25.6 C
Medan
Friday, May 10, 2024

Nasib Kota Tebingtinggi Setelah Tol Tebingtinggi-Indrapura Dibuka, Para Pelaku UMKM Menjerit

SUMUTPOS.CO – Beroperasinya jalan tol Tebingtinggi-Indrapura dan Indrapura-Limapuluh, ternyata berdampak negatif terhadap perekonomian masyarakat Kota Tebingtinggi, khususnya para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Pasalnya, sejak beroperasinya dua ruas jalan tol tersebut, omset mereka cenderung menurun.

JUNAIDI, seorang pedagang oleh-oleh khas Kota Tebingtinggi roti kacang dan lemang yang sering mangkal di depan eks Termina Bandar Kajum, Jalan KL Yos Soedarso, mengaku omsetnya dari hari semangkin menurun. Menurutnya, kondisi ini terjadi sejak beroperasinya jalan tol Tebintinggi-Kualatanjung, Indrapura, dan Lima Puluhn

“Penghasilan kami mulai menurun dari hari ke hari. Biasanya omset kami sehari bisa mencapai Rp500.000 hingga Rp700.000. Tetapi sejak dibukanya pintu tol Tebingtinggi-Indrapura, omset kami rata-rata cuma Rp250.000 sampai Rp300.000,” ujar Junaidi kepada Sumut Pos.

Menurutnya, pembeli yang singgah membeli oleh-oleh pada malam hari. Mayoritas, mereka mengendarai mobil pribadi yang ingin ke Pematangsiantar atau Parapat. “Kalau jalan tol Tebingtinggi-Siantar sudah beroperasi, bisa diprediksi kami para pedagang di sepanjang Jalan KL Yos Sudarso Tebingtinggi ini akan tutup,” keluhnya.

Junaidi berharap, Pemko Tebingtinggi bisa merelokasi para pedagang oleh-oleh di suatu tempat seperti rest area, sehingga usaha mereka bisa tetap hidup. Karena menurutnya, dengan tertatanya pedagang dalam satu titik, harga bisa dikontrol dan masyarakat yang melintas pasti akan berhenti sambil istirahat dan membeli oleh-oleh.

“Bekas Terminal Bandar Kajum ini sebenarnya strategis untuk lokalisasi pedagang oleh-oleh khas Tebingtinggi. Jika lokasi seperti rest area dikelola dengan baik, seperti perlengkapan toilet dan tempat beribadah serta fasilitas lainnya dikelola dengan baik, tentu banyak pelaku perjalanan yang singgah di lokasi tersebut,” beber Junaidi.

Mengapa harus di bekas Terminal Bandar Kajum? Karena menurutnya, ini lokasi yang tidak terlalu jauh dari pintu masuk dan keluar tol Tebingtinggi menuju Medan. Begitu juga sebaliknya, dari Medan menuju Tebingtinggi, Kualanamu, Pematang Siantar, Indrapura dan Kuala Tanjung dan Indrapura. “Kalau nanti lokasi rest area kita diletakkan tempatnya di inti kota, sudah jelas orang malas singgah karena pintu masuk tolnya terlalu jauh. Tapi apabila di bekas Terminal Bandar Kajum ini, sangat cocok dikarenakan pintu tol hanya berjarak paling jauh 500 meter,” bilangnya.

Para pedagang, khususnya pelaku UMKM yang ada di Kota Tebingtinggi berharap, Pemko Tebingtinggi dapat memperhatikan nasib mereka. Apabila tidak ditata dan dikelola dengan baik, nasibnya akan sama seperti pedagang di Pasar Bengkel, Serdang Bedagai. “Lihatlah mereka tutup alias gulung tikar. Jangan sampai itu terjadi kepada kami, kepada siapa lagi kami mau mengadu,” pungkasnya.

Membahas masalah tersebut, Sumut Pos berkesempatan bertemu Penjabat (Pj) Wali Kota Tebingtinggi Syarmadani di Balai Kota Jalan Sutomo Kota Tebingtinggi, Kamis (16/11) pekan lalu. Syarmadani mengakui, beroperasinya ruas tol Tebingtinggi-Indrapura, sangat berdampak pada sektor perekonomian masyarakat Kota Tebingtinggi.

