MEDAN, SUMUTPOS.CO – Angka penyebaran Covid-19 di Kota Medan terus bertambah. Berdasarkan data dari Kemenkes RI yang disampaikan BNPB pada 23 Februari 2022, ada sebanyak 1.362 kasus baru Covid-19 dalam sehari.
Bahkan, jumlah lingkungan yang diisolasi juga meningkat tajam, mencapai 323 lingkungan yang tersebar di 122 kelurahan. Sebelumnya pada Minggu (20/2), jumlah lingkungan yang diisolasi 192 lingkungan yang tersebar di 90 kelurahan. Dengan begitu, dalam rentang waktu 3 hari, jumlah lingkungan yang diisolasi bertambah 131 lingkungan dan 30 kelurahan.
“Total per tadi (kemarin) siang, ada 323 lingkungan yang diisolasi dari 122 kelurahan. Penambahan lingkungan yang diisolasi cukup banyak dan tersebar di lebih banyak lingkungan,” kata Sekretaris Satgas Covid-19 Kota Medan, Muhammad Husni kepada Sumut Pos, Rabu (23/2).
Dikatakan Husni, sampai saat ini, pihaknya bersama Satgas Kecamatan dan Kelurahan terus melakukan pengawasan secara ketat terhadap lingkungan-lingkungan yang diisolasi. Hal itu harus dilakukan untuk memastikan tidak adanya pasien isoman yang masih melakukan aktifitas di luar rumah. “Selain itu, kita juga perhatikan kondisi dan perkembangannya. Bila mengalami gejala yang lebih berat, maka tentu akan kita bawa ke rumah sakit,” ujarnya.
Kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan itu juga mengatakan, Dinas Kesehatan juga gencar melakukan tracing kepada setiap orang yang melakukan kontak erat dengan para pasien. “Tapi selain memastikan kondisi para pasien yang isoman, kita juga terus mengimbau agar para pasien yang isoman ini bersedia melakukan isolasi di Isoter (Isolasi Terpadu) milik Pemko Medan. 3T juga gencar dilakukan, kita tidak mau penyebaran terus berlangsung,” ungkapnya.
Sementara itu, Anggota Komisi II DPRD Kota Medan, Afif Abdillah meminta Pemko Medan melalui Satgas Covid-19 untuk serius dan fokus dalam menangani para pasien Covid-19 yang sedang menjalani isolasi mandiri (Isoman).
Pasalnya berdasarkan data yang ada, akibat banyaknya pasien yang Isoman di rumah, angka Penyebaran Covid-19 justru bertambah. Dengan banyaknya pasien isoman, maka klaster keluarga juga meningkat cukup banyak. “Saat ini yang kita lihat klaster keluarga yang cukup banyak. Artinya, pasien menularkan virus ke anggota keluarganya yang lain. Pasien memang tidak keluar rumah, tapi ada anggota keluarga yang terpapar karena tinggal satu rumah dengan anggota keluarga yang sedang isoman. Ini harus betul-betul diperhatikan,” katanya.
Afif berharap, Satgas Covid-19 Kota Medan harus dapat memastikan, setiap anggota keluarga yang sedang menjalani isoman di rumah tidak tinggal bersama anggota keluarga lainnya yang sehat. Sebab hanya dengan begitu, kemungkinan anggota keluarga lainnya terpapar menjadi jauh lebih kecil. “Bila anggota keluarga yang sehat tidak punya tempat untuk mengungsi dari rumah itu agar pasien bisa isoman sendiri atau melakukan isoman dengan anggota keluarga yang juga terpapar covid, maka mau tidak mau pasien tersebut harus menjalani isolasi di Isoter. Ini harus dipertegas, kita tidak mau klaster keluarga ini terus bertambah,” tuturnya.
Afif juga berharap, Pemko melalui Dinas Kesehatan terus menggencarkan vaksinasi booster di Medan. Begitu juga dengan vaksinasi anak usia 6-11 tahun yang sampai saat ini belum mencapai target 70 persen. “Vaksinasi ini harus terus digencarkan, booster dam vaksinasi anak ini sangat penting. Walaupun angka kematian karena omicron ini relatif kecil, tapi tingkat penularannya sangat cepat. Ini harus kita waspada bersama,” pungkasnya.
