simulasi uji klinis vaksin Covid-19 di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat.
VAKSIN: Relawan dan tenaga kesehatan melakukan simulasi uji klinis vaksin Covid-19 di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat.

Kepala BBPOM di Medan, I Gusti Ngurah Bagus Kusuma Dewa mengatakan, sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan POM di daerah, pihaknya berperan dalam melakukan pemantauan kesiapan proses vaksinasi tersebut. Salah satunya, adalah melakukan pemantauan terhadap seluruh instalasi farmasi (gudang farmasi) yang tersedia di Sumut.

Pemantauan kesiapan ini dilakukan dalam setiap koordinasi dan pertemuan yang telah dilaksanakan bersama petinggi di kabupaten/kota. Secara lebih teknis lagi, pihaknya juga melakukan pemantauan langsung ke instalasi farmasi tersebut. “Dengan begitu, nantinya diharapkan ketika vaksin sudah siap maka kita sudah memiliki peta dan jangan sampai pendistribusiannya terlambat. Tapi, saya kira di Sumut tidak ada masalah karena jejaringnya sudah kuat,” kata Bagus kepada wartawan, Jumat (20/11).

Kendati demikian, Bagus mengakui yang perlu diantisipasi adalah ketika distribusi vaksin dilakukan ada dalam volume yang besar. Untuk itu, agar over kapasitas tidak sampai terjadi maka perlu dilakukan pemantauan yang lebih intensif lagi. ”Misalnya, ada satu daerah yang kesulitan melakukan penyimpanan vaksin. Makanya, ini yang akan kita komunikasikan,” ujarnya.

Meski begitu, lanjut Bagus, secara umum, kabupaten/kota di Sumut rata-rata memang telah menyatakan kesiapannya karena sudah memiliki instalasi farmasi dengan alat-alat pendukungnya. Hal ini diketahui setelah melakukan audiensi atau pertemuan dengan beberapa pimpinan daerah di Sumut. “Apalagi, selama ini kan sudah ada mekanismenya. Sebab, vaksin tidak hanya dilakukan pada saat pandemi ini saja,” sebut dia.

Bagus juga mengaku, pihaknya telah bertanya ke Dinas Kesehatan Sumut terkait kesiapan vaksinasi Covid-19 tersebut. Masalah volume instalasi farmasi memang menjadi hal perlu mendapatkan perhatian. ”Meski kita memang belum tahu bagaimana tahapan distribusinya nanti. Tapi, yang namanya vaksin harus segera disuntikan,” ucapnya.

Dia menambahkan, kata kunci dari pemberian obat ataupun makanan tidak hanya bermutu dan berkhasiat saja. Melainkan, juga harus aman. Untuk itu, sejalan dengan penyimpanan, kesiapan tenaga kesehatan juga harus sejalan. ”Begitupun, kami juga akan terus memberikan informasi kepada masyarakat melalui komunikasi informasi edukasi, terutama terkait perkembangan vaksin yang terjadi secara dinamis,” tukasnya.

Diberitakan sebelumnya, rencana vaksinasi Covid-19 yang dijadwalkan pada November ini kemungkinan besar tertunda, termasuk di Sumatera Utara (Sumut). Hal ini lantaran vaksin yang akan digunakan harus terdaftar dan disetujui oleh Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO).

Juru Bicara (Jubir) Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Sumut dr Aris Yudhariansyah mengaku, sejauh ini pihaknya belum dapat mengomentari penundaan vaksinasi Covid-19 tersebut. Sebab, pada dasarnya Sumut masih menunggu surat pemberitahuan lanjutan yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI. “Surat dari kemenkes kan belum ada, jadi kita masih menunggu surat lanjutannya itu,” ujar Aris yang juga Sekretaris Dinas Kesehatan Sumut, Kamis (19/11).

Aris menyebutkan, meski belum mendapat surat lanjutan dari Kemenkes terkait program vaksinasi Covid-19, langkah-langkah persiapan telah dilakukan di Sumut. Salah satu persiapannya adalah melatih vaksinator untuk pelaksanaannya. “Sejauh ini belum ada hambatan berarti, semua berjalan lancar,” ucap dia.

Disebutkan Aris, pemberian vaksin sebetulnya bukan untuk mengatasi pandemi yang terjadi. Melainkan, menciptakan imunitas atau kekebalan tubuh. “Sama halnya dengan vaksin yang diberikan pada polio atau BCG. Dengan pemberian vaksin, bukan berarti virusnya hilang. Virus (corona) bakal tetap ada, cuma masyarakatnya sudah kebal,” sebutnya.