Karenanya, kata Syarmadani, Pemko Tebingtinggi sudah melakukan pembahasan dan kajian dengan berbagai pihak menyikapi hal tersebut. “Menyikapi itu, kita mendorong sektor jasa. Makanya, kita akan mengupayakan mutliplayer pada bidang jasa. Diantaranya dengan meningkatkan pelayanan kesehatan, di mana nantinya orang akan datang dan berobat ke Kota Tebingtinggi,” kata Syarmadani.

Menurutnya, Pemko Tebingtinggi akan berupaya meningkatkan pelayanan rumah sakit, khususnya Rumah Sakit Umum Daerah dr Kumpulan Pane yang sudah naik kelas menjadi tipe B Paripurna Pendidikan. “Kita juga mendorong seluruh rumah sakit untuk meningkatkan pelayanan, karena nantinya orang akan datang dan mencari rumah sakit di Kota Tebingtinggi,” harapnya.

Selain pelayanan kesehatan, kata Syarmadani, sektor pendidikan juga harus ditingkatkan. Menurutnya, sektor ini juga mampu mendorong perbaikan ekonomi di Kota Tebingtinggi nantinya. “Karena kita mendapatkan informasi, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) Tebingtinggi, rencana akan membuka prodi jurusan Keperawatan dan Kebidanan. Nah, hal ini bila kita upayakan, akan menjadi sektor jasa yang baik, dimana akan tumbuh jasa jasa tempat kost-kostan, kafe-kafe dan pengembangan produk olahan jajanan.

Sedangkan untuk para pelaku UMKM yang tersebar di berbagai jalan inti kota, akan ditata dan terpusat pada suatu tempat. Syarmadani pun mengamini, eks Terminal Bandar Kajum yang berbatasan dengan Kabupaten Serdangbedagai serta dekat dengan pintu tol Tebingtinggi-Medan dan Tebingtinggi-Indrapura, merupakan lokasi strategis bagi lokaslisasi para pelaku UMKM yang menjual oleh-oleh khas Kota Tebingtinggi.

“Kami akan kembali mengajukan dan mengaktifkan eks terminal tersebut sebagai pusat masuknya barang-barang melalui kenderaan. Nantinya di depan (terminal), ditata dengan apik menjadi tempat berjualan pelaku UMKM di Kota Tebingtinggi agar para pelaku perjalanan bisa masuk beristirahat sambil berbelanja oleh-oleh khas Kota Tebingtinggi,” jelasnya.

“Nantinya semuanya akan terpusat di eks Terminal Bandar Kajum, mulai dari barang, orang dan produk olahan. Bahkan kita menyediakan tempat duduk untuk bisa makan di tempat atau dipesan. Nah, ini upaya yang menjadi prioritas kami ke depan menghadapi dibukanya pintu tol Tebingtinggi-Indrapura dan Tebintinggi-Pematangsiantar,” tambahnya.

Menurut Syarmadani, karena APBD Kota Tebingtinggi sangat kecil untuk membangun rest area sebagai pusat bagi para pelaku UMKM, maka Pemko Tebingtinggi melalui dinas perdagangan UMKM dan Koperasi, akan melakukan kordinasi dengan berbagai pihak. “Saya sudah minta kepada dinas terkait untuk melakukan kajian dan telaah. Karena, apabila ini terwujud akan menimbulkan dampak positif bagi pelaku UMKM dan tingkat perekonomian masyarakat Kota Tebingtinggi bisa lebih baik. dDukung saya untuk mengujudkan hal tersebut,” pungkasnya.

Terpisah, Kadis Perdagangan UMKM dan Koperasi Kota Tebingtinggi, Zahidin SPd menjelaskan, untuk wilayah Kota Tebingtinggi harus mampu menghadapi tantangan untuk bangkit di bidang perekonomian. Apabila Kota Tebingtinggi tidak mempunyai daya tarik sendiri, maka nasib perekonomian di Kota Tebingtinggi akan mengalami kesenjangan.

