32 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Ibu dan Balitanya Tewas Dibunuh

Terinspirasi Adegan Porno, Pelaku Ngaku Niat Memperkosa

PALAS-Seorang ibu, Ermida Boru Harahap (40) dan anaknya Putri Jamilah (2 tahun 6 bulan) ditemukan tewas di sekitar lokasi kebun korban di kebun Sumuran tepatnya 150 meter dari lokasi kebun cabe korban yang berada di Desa Sibuali- Buali, Kecamatan Sosopan, Kabupeten Padang Lawas (Palas), Jumat (21/10) malam lalu.

Keduanya diperkirakan korban pembunuhan karena luka disekujur tubuh yang diperkirakan terjadi sekira pukul 18.00 WIB.

Menurut keluarga korban, Fajar Harahap (38), pembunuhan diperkirakan terjadi Jumat ( 21/10) sore. Kejadian berlangsung saat Ermida menjalankan aktivitas keseharian di kebun cabe merek sambil menggendong dan mengasuh Putri Jamilah.

Di ladang yang berjarak sekitar 2 kilometer dari kampungnya, Ermida selalu menjaga kebunnya dari gangguan hama seperti kera.

Karena tak kunjung pulang, keduanya sempat dicari Addin Sihombing, suami korban Ermida, yang bingung dan resah.
Curiga terjadi sesuatu, Addin menyusul ke kebun, tetapi tak menemukan istri dan anaknya. Addin pulang dan mengabarkannya serta meminta rekan-rekan sekampungnya untuk ikut mencari Ermida dan Putri.

“Karena sudah magrib, Addin Sihombing dan warga mencari korban bersama-sama. Ternyata kecurigaan Addin benar. Istri dan anaknya ditemukan bersimbah darah dan tidak bernyawa lagi dengan posisi terlentang di pinggir jalan menuju kebun mereka, 150 meter dari kebun cabe,” terangnya kepada METROTAPANULI (grup Sumut Pos).

Tangan sebelah kanan Ermida nyaris putus dan kuping sampai batas batok kepala mengalami luka robek diduga akibat bacokan benda tajam. Kuping sampai batas batok kepala mengalami luka robek diduga akibat bacokan benda tajam. Sementara Putri, diduga dipukul dengan kayu karena tengkuk sebelah belakang memar dan lebam.

Addin yang sempat meraung-raung lalu ditenangkan warga. Kedua korban kemudian dibawa ke RSUD Sibuhuan untuk divisum untuk keperluan penyelidikan pihak Kepolisian Sosopan.

Fajar menduga, keduanya dihabisi mengunakan benda tajam dan benda tumpul sejenis kayu. Ermida diduga sempat mengadakan perlawanan dengan menangkis ayunan senjata tajam pelaku hingga tangan ibu muda tersebut nyaris putus.

Keluarga dan warga sekitar tentu saja heran dan prihati dengan musibah yang dialami keluarga Addin Sihombing. Apalagi, warga tahu, selama ini korban dikenal baik dan ramah di tengah-tengah masyarakat, mudah bergaul dan dan tidak memiliki musuh.

“Makanya kami bingung dan syok dengan kejadian ini. Apalagi pembunuhan itu termasuk sadis di wilayah kami ini,” terang warga bermarga Harahap.

Warga berharap kepolisian secepatnya mengungkap misteri pembunuhan ini. “Apa motifnya dan siapa pelakunya, agar kami masyarakat tenang. Karena ini adalah pembunuhan sadis yang tidak manusiawi,” tukas warga.
18 Jam, Pelaku Ditangkap.

Menyikapi harapan warga, penyidik Polres Tapsel dipimpin Kasat Reskrim Polres Tapsel, AKP Lukmin Siregar, berhasil mengidentifikasi dan menangkap pelaku pembunuhan terhadap seorang ibu dan anaknya dalam waktu 18 jam. Tersangka pelakunya, Rahmat (18) warga Desa Sosopan, Kecamatan Sosopan, Kabupaten Palas.

