32 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Tinjau Warga Kurang Mampu di Sergai, Wakil Bupati Minta Tim PKH Bekerja Maksimal

BANTUAN: Wakil Bupati Sergai Darma Wijaya, bersama Rumah Amanah Ketua DPC Partai Gerindra Sergai Budi, saat memberikan bantuan kepada M Latif (96), warga kurang mampu di Dusun III, Kampun Betung, Desa Silau Rakyat, Kecamatan Seirampah, Kamis (21/11). SURYA BHAKTI HASIBUAN/SUMUT POS

SERGAI, SUMUTPOS.CO – Wakil Bupati Serdang Bedagai (Sergai) Darma Wijaya, meminta Tim Program Keluarga Harapan (PKH) bekerja secara maksimal, karena masih banyak para jompo yang belum terakomodir untuk mendapat bantuan.

Hal ini diungkapkan Darma, saat meninjau warga kurang mampu, M Latif (96), yang tinggal di rumah tak layak huni Dusun III, Kampung Betung, Desa Silau Rakyat, Kecamatan Seirampah, bersama Rumah Amanah Ketua DPC Partai Gerindra Sergai Budi, Kamis (21/11) lalu.

Lebih lanjut Darma mengatakan, kehadirannya merupakan bentuk satu keharusan hadirnya pemerintah di tengah-tengah masyarakat, sesuai Nawacita Presiden Indonesia Joko Widodo. Setelah melihat langsung kondisi rumah M Latif, menurutnya, kinerja Tim PKH masih belum maksimal. Karena masih ada warga yang belum terdata untuk mendapatkan bantuan tersebut.

“Dengan kondisi ini, yang masih banyaknya masyarakat kurang mampu belum mendapat bantuan dari PKH, maka inilah pekerjaan penting bagi pemerintah untuk hadir, dalam bentuk mendata ulang kembali siapa-siapa saja yang layak mendapatkan bantuan tersebut,” tutur Darma.

Untuk itu, Darma meminta kehadiran insan pers untuk turut serta sebagai sosial kontrol. Dengan kehadiran media, pemerintah sedikit banyak tentu terbantu melalui pemberitaan di lapangan.

Sementara Ketua DPC Partai Gerindra Sergai, Budi mengatakan, bantuan yang diberikan bersama Wakil Bupati Sergai, merupakan bentuk dari kepedulian pemerintah. “Semoga bantuan yang diberikan kepada Bapak Latif, dapat bermanfaat dan dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Semoga dapat membantu meringankan beban hidup Bapak Latif, yang selama ini bertahan hidup dengan mengandalkan pemberian dari tetangga sekitarnya,” jelasnya.

Bantuan berupa sembako, seperti beras, mie instan, minyak goreng, tepung, kopi, dan gula, serta uang tunai sebagai tali asih, secara langsung diberikan oleh Wakil Bupati Sergai dan Ketua DPC Partai Gerindra Sergai, kepada M Latif. Disaksikan Ketua DPW Garnita Malahayati Nasdem Sumut Fadillah Maria Ulfa, yang secara kebetulan datang untuk melihat kondisi M Latif di kediamannya.

Seorang warga sekitar, Nuraidah (63), mengucapkan terima kasih atas perhatian dan kepedulian Wakil Bupati Sergai dan Rumah Amanah DPC Partai Gerindra Sergai, kepada M Latif. Menurutnya, selama hidup, M Latif seorang diri hidup di gubuk beratap rumbia dan dinding tepas. “Sementara untuk makan, dia hanya menunggu belas kasih para tetangga yang mau memberi. Kasihan melihat kakek ini, dia tidak punya anak. Mata pencariannya sehari-hari, hanya menjual pohon bambu yang berada di sebelah gubuknya,” bebernya.

