30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Target Satu Juta Turis ke Danau Toba Tahun 2019

Foto: TRIADI WIBOWO/SUMUT POS Luasnya Danau Toba dilihat dari puncak Hutaginjang Muara, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumut, Selasa (22/3/2016).
Foto: TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
Luasnya Danau Toba dilihat dari puncak Hutaginjang Muara, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumut, Selasa (22/3/2016).

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kementerian Pariwisata menargetkan adanya 1 juta pengunjung kawasan wisata Danau Toba,  pada 2019 mendatang. Target itu optimistis tercapai dengan pembentukan Badan Otoritas Danau Toba.

Menurut Ketua Tim Percepatan Pembangunan Destinasi Pariwisata Prioritas Kemenpar Hiramsyah S. Thaib, pembentukan Badan Otoritas Danau Toba, akan selesai pada akhir bulan ini.

Lembaga baru tersebut memiliki tugas untuk melakukan deregulasi kebijakan agar pembenahan infrastruktur di kawasan Danau Toba dapat dilakukan dengan cepat.

“Badan otoritas punya kewenangan mengelola kawasan wisata Danau Toba seluas 500 hektar. Mereka juga akan mendorong provinsi serta kabupaten untuk mengembangkan eco-tourism pada situs-situs di sekitar Danau Toba,” ujar Hiramsyah di Silangit, Selasa (22/3).

Target 1 juta wisatawan yang mengunjungi Danau Toba pada tiga tahun mendatang terbilang cukup besar. Pasalnya, hingga 2014 saja tercatat hanya ada 180.000 turis yang mengunjungi kawasan danau tekto-vulkanik berukuran panjang 100 kilometer tersebut.

Kendati demikian, Hiramsyah optimis pencapaian target 1 juta wisatawan Danau Toba masih dapat dikejar hingga 2019 mendatang. Pembangunan berbagai infrastruktur pendukung destinasi wisata tersebut akan dikebut pengerjaannya, sehingga dapat membawa pengaruh positif bagi angka kunjungan.

“Untuk peningkatan konektivitas udara, sudah ada Garuda Indonesia yang membuka rute penerbangan ke Bandara Silangit mulai hari ini. Kemudian pembangunan jalan tol Medan-Kuala Namu-Tebing Tinggi juga sudah mencapai 83 persen pembebasan lahannya,” katanya.

Direktur Utama PT Angka Pura II, Budi Karya Sumadi mengatakan sudah menyiapkan anggaran sebesar Rp135 miliar untuk pengembangan Bandara Silangit. Dana tersebut akan dialokasikan untuk pengembangan landasan pacu serta terminal penumpang. Pengembangan akan dilakukan mulai tahun 2016.

“Tahun ini semua pengembangan dimulai, dari pelebaran landasan pacu dari 30 meter menjadi 45 meter, serta penambahan panjang landasan menjadi 2.650 meter dari saat ini 2.400 meter,” ujarnya di sela-sela penerbangan perdana Bandara Soekarno-Hatta ke Silangit, Selasa (22/3).

Dia menyebutkan, sebelum dilakukan pembangunan, bandara terlebih dahulu akan dipagar keliling di lahan seluas 142 ha. Diharapkan, dengan dipagar ini pembangunan bisa terlaksana dan pengelolaan bandara akan semakin baik.

Hingga saat ini, baru Garuda Indonesia yang melayani penerbangan langsung dari Jakarta ke Bandara Silangit. Di luar itu, bandara ini juga melayani rute lainnya seperti Silangit ke Medan, Nias, serta Batam.

Lebih lanjut, dia menambahkan, di Bandara Silangit aka nada beberapa maskapai lainnya, seperti Batik Air dan Sriwijaya. Diantara kedua maskapai itu sudah ada yang melakukan survey, diharapkan setelah runway bertambah panjang akan bertambah jumlah maskapai di bandara Silangit.

Kepala Dinas Pariwisata Pemkab Tapanuli Utara, Gibson Siregar saat ditemui di Bandara Silangit mengatakan fasilitas pendukung pariwisata di kawasan Danau Toba sudah di Kabupaten Tapanuli Utara, mulai hotel dan tempat wisata alam lainnya selain Danau Toba.

Gibson memaparkan, ada satu kecamatan di Tapanuli Utara yang masuk kawasan Danau Toba yakni Kecamatan Muara. Hampir seluruh desanya berbatasan langsung dengan Danau Toba. Salah satu objek panorama Danau Toba yang indah, dan jaraknya sekitar 10 Km  dari Bandara Silangit yakni pemandangan alam Hutaginjang, di Muara.

“View Danau Toba akan terlihat indah dari kawasan pemandangan alam Hutaginjang, view foto juga sangat bagus,” katanya.

 

Dia menambahkan, secara fasilitas pendukung di Tapanuli Utara, sudah ada 4 hotel di Kecamatan Muara, di Siborong-borong 4 hotel dan di Tarutung yang jaraknya sekitar 60 km dari Silangit.

