SUMUTPOS.CO – Pelaksanaan vaksinasi tahap II di Sumatera Utara bakal dimulai pada Maret mendatang. Vaksinasi tahap II ini menargetkan kelompok lanjut usia (Lansia), di atas umur 60 tahun dan menyasar pekerja publik.
“Tahap kedua ini difokuskan untuk lansia dan pekerja publik. Persiapan yang dilakukan masih menunggu arahan lebih lanjut dari pemerintah pusat,” kata Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Sumut, dr Aris Yudhariansyah ketika dihubungi wartawan, Senin (22/2).
Kata Aris, vaksinasi tahap dua nantinya, vaksin yang digunakan komposisinya sama tetapi merk-nya berbeda. Namun demikian, Aris enggan menjelaskan secara detailn
“Kalau sebelumnya dikatakannya vaksin berasal dari Cina, kali ini vaksin yang akan digunakan adalah vaksin baru buatan PT Biofarma,” ucapnya.
Aris mengaku, target warga lansia yang akan divaksin di Sumut sebanyak 200 ribu hingga 300 ribu orang. Untuk daerah yang menjadi sasaran adalah Kota Medan. “Kita prioritaskan yang ada di Kota Medan dulu karena merupakan ibukota provinsi dan ini juga arahan pemerintah pusat. Meski banyak lansia di daerah, namun Medan merupakan episentrum,” tandasnya.
Sementara, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sudah membuka pendaftaran lewat formulir yang bisa diisi secara online di situs resmi www.kemkes.go.id dan www.covid19.go.id. Juru bicara program vaksinasi COVID-19 dari Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi, mengimbau agar para lansia dengan penyakit kronis atau kondisi penyerta segera berkonsultasi dengan dokter. Tujuannya agar bisa dipastikan tubuh dalam konfisi fit untuk menerima vaksin.
“Untuk lansia yang selama ini memiliki penyakit kronik segera kontrol dulu ke dokternya, misalnya punya penyakit jantung, kelainan darah, atau penyakit ginjal. Kontrol ke dokternya pastikan bisa diberikan keterangan layak vaksin, bisa dalam bentuk surat,” kata Nadia dalam konferensi pers yang disiarkan Forum Merdeka Barat 9, Senin (22/2).
“Kalau punya komorbid, misalnya penyakit darah tinggi, asma, dan gula darah ini sebaiknya diobati dulu. Nanti kalau sudah terkontrol dengan baik silahkan datang ke fasilitas pelayanan kesehatan,” lanjutnya.
Ketua Satgas Nahdlatul Ulama (NU), Makky Zamzami, menyarankan agar pelaksanaan vaksinasi Covid-19 untuk lansia dilakukan secara khusus. Ini karena kelompok lansia kemungkinan besar memiliki keterbatasan seperti tidak bisa mengantri terlalu lama atau memiliki komorbid yang tidak terkontrol.
Makky menyarankan vaksinasi dilakukan di fasilitas yang memungkinkan untuk memantau kondisi para lansia selama satu hari penuh. Jadi lansia yang datang dengan kondisi seperti tekanan darah tinggi atau gula darah dapat langsung dibantu tanpa harus menunggu penjadwalan ulang vaksinasi.
“Saya harap perlu dipikirkan suatu alternatif. Jadi membentuk suatu one day care service, satu tempat di mana satu hari penuh lansia bisa datang, yang ketika dia tinggi tensi atau gulanya diturunkan dulu. Diobservasi dulu dalam satu hari penuh kemudian divaksin,” pungkas Makky.
84,7 Persen Nakes Sumut Divaksin
Terkait vaksinasi terhadap tenaga kesehatan dosis I, Juru Bicara Satgas Covid-19 Sumut dr Aris Yudhariansyah mengatakan, saat ini sudah mencapai 81,9persen atau 58.230 orang dari sasaran 71.058 orang di 33 daerah. Sedangkan jumlah nakes yang tunda vaksin sebanyak 14.128 orang. “Nakes paling banyak divaksin (dosis 1) adalah di Kota Medan 18.174 orang. Kemudian, Deli Serdang 4.689 orang, Langkat 2.557 orang, Pematangsiantar 2.413 orang, dan Simalungun 2.263 orang,” beber dia.
Disebutkannya, nakes yang sudah disuntik vaksin dosis 2, Aris menyebutkan, jumlahnya kini 22.273 orang yang meliputi 21 daerah. Jumlah paling banyak, yaitu Medan 9.278 nakes, Deli Serdang 2.612 nakes, Simalungun 1.436 nakes, Karo 1.223 nakes, dan Pematangsiantar 1.238 nakes.
Terkait kasus baru Covid-19 di Sumut, Aris menuturkan, masih terus bertambah. Namun, kasus baru terkonfirmasi positif hanya bertambah 97 orang dengan akumulasi 23.755 orang. “Kasus baru positif didapatkan dari 6 kabupaten/kota, yaitu Medan 75 orang, dan Deliserdang 14 orang,” tuturnya.
Sedangkan kasus baru sembuh, sambung Aris, bertambah 105 orang dari 9 daerah dengan akumulasi 20.560 orang. Pasien Covid-19 sembuh paling banyak berasal dari Medan 67 orang, dan Batu Bara 13 orang. Sementara angka kematian Covid-19, kembali bertambah 5 kasus baru di antaranya Medan 3 orang, Deli Serdang 1 orang, dan Karo 1 orang. Dengan penambahan tersebut, akumulasinya menjadi 813 orang meninggal.