Dan jika ada warga yang ingin membeli bambu, harganya sudah tertulis di dinding tepas gubuknya, yakni antara Rp5 ribu hingga Rp10 ribu. “Kenapa ditulis di dinding gubuknya? Karena kakek ini kurang pendengaran. Jadi kalau ada warga yang mau membeli bambu, uangnya langsung diberikan ke kakek itu,” pungkas Nuraidah. (sur/saz)

BANTUAN: Wakil Bupati Sergai Darma Wijaya, bersama Rumah Amanah Ketua DPC Partai Gerindra Sergai Budi, saat memberikan bantuan kepada M Latif (96), warga kurang mampu di Dusun III, Kampun Betung, Desa Silau Rakyat, Kecamatan Seirampah, Kamis (21/11). SURYA BHAKTI HASIBUAN/SUMUT POS

SERGAI, SUMUTPOS.CO – Wakil Bupati Serdang Bedagai (Sergai) Darma Wijaya, meminta Tim Program Keluarga Harapan (PKH) bekerja secara maksimal, karena masih banyak para jompo yang belum terakomodir untuk mendapat bantuan.

Hal ini diungkapkan Darma, saat meninjau warga kurang mampu, M Latif (96), yang tinggal di rumah tak layak huni Dusun III, Kampung Betung, Desa Silau Rakyat, Kecamatan Seirampah, bersama Rumah Amanah Ketua DPC Partai Gerindra Sergai Budi, Kamis (21/11) lalu.

Lebih lanjut Darma mengatakan, kehadirannya merupakan bentuk satu keharusan hadirnya pemerintah di tengah-tengah masyarakat, sesuai Nawacita Presiden Indonesia Joko Widodo. Setelah melihat langsung kondisi rumah M Latif, menurutnya, kinerja Tim PKH masih belum maksimal. Karena masih ada warga yang belum terdata untuk mendapatkan bantuan tersebut.

“Dengan kondisi ini, yang masih banyaknya masyarakat kurang mampu belum mendapat bantuan dari PKH, maka inilah pekerjaan penting bagi pemerintah untuk hadir, dalam bentuk mendata ulang kembali siapa-siapa saja yang layak mendapatkan bantuan tersebut,” tutur Darma.

Untuk itu, Darma meminta kehadiran insan pers untuk turut serta sebagai sosial kontrol. Dengan kehadiran media, pemerintah sedikit banyak tentu terbantu melalui pemberitaan di lapangan.

Sementara Ketua DPC Partai Gerindra Sergai, Budi mengatakan, bantuan yang diberikan bersama Wakil Bupati Sergai, merupakan bentuk dari kepedulian pemerintah. “Semoga bantuan yang diberikan kepada Bapak Latif, dapat bermanfaat dan dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Semoga dapat membantu meringankan beban hidup Bapak Latif, yang selama ini bertahan hidup dengan mengandalkan pemberian dari tetangga sekitarnya,” jelasnya.

Bantuan berupa sembako, seperti beras, mie instan, minyak goreng, tepung, kopi, dan gula, serta uang tunai sebagai tali asih, secara langsung diberikan oleh Wakil Bupati Sergai dan Ketua DPC Partai Gerindra Sergai, kepada M Latif. Disaksikan Ketua DPW Garnita Malahayati Nasdem Sumut Fadillah Maria Ulfa, yang secara kebetulan datang untuk melihat kondisi M Latif di kediamannya.

Seorang warga sekitar, Nuraidah (63), mengucapkan terima kasih atas perhatian dan kepedulian Wakil Bupati Sergai dan Rumah Amanah DPC Partai Gerindra Sergai, kepada M Latif. Menurutnya, selama hidup, M Latif seorang diri hidup di gubuk beratap rumbia dan dinding tepas. “Sementara untuk makan, dia hanya menunggu belas kasih para tetangga yang mau memberi. Kasihan melihat kakek ini, dia tidak punya anak. Mata pencariannya sehari-hari, hanya menjual pohon bambu yang berada di sebelah gubuknya,” bebernya.

Dan jika ada warga yang ingin membeli bambu, harganya sudah tertulis di dinding tepas gubuknya, yakni antara Rp5 ribu hingga Rp10 ribu. “Kenapa ditulis di dinding gubuknya? Karena kakek ini kurang pendengaran. Jadi kalau ada warga yang mau membeli bambu, uangnya langsung diberikan ke kakek itu,” pungkas Nuraidah. (sur/saz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/