“Begitu kita datang ke rumahnya, tersangka mengakui semua perbuatannya. Saat ini kita masih akan terus memintai keterangan tersangka. Dugaan kita motifnya karena pengaruh film dewasa dari HP-nya,” tegas AKP Lukmin Siregar.
Kepada METROTAPANULI, Rahmat mengaku hanya berniat memperkosa dan tidak bermaksud membunuh ibu dan anak tersebut. Sore itu, saat pulang dari ladang, ia berpapasan dengan Ermida yang menggendong anaknya.
Teringat rekaman video adegan orang dewasa di ladang yang didownload dan disimpan di ponselnya, spontan timbul niat mesum Rahmat.

Ia lalu mengikuti korban yang menggendong anaknya. Selama 5 menit ia memikirkan cara melampiaskan hasrat nakalnya.

Saat itu, di tangan pelaku membawa sebilah parang dan balok sepanjang sekitar 1,5 meter. Diam-diam dari belakang, pelaku mengayunkan kayu ditangannya. Niat ingin memukul Ermida agar jatuh dan dirinya bisa memperkosanya ternyata pelaku salah pukul, yang kena malah putrinya yang langsung menjerit dan menangis.

Karena tertangkap basah oleh Ermida, Rahmat kembali mengayunkan kayunya ke bagian belakang kepala Ermida. Kedua korban langsung jatuh ke tanah, Ermida dalam keadaan berlumuran darah dari kepala sedangkan Putri dibagian tubuhnya dan menangis kesakitan.

Rahmat yang panik malah membacok leher Ermida dan kepalanya, sedangkan Putri dihantamnya lagi menggunakan balok sebanyak dua kali.

Dengan penuh rasa takut, Rahmat meninggalkan kedua korban dan kembali ke rumahnya di Desa Sosopan berjarak sekitar 2 km ke Desa Sibual-Buali.

Sesampai di rumahnya, Rahmat mandi dan pergi mengopi ke kedai dan hingga pagi dirinya masih melakukan aktivitas seperti biasa. Namun sore hari polisi sudah mendatangi rumahnya, dan setelah ditanyai polisi, akhir Rahmat mengakui perbuatannya.

Anak ke-4 dari 5 bersaudara ini, mengaku dirinya tidak begitu mengenal korban. “Saya menyesal,” ujar lajang yang hanya lulusan SD itu. (amr/phn)

Terinspirasi Adegan Porno, Pelaku Ngaku Niat Memperkosa

PALAS-Seorang ibu, Ermida Boru Harahap (40) dan anaknya Putri Jamilah (2 tahun 6 bulan) ditemukan tewas di sekitar lokasi kebun korban di kebun Sumuran tepatnya 150 meter dari lokasi kebun cabe korban yang berada di Desa Sibuali- Buali, Kecamatan Sosopan, Kabupeten Padang Lawas (Palas), Jumat (21/10) malam lalu.

Keduanya diperkirakan korban pembunuhan karena luka disekujur tubuh yang diperkirakan terjadi sekira pukul 18.00 WIB.

Menurut keluarga korban, Fajar Harahap (38), pembunuhan diperkirakan terjadi Jumat ( 21/10) sore. Kejadian berlangsung saat Ermida menjalankan aktivitas keseharian di kebun cabe merek sambil menggendong dan mengasuh Putri Jamilah.

Di ladang yang berjarak sekitar 2 kilometer dari kampungnya, Ermida selalu menjaga kebunnya dari gangguan hama seperti kera.

Karena tak kunjung pulang, keduanya sempat dicari Addin Sihombing, suami korban Ermida, yang bingung dan resah.
Curiga terjadi sesuatu, Addin menyusul ke kebun, tetapi tak menemukan istri dan anaknya. Addin pulang dan mengabarkannya serta meminta rekan-rekan sekampungnya untuk ikut mencari Ermida dan Putri.

“Karena sudah magrib, Addin Sihombing dan warga mencari korban bersama-sama. Ternyata kecurigaan Addin benar. Istri dan anaknya ditemukan bersimbah darah dan tidak bernyawa lagi dengan posisi terlentang di pinggir jalan menuju kebun mereka, 150 meter dari kebun cabe,” terangnya kepada METROTAPANULI (grup Sumut Pos).

Tangan sebelah kanan Ermida nyaris putus dan kuping sampai batas batok kepala mengalami luka robek diduga akibat bacokan benda tajam. Kuping sampai batas batok kepala mengalami luka robek diduga akibat bacokan benda tajam. Sementara Putri, diduga dipukul dengan kayu karena tengkuk sebelah belakang memar dan lebam.