“Dengan data penambahan kasus baru harian tersebut, penderita aktif Covid-19 Sumut saat ini berjumlah 2.382 orang dengan rincian 589 orang isolasi di rumah sakit dan 1.793 orang isolasi mandiri. Jumlah ini menurun sedikit dibanding sehari sebelumnya yaitu 2.395 orang,” tandasnya.
Angka Kematian di Medan Menurun
Terpisah, Juru bicara Satgas Covid-19 Kota Medan, dr Mardohar Tambunan MKes kepada Sumut Pos mengakui, penyebaran Covid-19 di Kota Medan masih terus mengalami peningkatan dari hari ke hari. Setiap harinya, jumlah masyarakat Kota Medan yang terpapar Covid-19 meningkat sekitar 20 sampai 40 orang per hari.
Namun peningkatan angka penyebaran Covid-19, masih dibarengi dengan peningkatan angka kesembuhan yang juga cukup meningkat dari hari ke hari. “Angka terpapar memang masih tinggi, itu yang menjadi tugas kita bersama untuk menurunkan jumlah orang yang terpapar dengan menerapkan prokes secara serius. Tetapi Alhamdulillah, jumlah yang sembuh juga cukup tinggi, bahkan sering melebihi jumlah yang terpapar setiap harinya,” ucap Mardohar Tambunan.
Ditambah lagi, kata Mardohar, angka kematian karena Covid-19 justru menurun dari hari ke hari. Sebab, rata-rata yang terpapar Covid-19 saat ini adalah mereka dengan gejala ringan sampai sedang atau bahkan orang tanpa gejala (OTG). “Angka kematian juga grafiknya menurun, yang meninggal rata-rata yang berusia sudah lanjut atau mereka yang punya penyakit bawaan. Saat ini rata-rata yang terpapar itu adalah mereka dengan gejala ringan sampai sedang dan OTG,” ujarnya.
Diterangkan Mardohar, untuk mereka dengan gejala ringan sampai sedang, termasuk para OTG, rata-rata diminta untuk melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing, walaupun ada juga yang bersedia dirawat di RS. “Walaupun seharusnya, yang betul itu adalah dirawat di RS. Tapi karena tidak ada payung hukumnya, maka kita tidak bisa memaksa mereka yang terpapar untuk di rawat di RS. Kecuali mereka dengan gejala ringan sampai sedang, biasanya mereka sendiri yang minta untuk di rawat di RS,” katanya.
90 Persen Nakes di Medan Sudah Divaksi
Di sisi lain, Mardohar juga menerangkan tentang perkembangan proses vaksinasi kepada para tenaga kesehatan (nakes) di Kota Medan. Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat di Dinas Kesehatan Kota Medan itu menerangkan, jika proses vaksinasi kepada para nakes di Kota Medan hampir rampung. Sebab, proses vaksinasi telah mencapai 90 persen lebih. “Proses vaksinasi untuk nakes, Alhamdulillah sudah sekitar 90 persen lah. Paling hanya tinggal sedikit lagi, ada beberapa nakes yang cukup sibuk dan sulit menyesuaikan waktu, tapi begitu pun dalam waktu dekat ini kita yakin bisa selesai,” jawab Mardohar.
Dijelaskan Mardohar, rata-rata nakes telah melakukan vaksinasi sebanyak dua kali, sesuai dengan ketentuan bahwa proses vaksinasi yang memang harus dilakukan sebanyak 2 kali, dimana vaksinasi kedua dilakukan 14 hari setelah proses vaksinasi pertama. “Tapi ada cukup banyak juga yang baru sekali, itu lah yang mau diselesaikan dengan melakukan vaksinasi kedua. Ada beberapa yang memang belum di vaksinasi, tapi akan di vaksinasi dalam waktu dekat, dan ada juga yang tidak bisa di vaksin karena ketentuan, misalnya karena nakes tersebut sudah pernah terpapar atau sudah pernah jadi penyintas,” jelasnya.
Begitu pun, Dinkes Kota Medan belum dapat memastikan kapan jadwal yang ditentukan untuk segera merampungkan proses Vaksinasi tersebut. “Secepatnya lah, secepatnya nakes yang wajib di vaksin akan kita vaksin. Mudah-mudahan segera selesai lah, biar bisa dilanjutkan segera (vaksinasinya) ke masyarakat luas,” ungkapnya.
Untuk itu, Mardohar berharap agar seluruh masyarakat Kota Medan dapat mematuhi protokol kesehatan untuk sama-sama menekan angka penyebaran Covid-19 di Kota Medan. “Kita juga berharap, agar nantinya proses vaksinasi dapat berjalan lancar kepada masyarakat. Tetap jaga prokes, bukan berarti dengan adanya vaksin kita tidak perlu menerapkan prokes, justru prokes tetap harus dijalankan. Supaya proses vaksinasi ini bisa lebih cepat memutus mata rantai pandemi,” tutupnya.
Seperti diketahui, berdasarkan data dari Satgas Covid-19 Kota Medan, pada Minggu (21/2) pukul 18.30 WIB, jumlah terkonfirmasi Covid-19 di Kota Medan telah mencapai 11.943 orang. Sebanyak 10.205 diantaranya telah dinyatakan sembuh, 400 lainnya meninggal dunia, sisanya masih mendapatkan perawatan di RS serta menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing. (ris/map)