25 C
Medan
Monday, July 1, 2024

Demi Ongkos, Warga Tj.Balai Jual Ginjal

TANJUNGBALAI, SUMUTPOS.CO – Langkah Sri Wahyuni (38) mencari peruntungan di Malaysia, tak serta merta membuatnya bahagia. Meski bekerja disana, bathinnya tetap tersiksa.

Pasalnya, dia tak kuasa menahan rindu bertemu dengan tiga buah hatinya di Tanjung Balai tepatnya Jalan Kenanga, Link.VIII, Desa Sirantau, Kec. Datuk Bandar.

Ditambah lagi, saat ini Malaysia sedang meningkatkan razia terhadap warga asing. Karenanya, dia sangat berharap bisa segera kembali ke kampung halamannya.

Dan untuk mewujudkannya, perempuan yang tengah berbadan dua ini nekat melakukan apapun, termasuk menjual ginjalnya. Sebab dia mengaku tak memiliki cukup uang buat ongkos.

“Saya terpaksa mau menjual ginjal saya karena tak ada uang untuk pulang kampung ke Tanjungbalai. Sementara sekarang musim razia,” ucap Sri sembari mengaku, sisa hasil menjual ginjal akan digunakan buat modal usaha.

Selama ini Sri bekerja di kedai roti canai. Sementara suaminya buruh bangunan. Untuk sekedar bertahan hidup pun sulit. “Saya sudah 5 tahun di sini. Suami pun kerja kontrek bangunan kadang ada kadang tak ada. Makan pun susah ondak cari,” kesahnya.

Sri sangat mengharapkan adanya bantuan dari Pemko Tanjungbalai dan para donatur agar bisa pulang. Namun sampai saat ini, belun ada bantuan yang ia terima. Sehingga ia mengambil keputusan untuk menjual ginjalnya. (syaf/ras)

TANJUNGBALAI, SUMUTPOS.CO – Langkah Sri Wahyuni (38) mencari peruntungan di Malaysia, tak serta merta membuatnya bahagia. Meski bekerja disana, bathinnya tetap tersiksa.

Pasalnya, dia tak kuasa menahan rindu bertemu dengan tiga buah hatinya di Tanjung Balai tepatnya Jalan Kenanga, Link.VIII, Desa Sirantau, Kec. Datuk Bandar.

Ditambah lagi, saat ini Malaysia sedang meningkatkan razia terhadap warga asing. Karenanya, dia sangat berharap bisa segera kembali ke kampung halamannya.

Dan untuk mewujudkannya, perempuan yang tengah berbadan dua ini nekat melakukan apapun, termasuk menjual ginjalnya. Sebab dia mengaku tak memiliki cukup uang buat ongkos.

“Saya terpaksa mau menjual ginjal saya karena tak ada uang untuk pulang kampung ke Tanjungbalai. Sementara sekarang musim razia,” ucap Sri sembari mengaku, sisa hasil menjual ginjal akan digunakan buat modal usaha.

Selama ini Sri bekerja di kedai roti canai. Sementara suaminya buruh bangunan. Untuk sekedar bertahan hidup pun sulit. “Saya sudah 5 tahun di sini. Suami pun kerja kontrek bangunan kadang ada kadang tak ada. Makan pun susah ondak cari,” kesahnya.

Sri sangat mengharapkan adanya bantuan dari Pemko Tanjungbalai dan para donatur agar bisa pulang. Namun sampai saat ini, belun ada bantuan yang ia terima. Sehingga ia mengambil keputusan untuk menjual ginjalnya. (syaf/ras)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/