Kasus Baru di Sumut Tambah 2.898
Sementara berdasarkan data Kemenkes RI yang disampaikan BNPB pada 23 Februari 2022, kasus baru Covid-19 di Sumut bertambah 2.898 dalam sehari. Penambahan tersebut meliputi 2.884 kasus transmisi lokal dan 14 kasus PPLN (pelaku perjalanan luar negeri). Dengan penambahan itu, akumulasi angka terkonfirmasi menjadi 130.988 kasus.
Penambahan kasus juga didapatkan dari pasien yang meninggal dunia akibat terinfeksi Covid-19, yaitu enam orang dari kasus transmisi lokal. Karena itu, akumulasi kematian Covid-19 di Sumut menjadi 2.939 orang.
Meski begitu, angka kesembuhan pasien corona turut bertambah yakni 922 kasus. Jumlah ini terdiri dari 920 kasus transmisi lokal dan dua kasus PPLN. Total sementara kesembuhan pasien Covid-19 berjumlah 108.756 kasus. Dari data-data penambahan kasus tersebut, maka kasus aktif Covid-19 di Sumut kembali melonjak menjadi 19.293 orang dari hari sebelumnya yakni 17.323 orang.
Sekretaris Dinas Kesehatan Sumut dr Aris Yudhariansyah menyebutkan, penambahan kasus baru terkonfirmasi didapatkan dari seluruh kabupaten/kota Sumut. Penambahan terbanyak disumbang dari Medan 1.362 kasus dan Deliserdang 494 kasus. Sedangkan angka kematian diperoleh dari Medan empat kasus, Pematangsiantar satu kasus, dan Tanjungbalai satu kasus. “Untuk angka kesembuhan didapatkan dari 16 kabupaten/kota, paling banyak diperoleh juga dari Medan 507 kasus dan Deliserdang 258 kasus,” ungkap Aris.
Sekolah PJJ Mulai Menurun
Meski kasus Covid-19 terus melonjak, namun jumlah sekolah yang melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) mulai menurun. Jika sebelumnya ada 345 sekolah di Sumut melaksanakan PJJ karena siswa dan guru terpapar Covid, kini hanya tinggal 291 sekolah se-Sumut.
Menurut Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Sumut, Lasro Marbun kasus Covid-19 di sekolah mulai mengalami penurunan. Namun, dia tidak ingat untuk data berapa jumlah siswa atau guru yang masih positif Covid. .”Selalu kita update dan berkurang setiap hari. Konfirmasi (positif) menurun. Untuk data guru dan pelajar terpapar Covid-19 itu saya lupa,” kata Lasro Marbun, Rabu (23/2).
59% Vaksin Diambang Kedaluarsa Sudah Disuntikkan
Sebanyak 20.7602 dosis atau sekitar 59 persen vaksin diambang batas kedaluarsa sudah disuntikan kepada masyarakat. Menjelang tanggal 28 Februari 2022 batas akhir dosis tersebut, vaksinasi akan terus digenjot. “Jadi, yang sudah disuntikkan adalah sebesar 20.7602 atau sekitar 59 persen,” sebut anggota Satgas Covid-19 Sumut, dr Restuti Saragih Rabu (23/2).
Sebelumnya, vaksin diambang batas kedaluarsa 351.718 dosis dan kini tersisa 144.166 dosis. Restuti mengatakan, pendistribusian vaksinasi itu, terus dilakukan ke kabupaten/kota. Restuti mengimbau masyarakat akan kesadaran diri untuk berpartisipasi mengikuti vaksinasi baik dosis I dan II hingga Booster. Apalagi, sejak diterbitkannya surat edaran Kementerian Kesehatan soal aturan vaksinasi.
Dalam surat edaran itu disebut, dalam menghadapi Covid-19 varian Omicron, dosis Booster sudah diperbolehkan dalam rentang waktu tiga bulan setelah dosis ke II. “Dan juga edaran Kemenkes tentang bolehnya memakai vaksin jenis berbeda untuk orang yang belum vaksin dosis 2 dan jaraknya dari dosis 1 sudah lewat dari yang seharusnya,” jelas Restuti. (map/gus/ris)