Menurutnya, Kota Tebingtinggi bisa mempunyai daya tarik untuk disinggahi orang-orang jika memiliki daya tarik tersendiri, semisal jasa kuliner yang dihasilkan dari UMKM. Sektor inilah yang paling strategis untuk memberikan kontribusi bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD). “Jadi, Kota Tebingtinggi harus punya daya tarik tersendiri bagi pelancong. Makanya, jasa kuliner dan produk-produk UMKM yang ada harus ditingkatkan kualitasnya, baik dari cara pemasarannya, bentuk kemasannya, keterjangkauan harganya, dan rasanya yang enak sehingga tidak terlupakan oleh pengunjung,” bebernya.

Diakui Zahidin, Kota Tebingtinggi tidak memiliki sumber daya alam (SDA) yang bisa “dijual”, sehingga sektor UMKM yang menjadi andalan. Karenanya, untuk meningkatkan kulitas sumber daya manusia (SDM) para pelaku UMKM, Dinas Perdagangan Koperasi dan UMKM Kota Tebingtinggi sudah melakukan pelatihan-pelatihan digitalisasi. “Pelatihan digitalisasi itu dilakukan kepada pelaku UMKM, termasuk pelaku UMKM dari kalangan milenial. “Jadi anak-anak muda yang baru melakoni dunia UMKM, bisa masuk ke dalam marketplace yang ada,” sebutnya.

Selain itu, Pemko Tebingtinggi juga melakukan pembinaan kepada pelaku UMKM secara offline. Mereka dibina untuk meningkatkan kualitas produk-produknya, baik itu dari bentuk kemasan dan rasa, serta harganya terjangkau, supaya bisa dimasukan ke retail yang ada di rest area jalan tol. “Kita bukan hanya memasarkan hasil produk UMKM secara online, tetapi juga secara offline. Seperti pemasaran di toko-toko retail yang bisa kita jangkau. Karena toko retail ini sangat besar, sehingga UMKM kita harus lebih baik lagi dalam perkembangannya,” bebernya.

Zahidin juga berharap kepada para pelaku UMKM dapat benar-benar menjaga produk UMKM-nya, sehingga tidak ada efek negatif yang ditimbulkan agar orang mau membeli. “Pelaku UMKM harus mampu menjaga kualitasnya, ramah-tamah menjualnya, dan ke depan bisa membuka gerai promosi di depan rumah mereka dengan inisiatif sendiri,” pungkasnya. (ian/adz)

SUMUTPOS.CO – Beroperasinya jalan tol Tebingtinggi-Indrapura dan Indrapura-Limapuluh, ternyata berdampak negatif terhadap perekonomian masyarakat Kota Tebingtinggi, khususnya para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Pasalnya, sejak beroperasinya dua ruas jalan tol tersebut, omset mereka cenderung menurun.

JUNAIDI, seorang pedagang oleh-oleh khas Kota Tebingtinggi roti kacang dan lemang yang sering mangkal di depan eks Termina Bandar Kajum, Jalan KL Yos Soedarso, mengaku omsetnya dari hari semangkin menurun. Menurutnya, kondisi ini terjadi sejak beroperasinya jalan tol Tebintinggi-Kualatanjung, Indrapura, dan Lima Puluhn

“Penghasilan kami mulai menurun dari hari ke hari. Biasanya omset kami sehari bisa mencapai Rp500.000 hingga Rp700.000. Tetapi sejak dibukanya pintu tol Tebingtinggi-Indrapura, omset kami rata-rata cuma Rp250.000 sampai Rp300.000,” ujar Junaidi kepada Sumut Pos.

Menurutnya, pembeli yang singgah membeli oleh-oleh pada malam hari. Mayoritas, mereka mengendarai mobil pribadi yang ingin ke Pematangsiantar atau Parapat. “Kalau jalan tol Tebingtinggi-Siantar sudah beroperasi, bisa diprediksi kami para pedagang di sepanjang Jalan KL Yos Sudarso Tebingtinggi ini akan tutup,” keluhnya.

Junaidi berharap, Pemko Tebingtinggi bisa merelokasi para pedagang oleh-oleh di suatu tempat seperti rest area, sehingga usaha mereka bisa tetap hidup. Karena menurutnya, dengan tertatanya pedagang dalam satu titik, harga bisa dikontrol dan masyarakat yang melintas pasti akan berhenti sambil istirahat dan membeli oleh-oleh.