Addin yang sempat meraung-raung lalu ditenangkan warga. Kedua korban kemudian dibawa ke RSUD Sibuhuan untuk divisum untuk keperluan penyelidikan pihak Kepolisian Sosopan.

Fajar menduga, keduanya dihabisi mengunakan benda tajam dan benda tumpul sejenis kayu. Ermida diduga sempat mengadakan perlawanan dengan menangkis ayunan senjata tajam pelaku hingga tangan ibu muda tersebut nyaris putus.

Keluarga dan warga sekitar tentu saja heran dan prihati dengan musibah yang dialami keluarga Addin Sihombing. Apalagi, warga tahu, selama ini korban dikenal baik dan ramah di tengah-tengah masyarakat, mudah bergaul dan dan tidak memiliki musuh.

“Makanya kami bingung dan syok dengan kejadian ini. Apalagi pembunuhan itu termasuk sadis di wilayah kami ini,” terang warga bermarga Harahap.

Warga berharap kepolisian secepatnya mengungkap misteri pembunuhan ini. “Apa motifnya dan siapa pelakunya, agar kami masyarakat tenang. Karena ini adalah pembunuhan sadis yang tidak manusiawi,” tukas warga.
18 Jam, Pelaku Ditangkap.

Menyikapi harapan warga, penyidik Polres Tapsel dipimpin Kasat Reskrim Polres Tapsel, AKP Lukmin Siregar, berhasil mengidentifikasi dan menangkap pelaku pembunuhan terhadap seorang ibu dan anaknya dalam waktu 18 jam. Tersangka pelakunya, Rahmat (18) warga Desa Sosopan, Kecamatan Sosopan, Kabupaten Palas.

“Begitu kita datang ke rumahnya, tersangka mengakui semua perbuatannya. Saat ini kita masih akan terus memintai keterangan tersangka. Dugaan kita motifnya karena pengaruh film dewasa dari HP-nya,” tegas AKP Lukmin Siregar.
Kepada METROTAPANULI, Rahmat mengaku hanya berniat memperkosa dan tidak bermaksud membunuh ibu dan anak tersebut. Sore itu, saat pulang dari ladang, ia berpapasan dengan Ermida yang menggendong anaknya.
Teringat rekaman video adegan orang dewasa di ladang yang didownload dan disimpan di ponselnya, spontan timbul niat mesum Rahmat.

Ia lalu mengikuti korban yang menggendong anaknya. Selama 5 menit ia memikirkan cara melampiaskan hasrat nakalnya.

Saat itu, di tangan pelaku membawa sebilah parang dan balok sepanjang sekitar 1,5 meter. Diam-diam dari belakang, pelaku mengayunkan kayu ditangannya. Niat ingin memukul Ermida agar jatuh dan dirinya bisa memperkosanya ternyata pelaku salah pukul, yang kena malah putrinya yang langsung menjerit dan menangis.

Karena tertangkap basah oleh Ermida, Rahmat kembali mengayunkan kayunya ke bagian belakang kepala Ermida. Kedua korban langsung jatuh ke tanah, Ermida dalam keadaan berlumuran darah dari kepala sedangkan Putri dibagian tubuhnya dan menangis kesakitan.

Rahmat yang panik malah membacok leher Ermida dan kepalanya, sedangkan Putri dihantamnya lagi menggunakan balok sebanyak dua kali.

Dengan penuh rasa takut, Rahmat meninggalkan kedua korban dan kembali ke rumahnya di Desa Sosopan berjarak sekitar 2 km ke Desa Sibual-Buali.

Sesampai di rumahnya, Rahmat mandi dan pergi mengopi ke kedai dan hingga pagi dirinya masih melakukan aktivitas seperti biasa. Namun sore hari polisi sudah mendatangi rumahnya, dan setelah ditanyai polisi, akhir Rahmat mengakui perbuatannya.

Anak ke-4 dari 5 bersaudara ini, mengaku dirinya tidak begitu mengenal korban. “Saya menyesal,” ujar lajang yang hanya lulusan SD itu. (amr/phn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/