26.7 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Tanggap Darurat Sinabung Diperpanjang

Gunung Sinabung mengeluarkan asap dan debu vulkanik, Jumat (13/12) lalu.
Gunung Sinabung mengeluarkan asap dan debu vulkanik, Jumat (13/12) lalu.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Masa tanggap darurat bencana erupsi Gunung Sinabung diperpanjang. Hal tersebut dikarenakan masih tingginya aktivitas Gunung Sinabung dan statusnya yang masih Awas.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan bahwa maka masa tanggap darurat di sana diperpanjang kembali hingga 4 Januari 2014. “Ditetapkan untuk diperpanjang dari kemarin (22/12) hingga 4 Januari 2013,” kata Sutopo di Jakarta kemarin.

Sutopo menjelaskan bahwa hingga kini Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) masih menetapkan radius aman lebih dari 5 kilometer dari puncak kawah Sinabung.

Terkait dengan penduduk yang mengungsi akibat bencana tersebut, Sutopo mengatakan bahwa jumlah sementara penduduk yang pengungsi sebanyak 18.166 jiwa atau 5.644 kepala keluarga (KK). “Mereka tersebar di 31 titik pengungsian,” ujar Sutopo.

Perpanjangan waktu tanggap darurat tersebut, lanjutnya, menyebabkan pihaknya belum dapat memastikan berama lama lagi para penduduk terdampak bencana itu harus mengungsi. “Semua tergantung pada aktivitas Gunung Sinabung,” ucap Sutopo.

Sementara aktivitas erupsi di puncak Gunung Sinabung belum ada tanda-tanda akan berakhir. Hingga kemarin, terjadi 93 kali gempa frekuensi rendah dan 8 kali gempa guguran.

Akibatnya, roda perekonomian di daerah terdampak bencana terhenti sementara. “Tentu saja aktivitas ekonomi dan mata pencaharian masyarakat terganggu dengan hal itu,” kata dia.

Terkait keadaan tersebut, Sutopo menjelaskan bahwa presiden telah memberikan arahan pada Rapat Terbatas beberapa waktu lalu agar tetap menjalankan aktivitas di pengungsian sehingga masyarakat memperoleh penghasilan. “Presiden memberikan arahan untuk penanganan bencana erupsi Gunung Sinabung melalui bantuan Cash for Work (CfW),” ungkap dia.

Bantuan Cash for Work tersebut mengajak para pengungsi untuk bekerja membangun sanitasi, membangun jalur evakuasi berbasis masyarakat, dan membersihkan lingkungannya. Dari pekerjaan tersebut, mereka kemudian diberikan uang lelah Rp 50 ribu per KK per hari. “Maksimum mereka bekerja selama 20 hari,” ujar Sutopo.

Untuk mendanai program tersebut, Sutopo mengatakan bahwa BNPB telah menyerahkan dana siap pakai Rp 7,2 milyar kepada Kemenkokesra untuk selanjutnya diberikan ke Pemda Karo dengan pola Cash for Work. “Dana tersebut untuk CfW dan pengadaan peralatan kerja,” terangnya.

Dia menambahkan bahwa pemberian dana tersebut didasarkan pada pengungsi yang sudah data lengkap dan dikeluarkan Surat Keputusan oleh Bupati Karo. “Dana dari Kemenkokesra sudah diserahkan ke Pemda Karo dan diharapkan cepat disalurkan ke masyarakat sesuai mekanisme yang ada. Pengungsi diharapkan dapat merayakan Natal dan memenuhi kebutuhan dengan bantuan tersebut,” imbuhnya.

