26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Sahur Bareng Wali Kota Binjai dan Keluarga, Caleg Termuda DPRD Sumut Komit Membangun Kreativitas

SAHUR: Wali Kota Binjai M Idaham saat bersantap sahur bersama istri dan anaknya M Andri Alfisah, Kamis (23/5) dini hari. Andri menjadi caleg termuda yang diprediksi lolos ke DPRD Sumut.

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Muda, energik, kreatif. Itulah M Andri Alfisah, calon legislatif (caleg) DPRD Sumut yang diprediksi terpilih dari Daerah Pemilihan Sumut 12 (Binjai-Langkat). Caleg yang masih berusia 22 tahun ini berhasil menggarap suara kaum milenial Binjai-Langkat, dengan membangun komunitas berbasis kreativitas.

TIM SAHUR Sumut Pos berkesempatan berbincang dengan caleg milenial itu, di Rumah Dinas Wali Kota Binjai, Jalan Veteran, Kelurahan Tangsi, Binjai Kota, Kamis (23/5). Sebelum santap sahur, Caleg nomor urut 6 dari Partai Demokrat ini tampak begitu santun saat menemui Tim Sumut Pos.

Andri sebenarnya baru saja lulus dari sebuah universitas swasta di Singapura. Ia mengambil jurusan Managemen Bisnis. Sebelum lulus, ia telah membangun usaha kecil-kecilan lewat sebuah perusahaan agency bisnis. Soal pencalegan, ia mengaku memutuskan mendaftar jadi caleg pada H-3 pendaftaran ditutup.

Pendidikan bisnis, kok tertarik masuk politik sih?

“Menurut Andri, anak muda sebaiknya jangan anti politik. Karena cerita politik adalah hal yang lazim dalam kehidupan sehari-hari. Kalau anti berpolitik, entar yang nerusin bangsa ini siapa? Kan kita? Jadi sebaiknya kaum muda belajar berpolitik sejak sekarang,” ujar pria muda kelahiran 16 Mei 2019 ini kalem.

Apakah keputusannya dipengaruhi ayahnya H Muhammad Idaham, seorang birokrat sekaligus politikus? Andri yang kemarin pagi mengenakan kaus putih dipadu celana panjang cokelat dan peci hitam, menggelengkan kepala.

“Andri memutuskan sendiri terjun ke politik, karena mau memberikan tenaga pikiran ke masyarakat. Bukan mau gaya-gayaan. Hanya saja Andri berharap pengalaman ayah yang sudah matang di dunia politik, bisa mengajari anak muda untuk berpolitik yang baik dan benar. Pengalaman yang tidak baik jangan ditiru. Yang baik dilanjutkan, bahkan kalau bisa ditingkatkan,” sambung anak sulung dari dua bersaudara ini.

Sebagai caleg milenial, mengapa tidak memilih parpol yang minenial juga?

Andri mengaku enggak tertarik. “Kurang sepaham saja dengan parpol itu,” imbuhnya seraya tersenyum.

Pria muda yang bercita-cita menjadi pebisnis ini, berencana akan melanjutkan studinya ke jenjang Strata 2, dengan gelar Magister di ujung namanya. “Pengennya sih melanjut ke UK (United Kingdom, Inggris). Tapi jika terpilih (kursi DPRD Sumut), mungkin akan melanjut ke USU saja,” terangnya.

Caleg Demokrat ini diprediksi lolos ke kursi DPRD Sumut, dengan perolehan total suara 19.760. Ia mengucapkan puji syukur kepada Tuhan esa atas prediksi lolos tersebut. Bagi dia, torehan 14.914 suara hanya di Kota Rambutan saja, diraih lewat kerja keras, dan mungkin ditambah pengaruh sang ayah.

Bagaimana caranya menggarap suara?

“Saya menggarap suara generasi milenial. Salah satunya dengan cara membangun kepercayaan anak-anak muda Binjai. Awalnya anak-anak muda yang saja temui idealis, enggak mau ikut dunia politik. Memilih golput. Tapi Andri berhasil mengambil hati mereka,” ujar Andri.

Ia mengisahkan usahanya menggarap kaum muda itu. Tapa bawa embel apapun, ia datang ke warung-warung anak muda, ajak mereka ngobrol dan cerita. “Dari obrolan, saya menangkap keinginan anak-anak muda Binjai agar ide dan kreativitas mereka didukung dan diberi sarana berekspresi,” beber Andri.

