KOTAPINANG, SUMUTPOS.CO – Istana Kesultanan Bahran Kotapinang mempunyai nilai sejarah yang cukup tinggi, dan dapat dijadikan ikon yang paling bergengsi bagi Kabupaten Labuhanbatu Selatan (Labusel). Pasalnya, istana ini menjadi bagian penting dari sejarah berdirinya Kabupaten Labsel. Sayangnya, kondisi istana ini kini tak terawat.
MERASA prihatin dengan kondisi Istana Bahran Kotapinang, Ketua Umum PB Iklas, Drs Rivai Nasution MM bersama sejumlah pengurus KNPI Labusel dan Ketua Ikatan Arsitek Indonwsia (IAI) Sumut Ir Sahlan Jukhri, berkunjung ke istana yang terletak di Kelurahan Kotapinang, Kecamatan Kotapinang itu, Selasa (20/11) lalu. Kunjungan ini dimaksudkan untuk melihat kondisi terkini istana yang menjadi salah satu kebanggaan masyarakat Labusel pada masa lalu.
Dalam kunjungan tersebut Rivai beserta rombongan sangat menyayangkan kondisi istana yang terlantar puluhan tahun. Bangunan istana itu sama sekali belum pernah tersentuh renovasi baik dr ahli waris maupun pemerintah Labusel.
“Istana Kotapinang ini merupakan heritage yang mempunyai nilai sejarah yang cukup tinggi dan dapat dijadikan ikon yang paling bergengsi dan mempunyai daya saing yang tinggi dari daerah lain di Sumut.
Apabila istana ini di renovasi dengan baik dan dilestarikan sebagai cagar budaya nasional, tentu akan mampu mendatangkan PAD dari sektor pajak hiburan dan merangsang pengunjung dari berbagai penjuru datang untuk melihat langsung serta mendengarkan sejarah tentang istana ini,” beber Rivai Nasition kepada wartawan, Kamis (22/11).
Untuk itu, sebagai wujud kepedulian terhadap peninggalan sejarah ini, kata Rivai, PB Iklas akan menggelar seminar atau dialog publik bertajuk “Napak Tilas Kejayaan Istana Kesultanan Bahran Kotapinang”. Dalam seminar ini, PB Iklas akan menggandeng LIPPSU dan Yayasan Daun Sirih Sumatera Utara.
Melalui seminar yang akan dilaksanakan pada 22 Desember 2018 di Gedung Santun Berkata Bijak Berkarya (SBBK), Jalan Bukit Kotapinang ini, Rivai berharap, nantinya ada informasi tentang permasalahan apa yang terjadi sehingga istana ini tidak dapat direnovasi untuk dilestarikan sebagai cagar budaya di Labusel.
Melalui pemberitaan ini Rivai mengimbau kepada seluruh elemen masyarakat dapat berpartisipasi aktif mengikuti seminar ini dan memberikan masukan-masukan, informasi yang aktual sehingga membuahkan solusi yang efektif untuk pemberdayaan istana Bahran Kotapinang ini pada masa yang akan datang.
“Sebagai action plan menjelang dilakukannya dialog publik ini, PB Iklas bersama KNPI Labusel mengajak elemen masyarakat untuk berpartisipasi aktif bersama-sama bergotong-royong membersihkan sekitar istana pada 1 dan 2 Desember 2018 di Istana Kotapinang,” ajak Rivai. (adz)