26.7 C
Medan
Tuesday, May 7, 2024

Antisipasi Lonjakan Kasus Covid-19 di Akhir Tahun, Waspadai Penularan Varian Delta Plus AY.4.2

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Satgas Penanganan Covid-19 Sumatera Utara (Sumut) tengah mewanti-wanti lonjakan kasus Covid-19 di akhir tahun 2021 ini. Sebab, terdapat dua momen perayaan keagamaan yaitu, Natal dan malam pergantian tahun. Kedua momen ini selalu dirayakan dengan menimbulkan kerumunan sehingga berpotensi menjadi klaster baru penularan corona.

dr Restuti Hidayani Saragih.

Anggota Bidang Penanganan Kesehatan-Ketua Tim Penanganan Penyakit Infeksi Emerging Satgas Penanganan Covid-19 Sumut dr Restuti Hidayani Saragih mengingatkan, meski tren perkembangan kasus Covid-19 di Sumut menurun belakangan ini namun bukan berarti pandemi akan berakhir. Karena itu, kembali diingatkan kepada masyarakat agar tidak bereuforia mengabaikan protokol kesehatan (prokes) yang telah ditetapkan.

Menurut dia, ada dua kekhawatiran yang sangat perlu diantisipasi pada momen akhir tahun ini. Pertama, potensi lonjakan kasus. Kedua, potensi masuknya varian Delta Plus AY.4.2. “Kita minta masyarakat tidak bereuforia dan menahan diri untuk tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan dan mengikuti vaksinasi Covid-19 bagi yang belum,” ungkap Restuti belum lama ini.

Restuti menjelaskan, saat ini kondisi pandemi Covid-19 Sumut memang dalam keadaan terkendali. Berbagai aktivitas masyarakat telah diberikan kelonggaran, seperti pada aktivitas perekonomian dan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang dilakukan secara terbatas. “Terbatas ini bukan hanya dari segi jumlah, tapi kita harus tetap membentengi diri dengan 5M plus vaksinasi dan 3T,” terangnya.

Restuti membeberkan, pihaknya memang memiliki dua kekhawatiran terhadap potensi lonjakan kasus dan masuknya varian Delta Plus AY.4.2 ke Sumut. Untuk lonjakan kasus, menurutnya dapat terjadi seiring libur natal dan tahun baru. “Biasanya 2 hingga 4 kali masa inkubasi, berarti antisipasinya bulan Desember sampai Februari 2022. Jadi selama 4 sampai 8 minggu kita lihat. Mudah-mudahan tidak ada lonjakan, kalau kita tidak eforia dan menahan diri,” paparnya.

Kemudian, lanjut Restuti, adalah potensi masuknya varian Delta Plus karena seperti di negara tetangga yakni Singapura dan Malaysia sudah ditemukan. Karena itu, hal ini tentu menjadi warning bagi semua pihak, bukan tidak mungkin varian tersebut akan bisa masuk dan didapatkan di Tanah Air. “Saat ini pemerintah dan unsur terkait terus melakukan pendeteksian. Mudah-mudahan (varian Delta Plus) tidak ada,” harapnya.

Restuti menambahkan, varian Delta Plus AY.4.2. ini secara transmisi, kemampuan penularannya jauh lebih cepat dari varian Covid-19 yang sebelumnya telah ada. Varian virus ini juga memiliki kemampuan escape (lolos) dari pertahanan diri (imun) yang sudah terbentuk dalam tubuh. “Dengan penularan yang lebih cepat ini, maka tentu artinya akan ada lonjakan. Jadi masyarakat tetap jaga prokes 5M, segera vaksinasi Covid-19 jika belum dan dukung pemerintah melakukan 3T, sama seperti waktu-waktu yang lalu,” pungkasnya.