Anak-anak muda itu memiliki berbagai kreasi. Mulai dari band, seni mural, bisnis, hingga komunitas vespa. “Selama ini kreatifitas mereka kurang dihargai di Binjai. Malah lebih dihargai di kota lain. Orang Medan malah sering booking mereka,” ujar dia.

Obrolan itu akhirnya melahirkan kegiatan Binjai Kreatifest yang digelar akhir 2018 lalu. Hampir seluruh acara, kata Andri, digarap sendiri oleh anak-anak muda Binjai.

Acara perdana berhasil, menyusul acara kedua. Saat itu Pemko Binjai menggaet Bukalapak sebagai sponsor. Acara kedua berjalan sukses. “Hingga kreatifitas anak-anak Binjai mulai dikenal hingga kota-kota lain,” cetusnya tanpa bermaksud menyombong.

Meski pemilu telah usai, Andri tidak berhenti berkreatifvitas. Ramadan ini, komunitas anak-anak muda yang dibinanya tetap menggelar kegiatan. “Namanya Terbang: Tarawih Bareng Abang-abang. Kami berkeliling kayak Safari Ramadan,” ujar dia.

Dengan merogoh kocek masing-masing, mereka menyumbang BKM sesuai kebutuhan masjid yang dikunjungi. “Nilainya tidak besar. Semangatnya kebersamaan,” cetusnya seraya tersenyum manis.

Dengan prediksi lolosnya Andri ke kursi DPRD, ia berharap dapat membawa suara anak-anak muda Kota Rambutan yang kreatif tersebut, ke tingkat yang lebih besar. “Andri juga pingin turun lagi ke bawah, cerita dengan ibu-ibu yang kemarin minta UMKM diperhatikan,” ujar dia.

Tepat pukul 04.10 WIB, ayah Andri yang menjabat sebagai Walikota Binjai dua periode, Idaham, menemui Tim Sahur Sumut Pos. Mantan Kadis Pertamanan Kota Medan ini mengamini, Andri mendaftar sebagai Caleg DPRD Sumut pada H-3 penutupan pendaftaran.

“Padahal sebelumnya dia (Andri) telah berjanji dengan teman-temannya, akan melanjutkan S2 ke Inggris. Akhirnya, keempat teman dekatnya memang lanjut. Sementara Andri saya sarankan S2 di sini saja. Biar sekalian menemani kami. Soalnya anak saya hanya dua. Adeknya sudah pergi kuliah ke Sydney, ambil (jurusan) Sipil Perkotaan,” beber Idaham.

Idaham mengakui, anak-anak muda Binjai memiliki segudang prestasi yang disalurkan lewat sejumlah komunitas. Dan putra sulungnya itu terbukti mampu mengorganisirnya.

“Saya saja enggak sanggup. Ada 17 lebih komunitas yang terlibat Binjai Kreatifes pertama akhir 2018 lalu,” ujar Idaham.

Bagi Idaham, Binjai Kreatifest adalah sebuah kegiatan yang bagus. Cemerlang. “Tidak dianggarkan di APBD Binjai. Mereka cari sponsor sendiri. Seperti dari Gojek, Bukalapak, dan sebagainya. Saya supporting (mendukung) saja. Biar mereka jadi disainernya,” tambah Idaham.

Menurutnya, Pemko Binjai tidak menyediakan dana APBD, agar independesi anak-anak muda itu tidak teracuni. “Mereka bak air yang mengalir dari tempat tinggi ke rendah. Kita hanya perlu membuka krannya saja,” cetusnya bangga.

Yayasan dari kumpulan Binjai Kreatifest saat ini ada di Kelurahan Jatinegara, Binjai Utara. Rencananya resmi diluncurkan usai Lebaran 1440 Hijriah. “Ada barbershopnya yang sekarang sudah bisa dipakai. Konsepnya bukan kantor, bukan kafe. Tapi semacam rumah kreativitas. Coffee shopnya sistem take away. Nanti hasilnya untuk yayasan,” timpal Andri.

Obrolan yang mengalir nyaris membuat lupa untuk santap sahur. Istri Idaham, Lisa Andriani mengajak suami dan buah hati serta tim, untuk santap sahur. Menunya ayam kampung goreng, sambal udang, ikan sepat digoreng kering, capcai, hingga sambal teri.

Sembari santap sahur, Andri melanjutkan ceritanya yang terputus. “Diputuskan menyediakan barbershop karena anak-anak muda dari sini (Binjai) banyak melahirkan stylish,” ucap Andri.

Anggota komunitas berusia dari 22 sampai 30 tahun. Andri sendiri malah menjadi yang paling muda.

