TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO – Nampaknya tahun ini para penjaja penjual bunga di depan pemakaman muslim Sarkawi di Jalan Prof HM Yamin Kota Tebingtinggi harus mengelus dada. Pasalnya omzet dagangan mereka menurun hingga limapuluh persen.
Menurunnya omzet dagangan mereka disebabkan karena tidak banyaknya warga yang datang berziarah menjelang datangnya bulan suci Ramadan tahun ini.
Dalam satu harinya, sebelum ada himbauan penyebaran Covid -19 di Kota Tebingtinggi agar masyarakat tidak melaksanakan tradisi ziarah kubur sebelum Ramadan, penghasilan pedagang bunga bisa mencapai Rp100.000 setiap harinya, kini mereka mengaku hanya bisa menjual 5 sampai dengan 10 bungkus bunga.
Keluhan ini dirasakan oleh Nila (34) warga Kelurahan Tanjung Marulak Hilir Kecamatan Rambutan Kota Tebingtinggi, dia mengaku dalam seharinya hanya bisa menjual lima bungkus bunga untuk peziarah.
“Cuma lima laku satu hari ini, pendapatan cuma Rp25.000, karena satu bungkus bunga dijual hanya Rp5.000. Turun sekali omzet tahun ini,” terang Nila sambil menggendong anak balitanya.
Menurut Nila, karena adanya imbauan dari pemerintah agar masyarakat tidak melakukan ziarah makam sebelum ramadan, para peziarah sekarang sepi. “Memang ada yang beziarah juga, tapi satu satu yang datang,” keluh Nila.
Hasil pemantauan di lapangan kondisi peziarah yang datang ke pemakaman Sarkawi sangat sepi, walaupun peziarah datang hanya satu dua orang, tampak peziarah menggunakan masker saat datang berziarah. Omzet menurun juga dirasakan para juru parkir dadakan di lokasi pemakaman. Penjaga parkir mengaku penghasilan tahun ini sepi. (ian/azw)
TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO – Nampaknya tahun ini para penjaja penjual bunga di depan pemakaman muslim Sarkawi di Jalan Prof HM Yamin Kota Tebingtinggi harus mengelus dada. Pasalnya omzet dagangan mereka menurun hingga limapuluh persen.
Menurunnya omzet dagangan mereka disebabkan karena tidak banyaknya warga yang datang berziarah menjelang datangnya bulan suci Ramadan tahun ini.
Dalam satu harinya, sebelum ada himbauan penyebaran Covid -19 di Kota Tebingtinggi agar masyarakat tidak melaksanakan tradisi ziarah kubur sebelum Ramadan, penghasilan pedagang bunga bisa mencapai Rp100.000 setiap harinya, kini mereka mengaku hanya bisa menjual 5 sampai dengan 10 bungkus bunga.
Keluhan ini dirasakan oleh Nila (34) warga Kelurahan Tanjung Marulak Hilir Kecamatan Rambutan Kota Tebingtinggi, dia mengaku dalam seharinya hanya bisa menjual lima bungkus bunga untuk peziarah.
“Cuma lima laku satu hari ini, pendapatan cuma Rp25.000, karena satu bungkus bunga dijual hanya Rp5.000. Turun sekali omzet tahun ini,” terang Nila sambil menggendong anak balitanya.
Menurut Nila, karena adanya imbauan dari pemerintah agar masyarakat tidak melakukan ziarah makam sebelum ramadan, para peziarah sekarang sepi. “Memang ada yang beziarah juga, tapi satu satu yang datang,” keluh Nila.
Hasil pemantauan di lapangan kondisi peziarah yang datang ke pemakaman Sarkawi sangat sepi, walaupun peziarah datang hanya satu dua orang, tampak peziarah menggunakan masker saat datang berziarah. Omzet menurun juga dirasakan para juru parkir dadakan di lokasi pemakaman. Penjaga parkir mengaku penghasilan tahun ini sepi. (ian/azw)