32 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Warga Penggarap Ngotot Duduki Lahan Eks HGU

BINJAI-Ratusan warga Desa Sambirejo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat, nyaris bentrok dengan aparat kepolisian, saat berusaha menduduki lahan eks PTPN2 Desa  Tanjungjati Langkat, Kamis (22/11) siang.

Bentrokan ini nyaris terjadi karena massa berusaha masuk ke areal perkebunan PTPN2 dengan menerobos blokade yang dijaga 100 personel kepolisian baik dari Polres Langkat maupun Brimob Binjai.

Berdasarkan informasi yang dihimpun wartawan dilokasi, sebelumnya 300 an warga sempat menguasai lahan seluas 230 hektar. Massa juga kembali berusaha, untuk merangsek masuk ke lahan eks HGU PTPN2 Desa Tanjungjati yang diklaim sebagai lahan rakyat penunggu.

Namun aksi massa ini terhenti ketika mereka hendak melintasi di jembatan penghubung antara Desa Sambirejo dengan Desa Sendang Rejo, Kecamatan Binjai, rupanya mereka dihadang seratusan personel polisi.

“Sudah ada warga yang mendiami lahan eks HGU PTPN2 ini sejak puluhan tahun lalu. Bahkan, kami sudah mendirikan rumah di daerah tersebut,” kata Awaludin (59), salah seorang warga penggarap.

Mendapat hadangan dari petugas kepolisian yang tidak mengizinkan massa menduduki lahan eks PTPN2, membuat sebagian warga menjadi kesal dan sempat terjadi aksi dorong-dorongan dengan petugas sebagai bentuk protes atas pelarangan tersebut.

“Memang benar pihak kepolisian menjaga keamanan. Tapi, kami mau masuk setelah sembilan bulan kami tinggalkan ladang kami karena disuruh mundur sebelum ada penyelesain dari BPN,” kata pria beranak tiga ini.

Aksi saling dorong ini tidak berlangsung lama. Sebab, pihak kepolisian mengajak masyarakat untuk duduk bersama mencari jalan terbaik. Bahkan, pihak kepolisian mengaku akan meminta pada PTPN2, untuk melakukan pertemuan dengan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut.

“Dari dulu kita selalu diajak berunding. Tapi tidak ada jalan keluarnnya. Hal ini seperti terjadi 9 bulan lalu, ketika rumah kami di lahan eks HGU digusur pihak PTPN2 dan memaksa kami mundur. Kami minta segera selesaikan masalah ini,” sambung Kirno warga lainnya.

Setelah petugas berhasil membujuk, akhirnya massa penggarap ini bersedia menarik diri dari lahan yang disengketakan dengan pihak PTPN2. Sayangnya, tak seorang pun pihak PTPN2 yang diikut sertakan dalam pertemuan itu.

“Tadi kita sudah berbincang dengan pihak kepolisian yang menghubungi mengaku sudah menghubungi pihak PTPN2. Jadi dalam waktu dekat, kita akan melakukan pertemuan dengan BPN dan pihak PTPN2, untuk mencari solusi yang terbaik,” kata Ramlan.

Setelah aspirasi mereka tertampung, ratusan warga akhirnnya membubarkan diri, pulang ke rumah mereka masing-masing sembari menunggu keputusan yang akan diambil. Sementara itu hingga siang, puluhan polisi masih terlihat berjaga-jaga di lokasi. (ndi)

BINJAI-Ratusan warga Desa Sambirejo Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat, nyaris bentrok dengan aparat kepolisian, saat berusaha menduduki lahan eks PTPN2 Desa  Tanjungjati Langkat, Kamis (22/11) siang.

Bentrokan ini nyaris terjadi karena massa berusaha masuk ke areal perkebunan PTPN2 dengan menerobos blokade yang dijaga 100 personel kepolisian baik dari Polres Langkat maupun Brimob Binjai.

Berdasarkan informasi yang dihimpun wartawan dilokasi, sebelumnya 300 an warga sempat menguasai lahan seluas 230 hektar. Massa juga kembali berusaha, untuk merangsek masuk ke lahan eks HGU PTPN2 Desa Tanjungjati yang diklaim sebagai lahan rakyat penunggu.

Namun aksi massa ini terhenti ketika mereka hendak melintasi di jembatan penghubung antara Desa Sambirejo dengan Desa Sendang Rejo, Kecamatan Binjai, rupanya mereka dihadang seratusan personel polisi.

“Sudah ada warga yang mendiami lahan eks HGU PTPN2 ini sejak puluhan tahun lalu. Bahkan, kami sudah mendirikan rumah di daerah tersebut,” kata Awaludin (59), salah seorang warga penggarap.

Mendapat hadangan dari petugas kepolisian yang tidak mengizinkan massa menduduki lahan eks PTPN2, membuat sebagian warga menjadi kesal dan sempat terjadi aksi dorong-dorongan dengan petugas sebagai bentuk protes atas pelarangan tersebut.

“Memang benar pihak kepolisian menjaga keamanan. Tapi, kami mau masuk setelah sembilan bulan kami tinggalkan ladang kami karena disuruh mundur sebelum ada penyelesain dari BPN,” kata pria beranak tiga ini.

Aksi saling dorong ini tidak berlangsung lama. Sebab, pihak kepolisian mengajak masyarakat untuk duduk bersama mencari jalan terbaik. Bahkan, pihak kepolisian mengaku akan meminta pada PTPN2, untuk melakukan pertemuan dengan masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut.

“Dari dulu kita selalu diajak berunding. Tapi tidak ada jalan keluarnnya. Hal ini seperti terjadi 9 bulan lalu, ketika rumah kami di lahan eks HGU digusur pihak PTPN2 dan memaksa kami mundur. Kami minta segera selesaikan masalah ini,” sambung Kirno warga lainnya.

Setelah petugas berhasil membujuk, akhirnya massa penggarap ini bersedia menarik diri dari lahan yang disengketakan dengan pihak PTPN2. Sayangnya, tak seorang pun pihak PTPN2 yang diikut sertakan dalam pertemuan itu.

“Tadi kita sudah berbincang dengan pihak kepolisian yang menghubungi mengaku sudah menghubungi pihak PTPN2. Jadi dalam waktu dekat, kita akan melakukan pertemuan dengan BPN dan pihak PTPN2, untuk mencari solusi yang terbaik,” kata Ramlan.

Setelah aspirasi mereka tertampung, ratusan warga akhirnnya membubarkan diri, pulang ke rumah mereka masing-masing sembari menunggu keputusan yang akan diambil. Sementara itu hingga siang, puluhan polisi masih terlihat berjaga-jaga di lokasi. (ndi)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/