Menurut dia, dengan pemberian vaksin, diyakini dapat menghentikan era pandemi. Setelah vaksinasi nantinya, kasus-kasus baru Covid-19 yang ditemukan, hanya dalam tingkatan KLB, wabah atau epidemi saja. “Pandemi itu kan wabah yang sudah melewati batas negara. Jadi kita berharap pandemi ini usai setelah vaksinasi massal nanti dilakukan,” tandas Aris.

Diketahui, imunisasi Covid-19 nantinya akan diberikan kepada kelompok rentan, mulai usia 18-59 tahun terutama terdiri dari para tenaga kesehatan (nakes), asisten tenaga kesehatan dan tenaga penunjang pada fasilitas pelayanan kesehatan.

Sedangkan pada kelompok prioritas lainnya, sambung Aris, yang ditetapkan berdasarkan kajian epidemiologi dan kebijakan operasional imunisasi Covid-19, diberikan kepada petugas pelayanan publik, yakni petugas yang berhadapan langsung dengan masyarkat, seperti TNI-Polri, petugas bandara, petugas stasiun kereta api, petugas pelabuhan, pemadam kebakaran, petugas PLN dan PAM yang bertugas di lapangan.

Selanjutnya, untuk kelompok risiko tinggi lainnya, yaitu kelompok pekerja yang merupakan kelompok usia produktif dan berkontrobusi pada sektor perekonomian dan pendidikan, serta penduduk yang tinggal di tempat berisiko seperti kawasan padat penduduk. Lalu, para kontak erat Covid-19, yaitu orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus probable atau konfirmasi. Berikutnya, administrator pemerintahan dalam bidang pelayanan publik.

Untuk estimasi sasaran imunisasi Covid-19 di Sumut berjumlah 8.232.718 jiwa. Jumlah ini terdiri dari tenaga kesehatan dan petugas pendukung lainnya yang bekerja di Fasyankes, yakni sipil 31.634 orang, TNI 582 orang, dan Polri 448 orang. Selanjutnya, petugas pelayanan publik terdiri dari Satpol PP 7.335 orang, TNI 19.631 orang, Polri 19.598 orang, dan lainnya 775.704 orang. Beirkutnya, anggota BPJS PBI 4.951.731 orang, serta masyarkat dan pelaku ekonomi lainnya sebanyak 2.426.054 orang. (ris)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Secara umum, kabupaten/kota di Sumatera Utara (Sumut) telah siap melaksanakan program vaksinasi Covid-19 karena umumnya sudah memiliki instalasi farmasi yang kuat dengan alat-alat pendukungnya. Dengan begitu, ketika vaksin sudah siap, maka pendistribusiannya diharapkan tidak sampai terlambat.

VAKSIN: Relawan dan tenaga kesehatan melakukan simulasi uji klinis vaksin Covid-19 di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat.
VAKSIN: Relawan dan tenaga kesehatan melakukan simulasi uji klinis vaksin Covid-19 di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat.

Kepala BBPOM di Medan, I Gusti Ngurah Bagus Kusuma Dewa mengatakan, sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan POM di daerah, pihaknya berperan dalam melakukan pemantauan kesiapan proses vaksinasi tersebut. Salah satunya, adalah melakukan pemantauan terhadap seluruh instalasi farmasi (gudang farmasi) yang tersedia di Sumut.

Pemantauan kesiapan ini dilakukan dalam setiap koordinasi dan pertemuan yang telah dilaksanakan bersama petinggi di kabupaten/kota. Secara lebih teknis lagi, pihaknya juga melakukan pemantauan langsung ke instalasi farmasi tersebut. “Dengan begitu, nantinya diharapkan ketika vaksin sudah siap maka kita sudah memiliki peta dan jangan sampai pendistribusiannya terlambat. Tapi, saya kira di Sumut tidak ada masalah karena jejaringnya sudah kuat,” kata Bagus kepada wartawan, Jumat (20/11).

Kendati demikian, Bagus mengakui yang perlu diantisipasi adalah ketika distribusi vaksin dilakukan ada dalam volume yang besar. Untuk itu, agar over kapasitas tidak sampai terjadi maka perlu dilakukan pemantauan yang lebih intensif lagi. ”Misalnya, ada satu daerah yang kesulitan melakukan penyimpanan vaksin. Makanya, ini yang akan kita komunikasikan,” ujarnya.

Meski begitu, lanjut Bagus, secara umum, kabupaten/kota di Sumut rata-rata memang telah menyatakan kesiapannya karena sudah memiliki instalasi farmasi dengan alat-alat pendukungnya. Hal ini diketahui setelah melakukan audiensi atau pertemuan dengan beberapa pimpinan daerah di Sumut. “Apalagi, selama ini kan sudah ada mekanismenya. Sebab, vaksin tidak hanya dilakukan pada saat pandemi ini saja,” sebut dia.