Di usianya yang masih muda, Andri mengaku sempat dicemooh saat terjun ke dunia politik. Pun demikian, semangat Andri tak surut. “Sejak awal Andri sudah bilang, akan menjadi agen yang menaungi semua untuk anak muda. Jangan jual saya ini anak siapa. Akhirnya yang mencemooh pun lama-lama pun mendekat. Mereka justru yang kerap nge-push agar terus bergerak,” bebernya.

Berragam kreatifitas komunitas, menurutnya, sebagian terinspirasi dari kalangan milenial Singapura. “Di sana anak-anak muda di-push untuk terus berkreasi dan belajar berbisnis sejak dini. Bukan sekadar belajar teori,” jelasnya.

Idaham menimpali, jiwa kepemimpinan Andri sudah ada sejak masih mengenyam bangku sekolah. Waktu SMA, ia bahkan pernah menjadi ketua salah satu club mobil di Kota Medan. “Sejak dini ia memang kami ajarkan mandiri. Tidak mau ditimang-timang orangtua,” cetus Lisa Andriani, ibunda Andri menutup acara sahur. (tim)

SAHUR: Wali Kota Binjai M Idaham saat bersantap sahur bersama istri dan anaknya M Andri Alfisah, Kamis (23/5) dini hari. Andri menjadi caleg termuda yang diprediksi lolos ke DPRD Sumut.

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Muda, energik, kreatif. Itulah M Andri Alfisah, calon legislatif (caleg) DPRD Sumut yang diprediksi terpilih dari Daerah Pemilihan Sumut 12 (Binjai-Langkat). Caleg yang masih berusia 22 tahun ini berhasil menggarap suara kaum milenial Binjai-Langkat, dengan membangun komunitas berbasis kreativitas.

TIM SAHUR Sumut Pos berkesempatan berbincang dengan caleg milenial itu, di Rumah Dinas Wali Kota Binjai, Jalan Veteran, Kelurahan Tangsi, Binjai Kota, Kamis (23/5). Sebelum santap sahur, Caleg nomor urut 6 dari Partai Demokrat ini tampak begitu santun saat menemui Tim Sumut Pos.

Andri sebenarnya baru saja lulus dari sebuah universitas swasta di Singapura. Ia mengambil jurusan Managemen Bisnis. Sebelum lulus, ia telah membangun usaha kecil-kecilan lewat sebuah perusahaan agency bisnis. Soal pencalegan, ia mengaku memutuskan mendaftar jadi caleg pada H-3 pendaftaran ditutup.

Pendidikan bisnis, kok tertarik masuk politik sih?

“Menurut Andri, anak muda sebaiknya jangan anti politik. Karena cerita politik adalah hal yang lazim dalam kehidupan sehari-hari. Kalau anti berpolitik, entar yang nerusin bangsa ini siapa? Kan kita? Jadi sebaiknya kaum muda belajar berpolitik sejak sekarang,” ujar pria muda kelahiran 16 Mei 2019 ini kalem.

Apakah keputusannya dipengaruhi ayahnya H Muhammad Idaham, seorang birokrat sekaligus politikus? Andri yang kemarin pagi mengenakan kaus putih dipadu celana panjang cokelat dan peci hitam, menggelengkan kepala.

“Andri memutuskan sendiri terjun ke politik, karena mau memberikan tenaga pikiran ke masyarakat. Bukan mau gaya-gayaan. Hanya saja Andri berharap pengalaman ayah yang sudah matang di dunia politik, bisa mengajari anak muda untuk berpolitik yang baik dan benar. Pengalaman yang tidak baik jangan ditiru. Yang baik dilanjutkan, bahkan kalau bisa ditingkatkan,” sambung anak sulung dari dua bersaudara ini.

Sebagai caleg milenial, mengapa tidak memilih parpol yang minenial juga?

Andri mengaku enggak tertarik. “Kurang sepaham saja dengan parpol itu,” imbuhnya seraya tersenyum.

Pria muda yang bercita-cita menjadi pebisnis ini, berencana akan melanjutkan studinya ke jenjang Strata 2, dengan gelar Magister di ujung namanya. “Pengennya sih melanjut ke UK (United Kingdom, Inggris). Tapi jika terpilih (kursi DPRD Sumut), mungkin akan melanjut ke USU saja,” terangnya.

Caleg Demokrat ini diprediksi lolos ke kursi DPRD Sumut, dengan perolehan total suara 19.760. Ia mengucapkan puji syukur kepada Tuhan esa atas prediksi lolos tersebut. Bagi dia, torehan 14.914 suara hanya di Kota Rambutan saja, diraih lewat kerja keras, dan mungkin ditambah pengaruh sang ayah.

