29 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Usia 12 Tahun, Anak Ini Mau Start dari Kelas Satu SD

Foto: Dame/Sumut Pos Rizky Fadilla (berbaring), diapit ayah dan ibunya, sesaat usai operasi katarak gratis di Rumkit Putri Hijau Medan, Rabu (14/12/2016).
Foto: Dame/Sumut Pos
Rizky Fadilla (berbaring), diapit ayah dan ibunya, sesaat usai operasi katarak gratis di Rumkit Putri Hijau Medan, Rabu (14/12/2016).

“Dokter bilang bisa dioperasi. Tapi biayanya Rp25 juta. Biar lebih terjangkau, kami disarankan mengurus BPJS. Tapi sampai sekarang belum sempat kami urus. Untunglah kami mendapat info dari pak Koramil tentang operasi katarak gratis yang digelar di RS Tentara Padangsidimpuan,” sebut Zainuhri.

Tgl 7 Desember lalu, mereka bertolak ke Psp. Namun hasil pemeriksaan menyebutkan, katarak di mata Rizky sudah keras. Ia disarankan untuk dioperasi di baksos katarak lanjutan di Rumkit Putri Hijau Medan, yang peralatannya lebih lengkap.

Demi kesembuhan Rizky, mereka mengiyakan.

Tanggal 14 Desember lalu, Rizky akhirnya dioperasi katarak gratis atas biaya dari Tambang Emas Martabe.

Hasilnya lumayan. Terbukti, saat keesokan harinya perban penutup matanya dibuka, ia bisa melihat. Sayang, tidak terlalu terang. Hanya bisa melihat paling jauh dua meter.

“Kata dokter, syaraf matanya sudah agak malas karena dibiarkan tak terpakai selama 12 tahun. Begitupun, dokter mengatakan penglihatannya bisa dibantu dengan kaca mata,” kata ibunya, menirukan pernyataan dokter.

Apa harapannya setelah bisa melihat kembali?
“Sekolah,” jawab Rizky pendek. Kemudian kembali membisu.

Ibunya menambahkan, mereka akan segera mencarikan sekolah dasar untuk Rizky, sekembali mereka ke Palas.

“Ada SD dekat rumah. Setelah bisa melihat, anak saya bilang mau sekolah mulai dari kelas 1 SD. Yang penting bisa membaca dan berhitung dulu. Lainnya menyusul,” jawab ibunya mewakili Rizky.

Rizky yang hanya banyak mendengarkan kemudian buka suara. “Napa mataku masih ditutup?” tanyanya.

Mamanya pun menjelaskan, mata ditutup sementara agar obat tetes mata lebih efektif bekerja.

Ditanya apakah Rizky selalu sependiam itu, ayahnya tertawa dan berkata tidak. Bahkan di rumah, Rizky hobby bernyanyi di kamar mandi. “Suaranya lumayan,” kekeh ayahnya.

Menutup pembicaraan, sang ayah mengucapkan banyak terima kasih kepada Allah, atas kesembuhan katarak yang diderita anaknya. “Dan kepada Tambang Emas Martabe, ANV, dan bapak-bapak tentara… terima kasih semuanya,” ungkapnya dengan wajah berseri. (mea)

Foto: Dame/Sumut Pos Rizky Fadilla (berbaring), diapit ayah dan ibunya, sesaat usai operasi katarak gratis di Rumkit Putri Hijau Medan, Rabu (14/12/2016).
Foto: Dame/Sumut Pos
Rizky Fadilla (berbaring), diapit ayah dan ibunya, sesaat usai operasi katarak gratis di Rumkit Putri Hijau Medan, Rabu (14/12/2016).

“Dokter bilang bisa dioperasi. Tapi biayanya Rp25 juta. Biar lebih terjangkau, kami disarankan mengurus BPJS. Tapi sampai sekarang belum sempat kami urus. Untunglah kami mendapat info dari pak Koramil tentang operasi katarak gratis yang digelar di RS Tentara Padangsidimpuan,” sebut Zainuhri.

Tgl 7 Desember lalu, mereka bertolak ke Psp. Namun hasil pemeriksaan menyebutkan, katarak di mata Rizky sudah keras. Ia disarankan untuk dioperasi di baksos katarak lanjutan di Rumkit Putri Hijau Medan, yang peralatannya lebih lengkap.

Demi kesembuhan Rizky, mereka mengiyakan.

Tanggal 14 Desember lalu, Rizky akhirnya dioperasi katarak gratis atas biaya dari Tambang Emas Martabe.

Hasilnya lumayan. Terbukti, saat keesokan harinya perban penutup matanya dibuka, ia bisa melihat. Sayang, tidak terlalu terang. Hanya bisa melihat paling jauh dua meter.

“Kata dokter, syaraf matanya sudah agak malas karena dibiarkan tak terpakai selama 12 tahun. Begitupun, dokter mengatakan penglihatannya bisa dibantu dengan kaca mata,” kata ibunya, menirukan pernyataan dokter.

Apa harapannya setelah bisa melihat kembali?
“Sekolah,” jawab Rizky pendek. Kemudian kembali membisu.

Ibunya menambahkan, mereka akan segera mencarikan sekolah dasar untuk Rizky, sekembali mereka ke Palas.

“Ada SD dekat rumah. Setelah bisa melihat, anak saya bilang mau sekolah mulai dari kelas 1 SD. Yang penting bisa membaca dan berhitung dulu. Lainnya menyusul,” jawab ibunya mewakili Rizky.

Rizky yang hanya banyak mendengarkan kemudian buka suara. “Napa mataku masih ditutup?” tanyanya.

Mamanya pun menjelaskan, mata ditutup sementara agar obat tetes mata lebih efektif bekerja.

Ditanya apakah Rizky selalu sependiam itu, ayahnya tertawa dan berkata tidak. Bahkan di rumah, Rizky hobby bernyanyi di kamar mandi. “Suaranya lumayan,” kekeh ayahnya.

Menutup pembicaraan, sang ayah mengucapkan banyak terima kasih kepada Allah, atas kesembuhan katarak yang diderita anaknya. “Dan kepada Tambang Emas Martabe, ANV, dan bapak-bapak tentara… terima kasih semuanya,” ungkapnya dengan wajah berseri. (mea)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/