Terpisah, Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan, dr Mardohar Tambunan mengatakan, terkait akan diberlakukannya PPKM Level 3 jika sudah ada keputusan Kemendagri, pihaknya tetap mematuhi keputusan pemerintah pusat. Menurutnya, PPKM level 3 itu untuk mengantisipasi kerumunan mendekati nanti akhir tahun. “Itulah salah satu strategi jangan terjadi ledakan kasus Covid-19, kita kan tidak mau lagi. Belajar dari situ maka diberlakukan PPKM level 3. Namun, tidak ketat kali tapi tidak longgar juga,” ujarnya. (ris)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Satgas Penanganan Covid-19 Sumatera Utara (Sumut) tengah mewanti-wanti lonjakan kasus Covid-19 di akhir tahun 2021 ini. Sebab, terdapat dua momen perayaan keagamaan yaitu, Natal dan malam pergantian tahun. Kedua momen ini selalu dirayakan dengan menimbulkan kerumunan sehingga berpotensi menjadi klaster baru penularan corona.

dr Restuti Hidayani Saragih.

Anggota Bidang Penanganan Kesehatan-Ketua Tim Penanganan Penyakit Infeksi Emerging Satgas Penanganan Covid-19 Sumut dr Restuti Hidayani Saragih mengingatkan, meski tren perkembangan kasus Covid-19 di Sumut menurun belakangan ini namun bukan berarti pandemi akan berakhir. Karena itu, kembali diingatkan kepada masyarakat agar tidak bereuforia mengabaikan protokol kesehatan (prokes) yang telah ditetapkan.

Menurut dia, ada dua kekhawatiran yang sangat perlu diantisipasi pada momen akhir tahun ini. Pertama, potensi lonjakan kasus. Kedua, potensi masuknya varian Delta Plus AY.4.2. “Kita minta masyarakat tidak bereuforia dan menahan diri untuk tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan dan mengikuti vaksinasi Covid-19 bagi yang belum,” ungkap Restuti belum lama ini.

Restuti menjelaskan, saat ini kondisi pandemi Covid-19 Sumut memang dalam keadaan terkendali. Berbagai aktivitas masyarakat telah diberikan kelonggaran, seperti pada aktivitas perekonomian dan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang dilakukan secara terbatas. “Terbatas ini bukan hanya dari segi jumlah, tapi kita harus tetap membentengi diri dengan 5M plus vaksinasi dan 3T,” terangnya.

Restuti membeberkan, pihaknya memang memiliki dua kekhawatiran terhadap potensi lonjakan kasus dan masuknya varian Delta Plus AY.4.2 ke Sumut. Untuk lonjakan kasus, menurutnya dapat terjadi seiring libur natal dan tahun baru. “Biasanya 2 hingga 4 kali masa inkubasi, berarti antisipasinya bulan Desember sampai Februari 2022. Jadi selama 4 sampai 8 minggu kita lihat. Mudah-mudahan tidak ada lonjakan, kalau kita tidak eforia dan menahan diri,” paparnya.

Kemudian, lanjut Restuti, adalah potensi masuknya varian Delta Plus karena seperti di negara tetangga yakni Singapura dan Malaysia sudah ditemukan. Karena itu, hal ini tentu menjadi warning bagi semua pihak, bukan tidak mungkin varian tersebut akan bisa masuk dan didapatkan di Tanah Air. “Saat ini pemerintah dan unsur terkait terus melakukan pendeteksian. Mudah-mudahan (varian Delta Plus) tidak ada,” harapnya.

Restuti menambahkan, varian Delta Plus AY.4.2. ini secara transmisi, kemampuan penularannya jauh lebih cepat dari varian Covid-19 yang sebelumnya telah ada. Varian virus ini juga memiliki kemampuan escape (lolos) dari pertahanan diri (imun) yang sudah terbentuk dalam tubuh. “Dengan penularan yang lebih cepat ini, maka tentu artinya akan ada lonjakan. Jadi masyarakat tetap jaga prokes 5M, segera vaksinasi Covid-19 jika belum dan dukung pemerintah melakukan 3T, sama seperti waktu-waktu yang lalu,” pungkasnya.

Terpisah, Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan, dr Mardohar Tambunan mengatakan, terkait akan diberlakukannya PPKM Level 3 jika sudah ada keputusan Kemendagri, pihaknya tetap mematuhi keputusan pemerintah pusat. Menurutnya, PPKM level 3 itu untuk mengantisipasi kerumunan mendekati nanti akhir tahun. “Itulah salah satu strategi jangan terjadi ledakan kasus Covid-19, kita kan tidak mau lagi. Belajar dari situ maka diberlakukan PPKM level 3. Namun, tidak ketat kali tapi tidak longgar juga,” ujarnya. (ris)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/