BESITANG, SUMUTPOS.CO – Bagi pria gondrong, tampakanya harus mulai berhati-hati, saat bepergian ke hutan. Jangan sampai bernasib sama dengan Mahadi Berutu (36). Dia nyaris diperkosa orangutan saat mencari ikan di pinggiran hutan TNGL Besitang.
Peristiwa nahas sekaligus memalukan itu terjadi saat Mahadi asyik memancing di sana sekitar 2 minggu lalu. Nah, awak koran ini sendiri mengetahui kejadian itu, saat Mahadi menemani temannya yang berurusan di Polres Langkat, kemarin (21/1). Terlihat, jari manis kirinya putus dan lukanya juga masih tampak basah.
“Kenapa jarinya Bang?” tanya kru koran ini saat melihat Mahadi duduk di depan SPK Polres Langkat bersama sejumlah temannya. ”Inilah kalau berkelahi dengan orang yang tak bisa dilaporkan ke polisi Bang, jadi korban sendiri,” ujar Mahadi tersenyum kecil.
Awalnya, awak koran ini belum nyambung dengan ucapannya. “Orang mana pula yang tak bisa dilaporkan?” tanya POSMETRO.
Mahadi memulai kisah yang tak akan dilupakannya selama hidupnya. Cerita Mahadi, aksi brutal binatang tadi berawal dari kepergianya ke kawasan hutan TNGL di daerah Besitang untuk mencari ikan.
“Waktu itu aku pergi sendiri mencari ikan di sungai dekat hutan TNGL sana,“ katanya.
Tiba di hutan tersebut, Mahadi mengamati aliran sungai sembari mencari lokasi yang tepat untuk melemparkan kailnya. Setelah menemukan lubuk yang dianggap banyak ikannya, Mahadi langsung melemparkan kailnya.
Dengan penuh kesabaran, Mahadi menunggu sambil memandang fokus pada ujung joran kailnya. Tak disadari pria berambut gondrong sebahu itu, saat dia serius dengan pancingnya, dari balik semak-semak ada orangutan yang mengawasinya.
Mahadi kaget bukan kepalang. Mendadak orangutan itu menerkamnya dari belakang. “Mungkin dipikir orang utan itu, kawan ini perempuan. Soalnya waktu itu rambutnya panjang. Makanya dia diterkam dari belakang,“ sambung Silaban (50), rekan Mahadi yang duduk di sampingnya menahan tawa.
Diakuinya juga, orangutan memang kerap bertingkah nakal bila melihat perempuan. Diduga, orang utan itu sudah tak kuat menahan nafsu. Makanya begitu melihat orang seperti perempuan, langsung menerkam dan berniat menyetubuhinya.
Mahadi awalnya menyangka dia dikerjai perampok. Namun dugaannya salah. Mahadi langsung melakukan perlawanan. Saat itulah dia melihat kalau yang menerkamnya itu bukan manusia, namun orangutan. Tak mau konyol, Mahadi melawan. Sekuat tenaga dia coba menjauhkan orang utan yang terus berusaha menerkamnya.
“Wah pokoknya ngerilah pertarunganya, di jari tanganku ini ada cincinnya, sampek hancur jari tanganku ini ditarik dan digigit sama orang utan itu. Mirip yang di Bukit Lawang itulah. Tengoklah, kayak gini inilah jadinya,” ujar Mahadi sambil membuka kain hitam pembalut luka tangannya.
Namun, Mahadi memohon agar dia tak difoto. “Kalau tanganku ini abang foto nggak apa-apa, kalau sama orangnya malu aku,” pintanya sambil membuangkan wajahnya ke samping.
MAHADI POTONG RAMBUT
Sehari pasca kejadian yang membuat jarinya putus, Mahadi langsung bereaksi. Dia tak mau kejadian serupa terulang. Maklum, Mahadi kerap bepergian memancing ke kawasan hutan, jauh dari keramaian. Bahkan, dia juga sedikit trauma.
Makanya, begitu lukanya diobati, Mahadi langsung memotong rambut. Dia tak mau dianggap seperti wanita lagi. Gayanya berubah total. Selama ini, dia terlihat berambut panjang, namun kemarin (21/1), seperti penuturannya, sudah bermabut pendek. Ibaratnya, Mahadi buang sial.
KISAH ORANG UTAN DILACURKAN
Sebelumnya jejaring sosial Twitter diramaikan dengan kabar Orangutan asal wilayah Kerengpangi, Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah dijadikan pelacur melayani nafsu bejat banyak lelaki di tempat itu.
Peristiwa ini terjadi lima tahun lalu (2007). Pony nama orangutan itu hidup di tengah-tengah lokalisasi di Kerengpangi. Dia dipelihara oleh seorang gundik tidak disebutkan namanya. Sekitar umur lima tahun Pony mulai diajarkan melayani para pencari kenikmatan.
Berdasarkan wawancara vice.com dengan direktur Organisasi Penyelamatan Orangutan Borneo Michelle Desilets, keadaan Pony sangat mengenaskan saat diselamatkan dari tempat prostitusi itu. Dia dirantai, tiduran di atas matras, dan semua bulunya dicukur.
Pony seolah telah dilatih menjadi pelacur. Jika ada lelaki berjalan mendekatinya dia langsung bergaya seperti menjajakan diri. Gundiknya mengatakan Pony menjadi bintang di rumah bordilnya. Pendapatan gundik itu jadi berlipat-lipat dan dia pun dianggap sebagai keberuntungan sebab si gundik selalu menang judi togel jika ada Pony.
Para tamu pun menyukai Pony. Mereka bisa saja memilih pelacur manusia namun banyak juga bercinta dengan orangutan itu. Agar nyaman seluruh bulu Pony digunduli. Pony jadi sering digigit nyamuk dan kulitnya iritasi bahkan berjerawat.
Butuh tahunan menyelamatkan Pony dari tempat itu. warga lokal tidak menyerahkan Pony begitu saja pada Organisasi Penyelamatan Orangutan Borneo. Mereka menghadang dengan senjata, dan pisau beracun.
Saat Pony direbut dari gundiknya, sang gundik histeris dan menyebut para pegiat sebagai binatang tidak berperikemanusiaan sebab telah memisahkan seolah ibu dan anak. “Paling membuat saya miris, tidak ada hukum di Indonesia mengatur hal ini. Mereka masih bebas berkeliaran tanpa dihukum atas apa yang mereka lakukan,” ujar Desilets.
Meski berita lama namun penggemar Twitter banyak baru mengetahuinya. Banyak orang mengatakan manusia memang sudah sakit di segala tingkatan. (dw/joe/bbs/bud)