25.6 C
Medan
Monday, June 17, 2024

Bocah 4 Tahun Tewas Ditebas, Kepala Hilang

BATANGTORU- Sadis! Seorang bocah berusia empat tahun ditemukan tewas bersimbah darah tanpa kepala, Senin (21/1). Hingga kemarin, kepala bocah bernama Adi Saputra Halawa itu belum juga ditemukan. Dugaan polisi, kepala korban ditebas dengan parang.

Mayat tanpa kepala ini pertama sekali ditemukan ayah tiri korban, Patimanoha Halawa (40) dan ibu kandungnya, Afalina (35), di dalam kamar rumahnya di Dusun Tamusu, Desa Wek IV, Kecamatan Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel).

Rumah tersebut juga dihuni ketiga kakak tiri korban, Humiasih Halawa (25), Meni Halawa (24), Menida Halawa (22), dan suami Humiasih, Bagayari Hura (45).

Informasi dihimpun Metro Tapanuli (Grup Sumut Pos) dari kepolisian menyebutkan, pagi itu, korban dan ayah tirinya Patimanoha Halawa pergi ke kebun untuk menderes karet. Setelah beberapa jam membantu orangtuanya, sekitar pukul 10.00 WIB, korban pamit pulang terlebih dahulu karena ingin makan siang di rumah. Jarak antara kebun dengan rumah sekitar 300 meter. Hanya saja, jarak pandang dipenuhi rimbunan pohon karet  dan tanaman lain.

Satu jam kemudian atau sekitar pukul 11.00 WIB, ayah tiri dan ibu kandung korban juga pulang ke rumah untuk makan siang. Setibanya di rumah, pasangan suami istri (pasutri) ini langsung mencari si bungsu. Dan, alangkah terkejutnya pasutri ini begitu melihat korban bersimbah darah di dalam kamar tanpa kepala. Baju dan celana korban saat itu masih utuh, namun sudah berlumuran darah.

Melihat peristiwa ini, ayah tiri korban langsung berteriak dan memberitahukan hal ini kepada pemilik kebun yang kebetulan berada di sekitar lokasi saat itu. Lalu, pemilik kebun memberitahukan ini kepada warga lain yang kemudian memberitahukannya melalui telepon seluler ke salah satu polisi di Polsek Batangtoru.

Kanit Reskrim Polsek Batangtoru Iptu Agus M Butarbutar SH saat ditemui di seputaran Polsek Batangtoru, Selasa (22/1), menuturkan, di sekitar lokasi rumah korban hanya terdapat tiga kepala keluarga. Keluarga korban dan dua kepala keluarga yang lain. Di mana jarak antara satu rumah dengan lainnya berkisar satu kilometer.

Menurut Kanit, saat terjadinya peristiwa pembunuhan ini, saudara tiri korban yang lain juga sedang berada di kebun masing-masing. Kebun mereka tidak jauh dari rumah korban. Hal ini mereka ketahui berdasarkan keterangan dari ibu kandung korban dan ayah tiri korban saat di lokasi.

Menurut Agus M Butarbutar lagi, tujuh orang diperiksa terkait kematian korban. Ketujuh orang tersebut, masing-masing; ayah tiri dan ibu kandung korban, tiga saudara tirinya, suami kakak tirinya, serta pemilik kebun.

Ayah tiri korban, Patimanoha Halawa, yang ikut serta dibawa petugas ke Polsek Batangtoru untuk dimintai keterangan, pada Selasa (22/1) pagi.

Sedangkan enam tersangka lainnya diperiksa menyusul. Namun hingga pukul 16.00 WIB, keluarga korban belum juga tiba di Polsek Batangtoru.
“Kita masih terus melakukan penyelidikan, belum bisa kita tetapkan siapa tersangkanya,” kata Kanit Reskrim Batangtoru. (tan/ral/smg)

BATANGTORU- Sadis! Seorang bocah berusia empat tahun ditemukan tewas bersimbah darah tanpa kepala, Senin (21/1). Hingga kemarin, kepala bocah bernama Adi Saputra Halawa itu belum juga ditemukan. Dugaan polisi, kepala korban ditebas dengan parang.

Mayat tanpa kepala ini pertama sekali ditemukan ayah tiri korban, Patimanoha Halawa (40) dan ibu kandungnya, Afalina (35), di dalam kamar rumahnya di Dusun Tamusu, Desa Wek IV, Kecamatan Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel).

Rumah tersebut juga dihuni ketiga kakak tiri korban, Humiasih Halawa (25), Meni Halawa (24), Menida Halawa (22), dan suami Humiasih, Bagayari Hura (45).

Informasi dihimpun Metro Tapanuli (Grup Sumut Pos) dari kepolisian menyebutkan, pagi itu, korban dan ayah tirinya Patimanoha Halawa pergi ke kebun untuk menderes karet. Setelah beberapa jam membantu orangtuanya, sekitar pukul 10.00 WIB, korban pamit pulang terlebih dahulu karena ingin makan siang di rumah. Jarak antara kebun dengan rumah sekitar 300 meter. Hanya saja, jarak pandang dipenuhi rimbunan pohon karet  dan tanaman lain.

Satu jam kemudian atau sekitar pukul 11.00 WIB, ayah tiri dan ibu kandung korban juga pulang ke rumah untuk makan siang. Setibanya di rumah, pasangan suami istri (pasutri) ini langsung mencari si bungsu. Dan, alangkah terkejutnya pasutri ini begitu melihat korban bersimbah darah di dalam kamar tanpa kepala. Baju dan celana korban saat itu masih utuh, namun sudah berlumuran darah.

Melihat peristiwa ini, ayah tiri korban langsung berteriak dan memberitahukan hal ini kepada pemilik kebun yang kebetulan berada di sekitar lokasi saat itu. Lalu, pemilik kebun memberitahukan ini kepada warga lain yang kemudian memberitahukannya melalui telepon seluler ke salah satu polisi di Polsek Batangtoru.

Kanit Reskrim Polsek Batangtoru Iptu Agus M Butarbutar SH saat ditemui di seputaran Polsek Batangtoru, Selasa (22/1), menuturkan, di sekitar lokasi rumah korban hanya terdapat tiga kepala keluarga. Keluarga korban dan dua kepala keluarga yang lain. Di mana jarak antara satu rumah dengan lainnya berkisar satu kilometer.

Menurut Kanit, saat terjadinya peristiwa pembunuhan ini, saudara tiri korban yang lain juga sedang berada di kebun masing-masing. Kebun mereka tidak jauh dari rumah korban. Hal ini mereka ketahui berdasarkan keterangan dari ibu kandung korban dan ayah tiri korban saat di lokasi.

Menurut Agus M Butarbutar lagi, tujuh orang diperiksa terkait kematian korban. Ketujuh orang tersebut, masing-masing; ayah tiri dan ibu kandung korban, tiga saudara tirinya, suami kakak tirinya, serta pemilik kebun.

Ayah tiri korban, Patimanoha Halawa, yang ikut serta dibawa petugas ke Polsek Batangtoru untuk dimintai keterangan, pada Selasa (22/1) pagi.

Sedangkan enam tersangka lainnya diperiksa menyusul. Namun hingga pukul 16.00 WIB, keluarga korban belum juga tiba di Polsek Batangtoru.
“Kita masih terus melakukan penyelidikan, belum bisa kita tetapkan siapa tersangkanya,” kata Kanit Reskrim Batangtoru. (tan/ral/smg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/