28.9 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Coba Ada Cable Car View Danau Toba, seperti di Eropa Deh

Foto: ANDRI GINTING/SUMUT POS Suasana pemandangan Danau Toba dan kapal-kapal yang melintas, belum lama ini.
Foto: ANDRI GINTING/SUMUT POS
Suasana pemandangan Danau Toba dan kapal-kapal yang melintas, belum lama ini.

LAGUBOTI, SUMUTPOS.CO – Menko Bidang Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli membandingkan antara Danau Toba di Sumut dan Colosseum di Roma. Dia punya pendapat pribadi yang ‘menggelitik’. “Lihat deh Colosseum di Roma itu. Ngapain sih datang ke sana, bangunan tua, jelek lagi,” ujarnya dalam ‘Rakor Tindak Lanjut Badan Otorita Pengelolaan Kawasan Pariwisata Danau Toba’, Sabtu (9/1) di Aula IT DEL, Laguboti, Toba Samosir.

Celotehannya disambut tawa para hadirin, termasuk empat menteri Arief Yahya, Luhut Panjaitan, Siti Nurbaya dan Basuki Hadimuljono. Tapi, Rizal Ramli justru makin serius.

“Mengapa bisa banyak turis ke Colosseum, karena begitu masuk mereka membayangkan sedang berada di zaman Romawi. Membayangkan para gladiator sedang perang,” paparnya.

Dia langsung membandingkan dengan Danau Toba. Sejarah mencatat, Danau Toba juga mempunyai peristiwa yang mencuri bahkan menggemparkan dunia pada 2.000 tahun lalu. “Ketika itu, kaldera Toba meledak dahsyat. Dunia saat itu gelap gulita, perubahan cuaca ekstrem terjadi, es-es di kutub mencair, 1/3 mahluk hidup meninggal,” terang mantan Menteri Koordinator Perekonomian era almarhum Presiden Abdurrahman Wahid ini.

Sejarah itulah yang dianggap oleh Rizal lebih keren dari sejarah Colosseum di Roma. Sesuatu yang seharusnya bisa menjadi nilai jual wisata. “Coba turis diajak untuk mendengarkan sejarah tentang Toba, pasti keren itu,” kata Rizal.

Tapi tentu, hal tersebut tidak semudah membalikan telapak tangan. Seperti kata pakar wisata yang merupakan mantan Wamenparekraf, Sapta Nirwandar, masih banyak yang harus dibenahi seperti infrastruktur dan masih banyak yang keren-keren yang bisa ditambahkan di Danau Toba.

“Coba deh tambahin ada cable car (kereta gantung) di Danau Toba. Nanti melintasi antar bukit, terus view-nya di bawah itu Danau Toba. Seperti di Eropa deh,” tuturnya.

Poin penting dalam memajukan Danau Toba, kata Rizal Ramli, di samping perbaikan fasilitas lainnya seperti infrastruktur jalan dan jembatan, pengelolaan wisata dan menjual sejarah mengenai Danau Toba, antara lain dengan mengubah pola lama dan mereformasi pemikiran lokal tentang pariwisata. Selanjutnya, fasilitas pendukung dibenahi mulai dari infrastruktur jalan hingga pengelolaan pariwisata, termasuk menjual histori terkait Danau Toba.

“Untuk itulah dibentuk Badan Otorita Pengelola Kawasan Danau Toba menjadi satu pintu dalam hal share,” katanya.

Dipaparkan, langkah tersebut juga termasuk upaya pemerintah untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan asing ke Indonesia. Untuk itu, diminta agar tujuh kepala daerah kawasan Danau Toba benar-benar komitmen untuk mendukung.

Foto: ANDRI GINTING/SUMUT POS Suasana pemandangan Danau Toba dan kapal-kapal yang melintas, belum lama ini.
Foto: ANDRI GINTING/SUMUT POS
Suasana pemandangan Danau Toba dan kapal-kapal yang melintas, belum lama ini.

LAGUBOTI, SUMUTPOS.CO – Menko Bidang Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli membandingkan antara Danau Toba di Sumut dan Colosseum di Roma. Dia punya pendapat pribadi yang ‘menggelitik’. “Lihat deh Colosseum di Roma itu. Ngapain sih datang ke sana, bangunan tua, jelek lagi,” ujarnya dalam ‘Rakor Tindak Lanjut Badan Otorita Pengelolaan Kawasan Pariwisata Danau Toba’, Sabtu (9/1) di Aula IT DEL, Laguboti, Toba Samosir.

Celotehannya disambut tawa para hadirin, termasuk empat menteri Arief Yahya, Luhut Panjaitan, Siti Nurbaya dan Basuki Hadimuljono. Tapi, Rizal Ramli justru makin serius.

“Mengapa bisa banyak turis ke Colosseum, karena begitu masuk mereka membayangkan sedang berada di zaman Romawi. Membayangkan para gladiator sedang perang,” paparnya.

Dia langsung membandingkan dengan Danau Toba. Sejarah mencatat, Danau Toba juga mempunyai peristiwa yang mencuri bahkan menggemparkan dunia pada 2.000 tahun lalu. “Ketika itu, kaldera Toba meledak dahsyat. Dunia saat itu gelap gulita, perubahan cuaca ekstrem terjadi, es-es di kutub mencair, 1/3 mahluk hidup meninggal,” terang mantan Menteri Koordinator Perekonomian era almarhum Presiden Abdurrahman Wahid ini.

Sejarah itulah yang dianggap oleh Rizal lebih keren dari sejarah Colosseum di Roma. Sesuatu yang seharusnya bisa menjadi nilai jual wisata. “Coba turis diajak untuk mendengarkan sejarah tentang Toba, pasti keren itu,” kata Rizal.

Tapi tentu, hal tersebut tidak semudah membalikan telapak tangan. Seperti kata pakar wisata yang merupakan mantan Wamenparekraf, Sapta Nirwandar, masih banyak yang harus dibenahi seperti infrastruktur dan masih banyak yang keren-keren yang bisa ditambahkan di Danau Toba.

“Coba deh tambahin ada cable car (kereta gantung) di Danau Toba. Nanti melintasi antar bukit, terus view-nya di bawah itu Danau Toba. Seperti di Eropa deh,” tuturnya.

Poin penting dalam memajukan Danau Toba, kata Rizal Ramli, di samping perbaikan fasilitas lainnya seperti infrastruktur jalan dan jembatan, pengelolaan wisata dan menjual sejarah mengenai Danau Toba, antara lain dengan mengubah pola lama dan mereformasi pemikiran lokal tentang pariwisata. Selanjutnya, fasilitas pendukung dibenahi mulai dari infrastruktur jalan hingga pengelolaan pariwisata, termasuk menjual histori terkait Danau Toba.

“Untuk itulah dibentuk Badan Otorita Pengelola Kawasan Danau Toba menjadi satu pintu dalam hal share,” katanya.

Dipaparkan, langkah tersebut juga termasuk upaya pemerintah untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan asing ke Indonesia. Untuk itu, diminta agar tujuh kepala daerah kawasan Danau Toba benar-benar komitmen untuk mendukung.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/