25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Diterjang Lahar Dingin Sinabung, Puskesmas Kuta Mbaru Belum Beroperasi

Solideo/sumut pos
Gotong-royong: Masyarakat gotong-royong membersihkan areal Puskemas Kuta Mbaru yang titerjang lahar dingin, Senin (22/7).

KARO, SUMUTPOS.CO – Pasca diterjang banjirblahar dingin gunung Sinabung pada Rabu malam lalu, Puskesmas Desa Kuta Mbaru, Kecamatan Tiga Nderket, Kabupaten Karo, belum beroperasi hingga Senin (22/7). Saat itu, lahar dingin yang membawa material batu dan lumpur menyebabkan Puskesmas tutup sementara.

“Kami masih melakukan gotong-royong. Ini kami lakukan demi kepentingan bersama, serta menjaga lingkungan kami terhindar dari bencana alam bila kembali menerjang wilayah desa kami,” ujar warga sekitar Sembiring Depari.

Warga terlihat membersihkan sisa material lahar di dingin mulai di jalur parit serta sekitar Puskesmas Pembantu. Material lumpur berwarna kecoklatan bertumpuk di kawasan itu.

Depari menegaskan, masyarakat Desa Kuta Mbaru menyadari kewajiban untuk menjaga lingkungan desa dan mengantisipasi terjadinya bencana. “Kita bersama bapak-bapak di sini tetap aktif melaksanakan gotong-royong. Seperti hari ini, kita membersihkan parit serta membersihkan Puskesmas,” pungkasnya.

Pengoperasian kembali Puskesmas Desa Kuta Mbaru diperkirakan membutuhkan waktu beberapa hari ke depan. Sebab, material seperti lumpur menumpuk dengan ketinggian mencapai satu meter, membutuhkan waktu untuk pembersihan.

Kepala Desa Kuta Mbaru, Boy Leo Rona Perangin-angin mengatakan, pembersihan dilakukan warga, Pemerintahan Desa, Pemda Karo, Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Sumatera Utara dan pihak terkait lainnya.

“Hanya saja, volume material yang dibawa arus lahar dingin sangat tinggi. Butuh waktu untuk tahap penyelesaian. Tumpukan material berupa tanah pasir berlumpur, masih terdapat di dalam Puskesmas setinggi satu meter,” ujar Boy.

Dia menegaskan, obat-obatan yang tersimpan di dalam Puskesmas Pembantu aman dan kini sudah dipindahkan ke Puskesmas Tiga Nderket. Untuk masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan, sementara dialihkan ke Puskesmas Pembantu Simpang Desa Sukatendel.

“Pustu Simpang Desa Sikatendel berjarak 1,5 kilometer atau ke Puskesmas Tiga Nderket yang berjarak 2 kilometer,” kata Boy.

Kepala Desa Kuta Mbaru menyebutkan, dalam peristiwa lahar dingin Sinabung itu, terdapat empat rumah warga dan Pustu Kuta Mbaru terendam lumpur dan material yang terbawa saat kejadian.

“Banyak berita simpang siur di media terkait jumlah pasti rumah yang terdampak lumpur lahar dingin Gunung Sinabung. Pastinya empat rumah terkena lahar dingin Gunung Sinabung. Kediaman Johanes Sembiring, Jaka Surbakti, Juhen Sembiring, dan Masliani br Barus. Juga Puskesmas Pembantu,” jelas Boy.

Kadis Kesehatan Pemkab Karo, Irna S. br Sembiring mengatakan, belum berfungsinya Puskesmas tidak mempengaruhi pelayanan kesehatan kepada masyarakat. “Jjarak Pustu Desa Sukatendel dan Puskesmas Tiga Nderket tidak jauh dari Desa Kuta Mbaru,” pungkas Irna. (deo)

Solideo/sumut pos
Gotong-royong: Masyarakat gotong-royong membersihkan areal Puskemas Kuta Mbaru yang titerjang lahar dingin, Senin (22/7).

KARO, SUMUTPOS.CO – Pasca diterjang banjirblahar dingin gunung Sinabung pada Rabu malam lalu, Puskesmas Desa Kuta Mbaru, Kecamatan Tiga Nderket, Kabupaten Karo, belum beroperasi hingga Senin (22/7). Saat itu, lahar dingin yang membawa material batu dan lumpur menyebabkan Puskesmas tutup sementara.

“Kami masih melakukan gotong-royong. Ini kami lakukan demi kepentingan bersama, serta menjaga lingkungan kami terhindar dari bencana alam bila kembali menerjang wilayah desa kami,” ujar warga sekitar Sembiring Depari.

Warga terlihat membersihkan sisa material lahar di dingin mulai di jalur parit serta sekitar Puskesmas Pembantu. Material lumpur berwarna kecoklatan bertumpuk di kawasan itu.

Depari menegaskan, masyarakat Desa Kuta Mbaru menyadari kewajiban untuk menjaga lingkungan desa dan mengantisipasi terjadinya bencana. “Kita bersama bapak-bapak di sini tetap aktif melaksanakan gotong-royong. Seperti hari ini, kita membersihkan parit serta membersihkan Puskesmas,” pungkasnya.

Pengoperasian kembali Puskesmas Desa Kuta Mbaru diperkirakan membutuhkan waktu beberapa hari ke depan. Sebab, material seperti lumpur menumpuk dengan ketinggian mencapai satu meter, membutuhkan waktu untuk pembersihan.

Kepala Desa Kuta Mbaru, Boy Leo Rona Perangin-angin mengatakan, pembersihan dilakukan warga, Pemerintahan Desa, Pemda Karo, Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Sumatera Utara dan pihak terkait lainnya.

“Hanya saja, volume material yang dibawa arus lahar dingin sangat tinggi. Butuh waktu untuk tahap penyelesaian. Tumpukan material berupa tanah pasir berlumpur, masih terdapat di dalam Puskesmas setinggi satu meter,” ujar Boy.

Dia menegaskan, obat-obatan yang tersimpan di dalam Puskesmas Pembantu aman dan kini sudah dipindahkan ke Puskesmas Tiga Nderket. Untuk masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan, sementara dialihkan ke Puskesmas Pembantu Simpang Desa Sukatendel.

“Pustu Simpang Desa Sikatendel berjarak 1,5 kilometer atau ke Puskesmas Tiga Nderket yang berjarak 2 kilometer,” kata Boy.

Kepala Desa Kuta Mbaru menyebutkan, dalam peristiwa lahar dingin Sinabung itu, terdapat empat rumah warga dan Pustu Kuta Mbaru terendam lumpur dan material yang terbawa saat kejadian.

“Banyak berita simpang siur di media terkait jumlah pasti rumah yang terdampak lumpur lahar dingin Gunung Sinabung. Pastinya empat rumah terkena lahar dingin Gunung Sinabung. Kediaman Johanes Sembiring, Jaka Surbakti, Juhen Sembiring, dan Masliani br Barus. Juga Puskesmas Pembantu,” jelas Boy.

Kadis Kesehatan Pemkab Karo, Irna S. br Sembiring mengatakan, belum berfungsinya Puskesmas tidak mempengaruhi pelayanan kesehatan kepada masyarakat. “Jjarak Pustu Desa Sukatendel dan Puskesmas Tiga Nderket tidak jauh dari Desa Kuta Mbaru,” pungkas Irna. (deo)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/