BNPB terus mendampingi Pemda Karo dan BPBD Sumut dalam penanganan Sinabung. BNPB telah memberikan dana siap pakai Rp 3,2 milyar, bantuan logistik dan peralatan senilai Rp 4,9 milyar dan distribusi logistik peralatan senilai Rp 3,5 milyar. (dod/jp/jpnn)

Gunung Sinabung mengeluarkan asap dan debu vulkanik, Jumat (13/12) lalu.
Gunung Sinabung mengeluarkan asap dan debu vulkanik, Jumat (13/12) lalu.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Masa tanggap darurat bencana erupsi Gunung Sinabung diperpanjang. Hal tersebut dikarenakan masih tingginya aktivitas Gunung Sinabung dan statusnya yang masih Awas.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan bahwa maka masa tanggap darurat di sana diperpanjang kembali hingga 4 Januari 2014. “Ditetapkan untuk diperpanjang dari kemarin (22/12) hingga 4 Januari 2013,” kata Sutopo di Jakarta kemarin.

Sutopo menjelaskan bahwa hingga kini Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) masih menetapkan radius aman lebih dari 5 kilometer dari puncak kawah Sinabung.

Terkait dengan penduduk yang mengungsi akibat bencana tersebut, Sutopo mengatakan bahwa jumlah sementara penduduk yang pengungsi sebanyak 18.166 jiwa atau 5.644 kepala keluarga (KK). “Mereka tersebar di 31 titik pengungsian,” ujar Sutopo.

Perpanjangan waktu tanggap darurat tersebut, lanjutnya, menyebabkan pihaknya belum dapat memastikan berama lama lagi para penduduk terdampak bencana itu harus mengungsi. “Semua tergantung pada aktivitas Gunung Sinabung,” ucap Sutopo.

Sementara aktivitas erupsi di puncak Gunung Sinabung belum ada tanda-tanda akan berakhir. Hingga kemarin, terjadi 93 kali gempa frekuensi rendah dan 8 kali gempa guguran.

Akibatnya, roda perekonomian di daerah terdampak bencana terhenti sementara. “Tentu saja aktivitas ekonomi dan mata pencaharian masyarakat terganggu dengan hal itu,” kata dia.

Terkait keadaan tersebut, Sutopo menjelaskan bahwa presiden telah memberikan arahan pada Rapat Terbatas beberapa waktu lalu agar tetap menjalankan aktivitas di pengungsian sehingga masyarakat memperoleh penghasilan. “Presiden memberikan arahan untuk penanganan bencana erupsi Gunung Sinabung melalui bantuan Cash for Work (CfW),” ungkap dia.

Bantuan Cash for Work tersebut mengajak para pengungsi untuk bekerja membangun sanitasi, membangun jalur evakuasi berbasis masyarakat, dan membersihkan lingkungannya. Dari pekerjaan tersebut, mereka kemudian diberikan uang lelah Rp 50 ribu per KK per hari. “Maksimum mereka bekerja selama 20 hari,” ujar Sutopo.

Untuk mendanai program tersebut, Sutopo mengatakan bahwa BNPB telah menyerahkan dana siap pakai Rp 7,2 milyar kepada Kemenkokesra untuk selanjutnya diberikan ke Pemda Karo dengan pola Cash for Work. “Dana tersebut untuk CfW dan pengadaan peralatan kerja,” terangnya.

Dia menambahkan bahwa pemberian dana tersebut didasarkan pada pengungsi yang sudah data lengkap dan dikeluarkan Surat Keputusan oleh Bupati Karo. “Dana dari Kemenkokesra sudah diserahkan ke Pemda Karo dan diharapkan cepat disalurkan ke masyarakat sesuai mekanisme yang ada. Pengungsi diharapkan dapat merayakan Natal dan memenuhi kebutuhan dengan bantuan tersebut,” imbuhnya.

BNPB terus mendampingi Pemda Karo dan BPBD Sumut dalam penanganan Sinabung. BNPB telah memberikan dana siap pakai Rp 3,2 milyar, bantuan logistik dan peralatan senilai Rp 4,9 milyar dan distribusi logistik peralatan senilai Rp 3,5 milyar. (dod/jp/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/