25 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

Dewan Desak Rehab Irigasi Dipercepat

LUBUK PAKAM- Pelaksanaan rehabilitasi saluran sekunder irigasi yang melintasi kecamatan Pagar Merbau, Lubuk Pakam, Beringin dan Pantai Labu, didesak agar segera selesai dikerjakan, akhir Desember 2011.

Desakan itu, terlontar dari anggota legislator dapem (daerah pemilihan) IV meliputi Benhur Silitongga didampinggi rekannya Rusmani Manurung, Dwi Andy, Suriyani dan Henry Sitanggang serta Alisman Saragih, saat ditemui di gedung DPRD, Senin (21/11).

Lanjut mereka, pihaknya mendapat keluhan dari warga empat kecamatan. Warga melaporkan areal persawahan tidak terairi lagi. Kondisi ini, terjadi semenjak adanya pelaksanan pekerjan rehab saluran sekunder irigasi proyek irigasi Sei Ular bernilai Rp20 miliar.

“Para kontarktor berbulan-bulan lamanya menyetop saluran air dari Sei Ular ke persawahan warga, akibatnya lahan warga tidak terairi. Kan ini menjadi masalah bagi warga,” jelas Benhur Silitongga diamini rekan-rekanya.
Padahal, lanjutnya, pihak pelaksana rehabilitasi dapat menerapkan system buka tutup. Sehingga warga yang hendak bercocok tanam padi, dapat memanfaatkan aliran air yang bersumber dari Sei Ular.

Bila ditutup berbulan-bulan lamannya, diperkirakan akan membuat petani di empat kecamatan akan mencari jalan pintas dengan menjual lahan mereka. “Ini tidak bisa dibiarkan. Petani kita terancam bakal kehilangan lahannya karena dijual untuk menghidupi keluarganya,” tambahnya.

Camat Beringin Batara Harahap, ketika dikonfirmasi membenarkan keluahan yang diungkapkan anggota legislator itu. Bahkan, mantan Sekcam Kecamatan Lubuk Pakam itu, telah berulang kali melaporkannya kepada kontraktor, namun belum direspon.(btr)

LUBUK PAKAM- Pelaksanaan rehabilitasi saluran sekunder irigasi yang melintasi kecamatan Pagar Merbau, Lubuk Pakam, Beringin dan Pantai Labu, didesak agar segera selesai dikerjakan, akhir Desember 2011.

Desakan itu, terlontar dari anggota legislator dapem (daerah pemilihan) IV meliputi Benhur Silitongga didampinggi rekannya Rusmani Manurung, Dwi Andy, Suriyani dan Henry Sitanggang serta Alisman Saragih, saat ditemui di gedung DPRD, Senin (21/11).

Lanjut mereka, pihaknya mendapat keluhan dari warga empat kecamatan. Warga melaporkan areal persawahan tidak terairi lagi. Kondisi ini, terjadi semenjak adanya pelaksanan pekerjan rehab saluran sekunder irigasi proyek irigasi Sei Ular bernilai Rp20 miliar.

“Para kontarktor berbulan-bulan lamanya menyetop saluran air dari Sei Ular ke persawahan warga, akibatnya lahan warga tidak terairi. Kan ini menjadi masalah bagi warga,” jelas Benhur Silitongga diamini rekan-rekanya.
Padahal, lanjutnya, pihak pelaksana rehabilitasi dapat menerapkan system buka tutup. Sehingga warga yang hendak bercocok tanam padi, dapat memanfaatkan aliran air yang bersumber dari Sei Ular.

Bila ditutup berbulan-bulan lamannya, diperkirakan akan membuat petani di empat kecamatan akan mencari jalan pintas dengan menjual lahan mereka. “Ini tidak bisa dibiarkan. Petani kita terancam bakal kehilangan lahannya karena dijual untuk menghidupi keluarganya,” tambahnya.

Camat Beringin Batara Harahap, ketika dikonfirmasi membenarkan keluahan yang diungkapkan anggota legislator itu. Bahkan, mantan Sekcam Kecamatan Lubuk Pakam itu, telah berulang kali melaporkannya kepada kontraktor, namun belum direspon.(btr)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/