“Bekas Terminal Bandar Kajum ini sebenarnya strategis untuk lokalisasi pedagang oleh-oleh khas Tebingtinggi. Jika lokasi seperti rest area dikelola dengan baik, seperti perlengkapan toilet dan tempat beribadah serta fasilitas lainnya dikelola dengan baik, tentu banyak pelaku perjalanan yang singgah di lokasi tersebut,” beber Junaidi.

Mengapa harus di bekas Terminal Bandar Kajum? Karena menurutnya, ini lokasi yang tidak terlalu jauh dari pintu masuk dan keluar tol Tebingtinggi menuju Medan. Begitu juga sebaliknya, dari Medan menuju Tebingtinggi, Kualanamu, Pematang Siantar, Indrapura dan Kuala Tanjung dan Indrapura. “Kalau nanti lokasi rest area kita diletakkan tempatnya di inti kota, sudah jelas orang malas singgah karena pintu masuk tolnya terlalu jauh. Tapi apabila di bekas Terminal Bandar Kajum ini, sangat cocok dikarenakan pintu tol hanya berjarak paling jauh 500 meter,” bilangnya.

Para pedagang, khususnya pelaku UMKM yang ada di Kota Tebingtinggi berharap, Pemko Tebingtinggi dapat memperhatikan nasib mereka. Apabila tidak ditata dan dikelola dengan baik, nasibnya akan sama seperti pedagang di Pasar Bengkel, Serdang Bedagai. “Lihatlah mereka tutup alias gulung tikar. Jangan sampai itu terjadi kepada kami, kepada siapa lagi kami mau mengadu,” pungkasnya.

Membahas masalah tersebut, Sumut Pos berkesempatan bertemu Penjabat (Pj) Wali Kota Tebingtinggi Syarmadani di Balai Kota Jalan Sutomo Kota Tebingtinggi, Kamis (16/11) pekan lalu. Syarmadani mengakui, beroperasinya ruas tol Tebingtinggi-Indrapura, sangat berdampak pada sektor perekonomian masyarakat Kota Tebingtinggi.

Karenanya, kata Syarmadani, Pemko Tebingtinggi sudah melakukan pembahasan dan kajian dengan berbagai pihak menyikapi hal tersebut. “Menyikapi itu, kita mendorong sektor jasa. Makanya, kita akan mengupayakan mutliplayer pada bidang jasa. Diantaranya dengan meningkatkan pelayanan kesehatan, di mana nantinya orang akan datang dan berobat ke Kota Tebingtinggi,” kata Syarmadani.

Menurutnya, Pemko Tebingtinggi akan berupaya meningkatkan pelayanan rumah sakit, khususnya Rumah Sakit Umum Daerah dr Kumpulan Pane yang sudah naik kelas menjadi tipe B Paripurna Pendidikan. “Kita juga mendorong seluruh rumah sakit untuk meningkatkan pelayanan, karena nantinya orang akan datang dan mencari rumah sakit di Kota Tebingtinggi,” harapnya.

Selain pelayanan kesehatan, kata Syarmadani, sektor pendidikan juga harus ditingkatkan. Menurutnya, sektor ini juga mampu mendorong perbaikan ekonomi di Kota Tebingtinggi nantinya. “Karena kita mendapatkan informasi, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) Tebingtinggi, rencana akan membuka prodi jurusan Keperawatan dan Kebidanan. Nah, hal ini bila kita upayakan, akan menjadi sektor jasa yang baik, dimana akan tumbuh jasa jasa tempat kost-kostan, kafe-kafe dan pengembangan produk olahan jajanan.

Sedangkan untuk para pelaku UMKM yang tersebar di berbagai jalan inti kota, akan ditata dan terpusat pada suatu tempat. Syarmadani pun mengamini, eks Terminal Bandar Kajum yang berbatasan dengan Kabupaten Serdangbedagai serta dekat dengan pintu tol Tebingtinggi-Medan dan Tebingtinggi-Indrapura, merupakan lokasi strategis bagi lokaslisasi para pelaku UMKM yang menjual oleh-oleh khas Kota Tebingtinggi.