Bagus juga mengaku, pihaknya telah bertanya ke Dinas Kesehatan Sumut terkait kesiapan vaksinasi Covid-19 tersebut. Masalah volume instalasi farmasi memang menjadi hal perlu mendapatkan perhatian. ”Meski kita memang belum tahu bagaimana tahapan distribusinya nanti. Tapi, yang namanya vaksin harus segera disuntikan,” ucapnya.

Dia menambahkan, kata kunci dari pemberian obat ataupun makanan tidak hanya bermutu dan berkhasiat saja. Melainkan, juga harus aman. Untuk itu, sejalan dengan penyimpanan, kesiapan tenaga kesehatan juga harus sejalan. ”Begitupun, kami juga akan terus memberikan informasi kepada masyarakat melalui komunikasi informasi edukasi, terutama terkait perkembangan vaksin yang terjadi secara dinamis,” tukasnya.

Diberitakan sebelumnya, rencana vaksinasi Covid-19 yang dijadwalkan pada November ini kemungkinan besar tertunda, termasuk di Sumatera Utara (Sumut). Hal ini lantaran vaksin yang akan digunakan harus terdaftar dan disetujui oleh Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO).

Juru Bicara (Jubir) Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Sumut dr Aris Yudhariansyah mengaku, sejauh ini pihaknya belum dapat mengomentari penundaan vaksinasi Covid-19 tersebut. Sebab, pada dasarnya Sumut masih menunggu surat pemberitahuan lanjutan yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI. “Surat dari kemenkes kan belum ada, jadi kita masih menunggu surat lanjutannya itu,” ujar Aris yang juga Sekretaris Dinas Kesehatan Sumut, Kamis (19/11).

Aris menyebutkan, meski belum mendapat surat lanjutan dari Kemenkes terkait program vaksinasi Covid-19, langkah-langkah persiapan telah dilakukan di Sumut. Salah satu persiapannya adalah melatih vaksinator untuk pelaksanaannya. “Sejauh ini belum ada hambatan berarti, semua berjalan lancar,” ucap dia.

Disebutkan Aris, pemberian vaksin sebetulnya bukan untuk mengatasi pandemi yang terjadi. Melainkan, menciptakan imunitas atau kekebalan tubuh. “Sama halnya dengan vaksin yang diberikan pada polio atau BCG. Dengan pemberian vaksin, bukan berarti virusnya hilang. Virus (corona) bakal tetap ada, cuma masyarakatnya sudah kebal,” sebutnya.

Menurut dia, dengan pemberian vaksin, diyakini dapat menghentikan era pandemi. Setelah vaksinasi nantinya, kasus-kasus baru Covid-19 yang ditemukan, hanya dalam tingkatan KLB, wabah atau epidemi saja. “Pandemi itu kan wabah yang sudah melewati batas negara. Jadi kita berharap pandemi ini usai setelah vaksinasi massal nanti dilakukan,” tandas Aris.

Diketahui, imunisasi Covid-19 nantinya akan diberikan kepada kelompok rentan, mulai usia 18-59 tahun terutama terdiri dari para tenaga kesehatan (nakes), asisten tenaga kesehatan dan tenaga penunjang pada fasilitas pelayanan kesehatan.

Sedangkan pada kelompok prioritas lainnya, sambung Aris, yang ditetapkan berdasarkan kajian epidemiologi dan kebijakan operasional imunisasi Covid-19, diberikan kepada petugas pelayanan publik, yakni petugas yang berhadapan langsung dengan masyarkat, seperti TNI-Polri, petugas bandara, petugas stasiun kereta api, petugas pelabuhan, pemadam kebakaran, petugas PLN dan PAM yang bertugas di lapangan.

Selanjutnya, untuk kelompok risiko tinggi lainnya, yaitu kelompok pekerja yang merupakan kelompok usia produktif dan berkontrobusi pada sektor perekonomian dan pendidikan, serta penduduk yang tinggal di tempat berisiko seperti kawasan padat penduduk. Lalu, para kontak erat Covid-19, yaitu orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus probable atau konfirmasi. Berikutnya, administrator pemerintahan dalam bidang pelayanan publik.

Untuk estimasi sasaran imunisasi Covid-19 di Sumut berjumlah 8.232.718 jiwa. Jumlah ini terdiri dari tenaga kesehatan dan petugas pendukung lainnya yang bekerja di Fasyankes, yakni sipil 31.634 orang, TNI 582 orang, dan Polri 448 orang. Selanjutnya, petugas pelayanan publik terdiri dari Satpol PP 7.335 orang, TNI 19.631 orang, Polri 19.598 orang, dan lainnya 775.704 orang. Beirkutnya, anggota BPJS PBI 4.951.731 orang, serta masyarkat dan pelaku ekonomi lainnya sebanyak 2.426.054 orang. (ris)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/