Gibson menyatakan, agar wisatawan tak hanya mendapatkan wisata alam Danau Toba saja, di Tapanuli Utara sebenarnya ada beberapa wisata alam lainnya seperti Pulau Sibandang dilihat dari Huta Bintang Pariama, Rek Sampuran Sipariaman, Purba Tua, Air Soda Parbubu, Tarutung, Rek Sampuran Pardomuan Samosir, Pahae Jae, Agrowisata Pahae Julu, Air Panas Sipaholon dan wisata religi Salib Kasih.

“Kami akan kerja sama dengan travel untuk membuat tour wisata Tapanuli Utara. Mulai menikmati Danau Toba, hingga nuansa alam di Tapanuli Utara,” katanya.

Dia menambahkan, untuk wisata alam, para wisatawan bisa menikmati panorama alam agro wisata mulai sawah, kebun nenas hingga sejumlah panorama pertanian yang sangat unik dibandingkan daerah lainnya.

Di tempat yang sama, GM PT Angkasa Pura II Bandara Silangit, Hotasi Manalu mengatakan, kapasitas penumpang melalui Bandara Silangit hanya 120-125 ribu penumpang per tahun, atau sekitar 300 per hari dan 9 ribu per bulan.

Dia menyebutkan, dalam setahun biaya yang dikeluarkan oleh PT AP II sekitar Rp7 miliar per tahun, tapi pendapatannya baru dikisaran Rp150 juta per bulan. Walau secara pendapatan belum cukup, bahkan untuk menggaji 30 pegawai juga masih kurang. Bandara Silangit bakal bisa lebih maju bila nantinya runway diperpanjang menjadi 2.650 x 45 meter.

Secara geografis, Danau Toba merupakan objek wisata yang berada di kawasan 7 Kabupaten pada Provinsi Sumut. Lokasi wisata tersebut memiliki panjang hingga 100 kilometer, dan lebar 30 kilometer.

Di tengah-tengah Danau Toba terdapat pulau vulkanik yang dikenal dengan nama Samosir. Pulau tersebut memiliki luas 640 kilometer persegi, atau setara dengan luas Negara Singapura.

Keunikan Danau Toba terletak pada sejarah yang melatarbelakangi terbentuknya tempat tersebut.

Dahulu kala diceritakan bahwa Toba merupakan sebuah gunung yang sangat besar dan telah meletus sebanyak 3 kali selama masih aktif. Letusan Gunung Toba terjadi pada 900.000 tahun lalu, 500.000 tahun lalu, dan 75.000 tahun lalu. (ril/val)

Foto: TRIADI WIBOWO/SUMUT POS Luasnya Danau Toba dilihat dari puncak Hutaginjang Muara, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumut, Selasa (22/3/2016).
Foto: TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
Luasnya Danau Toba dilihat dari puncak Hutaginjang Muara, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumut, Selasa (22/3/2016).

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kementerian Pariwisata menargetkan adanya 1 juta pengunjung kawasan wisata Danau Toba,  pada 2019 mendatang. Target itu optimistis tercapai dengan pembentukan Badan Otoritas Danau Toba.

Menurut Ketua Tim Percepatan Pembangunan Destinasi Pariwisata Prioritas Kemenpar Hiramsyah S. Thaib, pembentukan Badan Otoritas Danau Toba, akan selesai pada akhir bulan ini.

Lembaga baru tersebut memiliki tugas untuk melakukan deregulasi kebijakan agar pembenahan infrastruktur di kawasan Danau Toba dapat dilakukan dengan cepat.

“Badan otoritas punya kewenangan mengelola kawasan wisata Danau Toba seluas 500 hektar. Mereka juga akan mendorong provinsi serta kabupaten untuk mengembangkan eco-tourism pada situs-situs di sekitar Danau Toba,” ujar Hiramsyah di Silangit, Selasa (22/3).

Target 1 juta wisatawan yang mengunjungi Danau Toba pada tiga tahun mendatang terbilang cukup besar. Pasalnya, hingga 2014 saja tercatat hanya ada 180.000 turis yang mengunjungi kawasan danau tekto-vulkanik berukuran panjang 100 kilometer tersebut.

Kendati demikian, Hiramsyah optimis pencapaian target 1 juta wisatawan Danau Toba masih dapat dikejar hingga 2019 mendatang. Pembangunan berbagai infrastruktur pendukung destinasi wisata tersebut akan dikebut pengerjaannya, sehingga dapat membawa pengaruh positif bagi angka kunjungan.

“Untuk peningkatan konektivitas udara, sudah ada Garuda Indonesia yang membuka rute penerbangan ke Bandara Silangit mulai hari ini. Kemudian pembangunan jalan tol Medan-Kuala Namu-Tebing Tinggi juga sudah mencapai 83 persen pembebasan lahannya,” katanya.

Direktur Utama PT Angka Pura II, Budi Karya Sumadi mengatakan sudah menyiapkan anggaran sebesar Rp135 miliar untuk pengembangan Bandara Silangit. Dana tersebut akan dialokasikan untuk pengembangan landasan pacu serta terminal penumpang. Pengembangan akan dilakukan mulai tahun 2016.