“Kami akan kembali mengajukan dan mengaktifkan eks terminal tersebut sebagai pusat masuknya barang-barang melalui kenderaan. Nantinya di depan (terminal), ditata dengan apik menjadi tempat berjualan pelaku UMKM di Kota Tebingtinggi agar para pelaku perjalanan bisa masuk beristirahat sambil berbelanja oleh-oleh khas Kota Tebingtinggi,” jelasnya.

“Nantinya semuanya akan terpusat di eks Terminal Bandar Kajum, mulai dari barang, orang dan produk olahan. Bahkan kita menyediakan tempat duduk untuk bisa makan di tempat atau dipesan. Nah, ini upaya yang menjadi prioritas kami ke depan menghadapi dibukanya pintu tol Tebingtinggi-Indrapura dan Tebintinggi-Pematangsiantar,” tambahnya.

Menurut Syarmadani, karena APBD Kota Tebingtinggi sangat kecil untuk membangun rest area sebagai pusat bagi para pelaku UMKM, maka Pemko Tebingtinggi melalui dinas perdagangan UMKM dan Koperasi, akan melakukan kordinasi dengan berbagai pihak. “Saya sudah minta kepada dinas terkait untuk melakukan kajian dan telaah. Karena, apabila ini terwujud akan menimbulkan dampak positif bagi pelaku UMKM dan tingkat perekonomian masyarakat Kota Tebingtinggi bisa lebih baik. dDukung saya untuk mengujudkan hal tersebut,” pungkasnya.

Terpisah, Kadis Perdagangan UMKM dan Koperasi Kota Tebingtinggi, Zahidin SPd menjelaskan, untuk wilayah Kota Tebingtinggi harus mampu menghadapi tantangan untuk bangkit di bidang perekonomian. Apabila Kota Tebingtinggi tidak mempunyai daya tarik sendiri, maka nasib perekonomian di Kota Tebingtinggi akan mengalami kesenjangan.

Menurutnya, Kota Tebingtinggi bisa mempunyai daya tarik untuk disinggahi orang-orang jika memiliki daya tarik tersendiri, semisal jasa kuliner yang dihasilkan dari UMKM. Sektor inilah yang paling strategis untuk memberikan kontribusi bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD). “Jadi, Kota Tebingtinggi harus punya daya tarik tersendiri bagi pelancong. Makanya, jasa kuliner dan produk-produk UMKM yang ada harus ditingkatkan kualitasnya, baik dari cara pemasarannya, bentuk kemasannya, keterjangkauan harganya, dan rasanya yang enak sehingga tidak terlupakan oleh pengunjung,” bebernya.

Diakui Zahidin, Kota Tebingtinggi tidak memiliki sumber daya alam (SDA) yang bisa “dijual”, sehingga sektor UMKM yang menjadi andalan. Karenanya, untuk meningkatkan kulitas sumber daya manusia (SDM) para pelaku UMKM, Dinas Perdagangan Koperasi dan UMKM Kota Tebingtinggi sudah melakukan pelatihan-pelatihan digitalisasi. “Pelatihan digitalisasi itu dilakukan kepada pelaku UMKM, termasuk pelaku UMKM dari kalangan milenial. “Jadi anak-anak muda yang baru melakoni dunia UMKM, bisa masuk ke dalam marketplace yang ada,” sebutnya.

Selain itu, Pemko Tebingtinggi juga melakukan pembinaan kepada pelaku UMKM secara offline. Mereka dibina untuk meningkatkan kualitas produk-produknya, baik itu dari bentuk kemasan dan rasa, serta harganya terjangkau, supaya bisa dimasukan ke retail yang ada di rest area jalan tol. “Kita bukan hanya memasarkan hasil produk UMKM secara online, tetapi juga secara offline. Seperti pemasaran di toko-toko retail yang bisa kita jangkau. Karena toko retail ini sangat besar, sehingga UMKM kita harus lebih baik lagi dalam perkembangannya,” bebernya.

Zahidin juga berharap kepada para pelaku UMKM dapat benar-benar menjaga produk UMKM-nya, sehingga tidak ada efek negatif yang ditimbulkan agar orang mau membeli. “Pelaku UMKM harus mampu menjaga kualitasnya, ramah-tamah menjualnya, dan ke depan bisa membuka gerai promosi di depan rumah mereka dengan inisiatif sendiri,” pungkasnya. (ian/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/