25 C
Medan
Monday, June 17, 2024

Pemko Tebingtinggi Kembali Gelar Pasar Pengendalian Harga Beras, Pedagang Masih Jual di Atas HET

TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO – Meski wilayah hiterland Kota Tebingtinggi seperti Kabupaten Serdangbedagai (Sergai) sudah memasuki masa panen raya, harga beras di Kota Tebingtinggi masih dijual di atas harga eceran tertinggi (HET) Rp113.300 per 10 kilogram.

Pantauan di pasar tradisional yang ada di Kota Tebingtinggi, harga beras di sejumlah pedagang untuk ukuran 10 kilogram masih mencapai Rp130.000, dan untuk ukuran 5 kilogram Rp65.000. Sedangkan untuk harga eceran di sejumlah warung seharga Rp13.500 per kilogram.

Menghadapi kenaikan harga beras yang masih terus melonjak, Pemkot Tebingtinggi melalui Dinas Perdagangan Koperasi dan UMKM kembali bekerjasama dengan pihak PT Bulog untuk menggelar pasar pengendalian harga beras di Lapangan Merdeka Jalan Sutomo Kota Tebingtinggi selama dua hari, yakni pada Kamis (23/2) hingga Jumat(24/2) mendatang.

Kadis Perdagangan Koperasi dan UMKM, Zahidin menjelaskan, pasar pengendalian harga dilakukan untuk menekan kenaikan harga beras yang ada di Kota Tebingtinggi. Nantinya Bulog akan menjual harga beras sesuai dengan ketentuan yang ada.

“Memang harga beras terus mengalami kenaikan, harga beras jenis IR 64 saat ini harganya tidak terkontrol lagi. Kami berharap kepada pedagang untuk tidak seenaknya menaikkan harga beras karena sudah memasuki masa panen di sejumlah daerah,” jelas Zahidin, di Jalan Gunung Lauser Kota Tebingtinggi, Selasa(21/2).

Jadi untuk membantu masyarakat, Pemko Tebingtinggi melakukan pasar pengendalian harga dengan menyediakan beras medium untuk ukuran berat 5 Kilogram seharga Rp 43.000, jenis beras premium ukuran 5 kilogram seharga Rp 65.000, gula pasir kemasan 1 kilogram seharga Rp 13.500 dan minyak goreng kemasan ukuran Rp 14.000.

Salah seorang pedagang di Jalan Pemuda Pejuang Kota Tebingtinggi, Awie mengatakan bahwa kenaikan harga beras jenis IR64 tidak dilakukan semena mena oleh pedagang di Pasar Gambir, harga ini naik dikarenakan pasokan dari kilang padi yang ada di seputaran Kota Tebingtinggi dan Kabupaten Serdang Bedagai mengalami kekosongan pasokan padi siap panen.

“Pedagang terpaksa juga mengikuti kenaikan harga barang berupa beras yang dipasok dari kilang padi yang ada. Karena harga masuknya juga mahal, maka kami menjualnya mengikuti kenaikan harga pasar. Untuk pasokan beras tetap dibatasi oleh pihak supplier kilang padi,” bilangnya.(ian/han)

TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO – Meski wilayah hiterland Kota Tebingtinggi seperti Kabupaten Serdangbedagai (Sergai) sudah memasuki masa panen raya, harga beras di Kota Tebingtinggi masih dijual di atas harga eceran tertinggi (HET) Rp113.300 per 10 kilogram.

Pantauan di pasar tradisional yang ada di Kota Tebingtinggi, harga beras di sejumlah pedagang untuk ukuran 10 kilogram masih mencapai Rp130.000, dan untuk ukuran 5 kilogram Rp65.000. Sedangkan untuk harga eceran di sejumlah warung seharga Rp13.500 per kilogram.

Menghadapi kenaikan harga beras yang masih terus melonjak, Pemkot Tebingtinggi melalui Dinas Perdagangan Koperasi dan UMKM kembali bekerjasama dengan pihak PT Bulog untuk menggelar pasar pengendalian harga beras di Lapangan Merdeka Jalan Sutomo Kota Tebingtinggi selama dua hari, yakni pada Kamis (23/2) hingga Jumat(24/2) mendatang.

Kadis Perdagangan Koperasi dan UMKM, Zahidin menjelaskan, pasar pengendalian harga dilakukan untuk menekan kenaikan harga beras yang ada di Kota Tebingtinggi. Nantinya Bulog akan menjual harga beras sesuai dengan ketentuan yang ada.

“Memang harga beras terus mengalami kenaikan, harga beras jenis IR 64 saat ini harganya tidak terkontrol lagi. Kami berharap kepada pedagang untuk tidak seenaknya menaikkan harga beras karena sudah memasuki masa panen di sejumlah daerah,” jelas Zahidin, di Jalan Gunung Lauser Kota Tebingtinggi, Selasa(21/2).

Jadi untuk membantu masyarakat, Pemko Tebingtinggi melakukan pasar pengendalian harga dengan menyediakan beras medium untuk ukuran berat 5 Kilogram seharga Rp 43.000, jenis beras premium ukuran 5 kilogram seharga Rp 65.000, gula pasir kemasan 1 kilogram seharga Rp 13.500 dan minyak goreng kemasan ukuran Rp 14.000.

Salah seorang pedagang di Jalan Pemuda Pejuang Kota Tebingtinggi, Awie mengatakan bahwa kenaikan harga beras jenis IR64 tidak dilakukan semena mena oleh pedagang di Pasar Gambir, harga ini naik dikarenakan pasokan dari kilang padi yang ada di seputaran Kota Tebingtinggi dan Kabupaten Serdang Bedagai mengalami kekosongan pasokan padi siap panen.

“Pedagang terpaksa juga mengikuti kenaikan harga barang berupa beras yang dipasok dari kilang padi yang ada. Karena harga masuknya juga mahal, maka kami menjualnya mengikuti kenaikan harga pasar. Untuk pasokan beras tetap dibatasi oleh pihak supplier kilang padi,” bilangnya.(ian/han)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/