“Tahun ini semua pengembangan dimulai, dari pelebaran landasan pacu dari 30 meter menjadi 45 meter, serta penambahan panjang landasan menjadi 2.650 meter dari saat ini 2.400 meter,” ujarnya di sela-sela penerbangan perdana Bandara Soekarno-Hatta ke Silangit, Selasa (22/3).

Dia menyebutkan, sebelum dilakukan pembangunan, bandara terlebih dahulu akan dipagar keliling di lahan seluas 142 ha. Diharapkan, dengan dipagar ini pembangunan bisa terlaksana dan pengelolaan bandara akan semakin baik.

Hingga saat ini, baru Garuda Indonesia yang melayani penerbangan langsung dari Jakarta ke Bandara Silangit. Di luar itu, bandara ini juga melayani rute lainnya seperti Silangit ke Medan, Nias, serta Batam.

Lebih lanjut, dia menambahkan, di Bandara Silangit aka nada beberapa maskapai lainnya, seperti Batik Air dan Sriwijaya. Diantara kedua maskapai itu sudah ada yang melakukan survey, diharapkan setelah runway bertambah panjang akan bertambah jumlah maskapai di bandara Silangit.

Kepala Dinas Pariwisata Pemkab Tapanuli Utara, Gibson Siregar saat ditemui di Bandara Silangit mengatakan fasilitas pendukung pariwisata di kawasan Danau Toba sudah di Kabupaten Tapanuli Utara, mulai hotel dan tempat wisata alam lainnya selain Danau Toba.

Gibson memaparkan, ada satu kecamatan di Tapanuli Utara yang masuk kawasan Danau Toba yakni Kecamatan Muara. Hampir seluruh desanya berbatasan langsung dengan Danau Toba. Salah satu objek panorama Danau Toba yang indah, dan jaraknya sekitar 10 Km  dari Bandara Silangit yakni pemandangan alam Hutaginjang, di Muara.

“View Danau Toba akan terlihat indah dari kawasan pemandangan alam Hutaginjang, view foto juga sangat bagus,” katanya.

 

Dia menambahkan, secara fasilitas pendukung di Tapanuli Utara, sudah ada 4 hotel di Kecamatan Muara, di Siborong-borong 4 hotel dan di Tarutung yang jaraknya sekitar 60 km dari Silangit.

Gibson menyatakan, agar wisatawan tak hanya mendapatkan wisata alam Danau Toba saja, di Tapanuli Utara sebenarnya ada beberapa wisata alam lainnya seperti Pulau Sibandang dilihat dari Huta Bintang Pariama, Rek Sampuran Sipariaman, Purba Tua, Air Soda Parbubu, Tarutung, Rek Sampuran Pardomuan Samosir, Pahae Jae, Agrowisata Pahae Julu, Air Panas Sipaholon dan wisata religi Salib Kasih.

“Kami akan kerja sama dengan travel untuk membuat tour wisata Tapanuli Utara. Mulai menikmati Danau Toba, hingga nuansa alam di Tapanuli Utara,” katanya.

Dia menambahkan, untuk wisata alam, para wisatawan bisa menikmati panorama alam agro wisata mulai sawah, kebun nenas hingga sejumlah panorama pertanian yang sangat unik dibandingkan daerah lainnya.

Di tempat yang sama, GM PT Angkasa Pura II Bandara Silangit, Hotasi Manalu mengatakan, kapasitas penumpang melalui Bandara Silangit hanya 120-125 ribu penumpang per tahun, atau sekitar 300 per hari dan 9 ribu per bulan.

Dia menyebutkan, dalam setahun biaya yang dikeluarkan oleh PT AP II sekitar Rp7 miliar per tahun, tapi pendapatannya baru dikisaran Rp150 juta per bulan. Walau secara pendapatan belum cukup, bahkan untuk menggaji 30 pegawai juga masih kurang. Bandara Silangit bakal bisa lebih maju bila nantinya runway diperpanjang menjadi 2.650 x 45 meter.

Secara geografis, Danau Toba merupakan objek wisata yang berada di kawasan 7 Kabupaten pada Provinsi Sumut. Lokasi wisata tersebut memiliki panjang hingga 100 kilometer, dan lebar 30 kilometer.

Di tengah-tengah Danau Toba terdapat pulau vulkanik yang dikenal dengan nama Samosir. Pulau tersebut memiliki luas 640 kilometer persegi, atau setara dengan luas Negara Singapura.

Keunikan Danau Toba terletak pada sejarah yang melatarbelakangi terbentuknya tempat tersebut.

Dahulu kala diceritakan bahwa Toba merupakan sebuah gunung yang sangat besar dan telah meletus sebanyak 3 kali selama masih aktif. Letusan Gunung Toba terjadi pada 900.000 tahun lalu, 500.000 tahun lalu, dan 75.000 tahun lalu. (ril/val)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/