31.7 C
Medan
Monday, May 20, 2024

Warga Desa Parbuluan 4 Keluhkan Layanan Lae Nciho Dairi, Air Sering Tak Mengalir & Kualitas Rendah

DAIRI, SUMUTPOS.CO – Masyarakat Desa Parbuluan 4, Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi, mengeluhkan layanan Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Lae Nciho. Pasalnya, kualitas air yang disalurkan ke rumah-rumah warga atau instansi, sangat rendah. Selain itu, distribusi air tak lancar atau sering tak mengalir.

Akibatnya, ratusan kepala keluarga Desa Parbuluan 4, sangat kesulitan mendapatkan sarana air bersih.

Pemuka agama dan juga tokoh masyarakat Desa Parbuluan 4, Pendeta Togar Sigalingging mengatakan, saat ini warga warga desa yang merupakan pelanggan Perumda Lae Nciho, sangat kesulitan memperoleh air bersih untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Hal itu terjadi, karena layanan perusahaan milik Pemkab Dairi tersebut, tak memberikan pelayanan maksimal bagi konsumen.

Togar mengatakan, dia merupakan seorang pelanggan Perumda Lae Nciho. Karena layanan yang sangat buruk, seorang pendeta Gereja Pentakosta di Indonesia (GPdI) Sigalingging itu, mengaku, terpaksa membuat sumur bor, untuk kebutuhan air minum dan mandi, cuci, kakus (MKC).

“Kalau hanya mengandalkan layanan dari Lae Nciho, tidak akan bisa. Karena setiap Minggu, sekitar 300-an jemaat di gereja yang dipimpinnya, harus ke kamar mandi. Dari mana airnya kalau tidak saya buat sumur bor?” keluh Togar, Senin (21/8).

Togar menegaskan, tidak pantas warga Desa Parbuluan 4 kesulitan air bersih. Karena menurutnya, sumber utama air Perumda itu dari Desa Parbuluan 4.

“Di mana tanggung jawab moral Perumda itu terhadap masyarakat Desa Parbuluan 4?” tanyanya lagi.

Menurut Togar, selaku pemuka agama, tokoh adat, dan pemegang hak ulayat, dia sudah berulang kali mengingatkan Direktur Perumda Air Minum Lae Nciho, Wahlin Munthe, supaya memperbaiki kualitas sumber dan perpipaan air minum tersebut.

“Saya sudah mau merelakan sebidang tanah dekat sumber air, untuk membuat kolam penjernihan, sebelum dialirkan ke rumah-rumah warga. Sehingga, air yang dialirkan ke rumah warga berkualitas bagus. Usulan saya itu tidak direspons, bahkan terkesan diabaikan Direktur maupun Manajemen Lae Nciho,” tegasnya.

Camat Parbuluan, Maruli Tua Sinaga menyatakan, layanan Perumda Lae Nciho masih kurang bagus, dan perlu diperbaiki. Dia mengaku, air di kantornya juga sering tak mengalir serta keruh. (rud/saz)

DAIRI, SUMUTPOS.CO – Masyarakat Desa Parbuluan 4, Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi, mengeluhkan layanan Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Lae Nciho. Pasalnya, kualitas air yang disalurkan ke rumah-rumah warga atau instansi, sangat rendah. Selain itu, distribusi air tak lancar atau sering tak mengalir.

Akibatnya, ratusan kepala keluarga Desa Parbuluan 4, sangat kesulitan mendapatkan sarana air bersih.

Pemuka agama dan juga tokoh masyarakat Desa Parbuluan 4, Pendeta Togar Sigalingging mengatakan, saat ini warga warga desa yang merupakan pelanggan Perumda Lae Nciho, sangat kesulitan memperoleh air bersih untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Hal itu terjadi, karena layanan perusahaan milik Pemkab Dairi tersebut, tak memberikan pelayanan maksimal bagi konsumen.

Togar mengatakan, dia merupakan seorang pelanggan Perumda Lae Nciho. Karena layanan yang sangat buruk, seorang pendeta Gereja Pentakosta di Indonesia (GPdI) Sigalingging itu, mengaku, terpaksa membuat sumur bor, untuk kebutuhan air minum dan mandi, cuci, kakus (MKC).

“Kalau hanya mengandalkan layanan dari Lae Nciho, tidak akan bisa. Karena setiap Minggu, sekitar 300-an jemaat di gereja yang dipimpinnya, harus ke kamar mandi. Dari mana airnya kalau tidak saya buat sumur bor?” keluh Togar, Senin (21/8).

Togar menegaskan, tidak pantas warga Desa Parbuluan 4 kesulitan air bersih. Karena menurutnya, sumber utama air Perumda itu dari Desa Parbuluan 4.

“Di mana tanggung jawab moral Perumda itu terhadap masyarakat Desa Parbuluan 4?” tanyanya lagi.

Menurut Togar, selaku pemuka agama, tokoh adat, dan pemegang hak ulayat, dia sudah berulang kali mengingatkan Direktur Perumda Air Minum Lae Nciho, Wahlin Munthe, supaya memperbaiki kualitas sumber dan perpipaan air minum tersebut.

“Saya sudah mau merelakan sebidang tanah dekat sumber air, untuk membuat kolam penjernihan, sebelum dialirkan ke rumah-rumah warga. Sehingga, air yang dialirkan ke rumah warga berkualitas bagus. Usulan saya itu tidak direspons, bahkan terkesan diabaikan Direktur maupun Manajemen Lae Nciho,” tegasnya.

Camat Parbuluan, Maruli Tua Sinaga menyatakan, layanan Perumda Lae Nciho masih kurang bagus, dan perlu diperbaiki. Dia mengaku, air di kantornya juga sering tak mengalir serta keruh. (rud/saz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/