Bagaimana caranya menggarap suara?

“Saya menggarap suara generasi milenial. Salah satunya dengan cara membangun kepercayaan anak-anak muda Binjai. Awalnya anak-anak muda yang saja temui idealis, enggak mau ikut dunia politik. Memilih golput. Tapi Andri berhasil mengambil hati mereka,” ujar Andri.

Ia mengisahkan usahanya menggarap kaum muda itu. Tapa bawa embel apapun, ia datang ke warung-warung anak muda, ajak mereka ngobrol dan cerita. “Dari obrolan, saya menangkap keinginan anak-anak muda Binjai agar ide dan kreativitas mereka didukung dan diberi sarana berekspresi,” beber Andri.

Anak-anak muda itu memiliki berbagai kreasi. Mulai dari band, seni mural, bisnis, hingga komunitas vespa. “Selama ini kreatifitas mereka kurang dihargai di Binjai. Malah lebih dihargai di kota lain. Orang Medan malah sering booking mereka,” ujar dia.

Obrolan itu akhirnya melahirkan kegiatan Binjai Kreatifest yang digelar akhir 2018 lalu. Hampir seluruh acara, kata Andri, digarap sendiri oleh anak-anak muda Binjai.

Acara perdana berhasil, menyusul acara kedua. Saat itu Pemko Binjai menggaet Bukalapak sebagai sponsor. Acara kedua berjalan sukses. “Hingga kreatifitas anak-anak Binjai mulai dikenal hingga kota-kota lain,” cetusnya tanpa bermaksud menyombong.

Meski pemilu telah usai, Andri tidak berhenti berkreatifvitas. Ramadan ini, komunitas anak-anak muda yang dibinanya tetap menggelar kegiatan. “Namanya Terbang: Tarawih Bareng Abang-abang. Kami berkeliling kayak Safari Ramadan,” ujar dia.

Dengan merogoh kocek masing-masing, mereka menyumbang BKM sesuai kebutuhan masjid yang dikunjungi. “Nilainya tidak besar. Semangatnya kebersamaan,” cetusnya seraya tersenyum manis.

Dengan prediksi lolosnya Andri ke kursi DPRD, ia berharap dapat membawa suara anak-anak muda Kota Rambutan yang kreatif tersebut, ke tingkat yang lebih besar. “Andri juga pingin turun lagi ke bawah, cerita dengan ibu-ibu yang kemarin minta UMKM diperhatikan,” ujar dia.

Tepat pukul 04.10 WIB, ayah Andri yang menjabat sebagai Walikota Binjai dua periode, Idaham, menemui Tim Sahur Sumut Pos. Mantan Kadis Pertamanan Kota Medan ini mengamini, Andri mendaftar sebagai Caleg DPRD Sumut pada H-3 penutupan pendaftaran.

“Padahal sebelumnya dia (Andri) telah berjanji dengan teman-temannya, akan melanjutkan S2 ke Inggris. Akhirnya, keempat teman dekatnya memang lanjut. Sementara Andri saya sarankan S2 di sini saja. Biar sekalian menemani kami. Soalnya anak saya hanya dua. Adeknya sudah pergi kuliah ke Sydney, ambil (jurusan) Sipil Perkotaan,” beber Idaham.

Idaham mengakui, anak-anak muda Binjai memiliki segudang prestasi yang disalurkan lewat sejumlah komunitas. Dan putra sulungnya itu terbukti mampu mengorganisirnya.

“Saya saja enggak sanggup. Ada 17 lebih komunitas yang terlibat Binjai Kreatifes pertama akhir 2018 lalu,” ujar Idaham.

Bagi Idaham, Binjai Kreatifest adalah sebuah kegiatan yang bagus. Cemerlang. “Tidak dianggarkan di APBD Binjai. Mereka cari sponsor sendiri. Seperti dari Gojek, Bukalapak, dan sebagainya. Saya supporting (mendukung) saja. Biar mereka jadi disainernya,” tambah Idaham.

Menurutnya, Pemko Binjai tidak menyediakan dana APBD, agar independesi anak-anak muda itu tidak teracuni. “Mereka bak air yang mengalir dari tempat tinggi ke rendah. Kita hanya perlu membuka krannya saja,” cetusnya bangga.

Yayasan dari kumpulan Binjai Kreatifest saat ini ada di Kelurahan Jatinegara, Binjai Utara. Rencananya resmi diluncurkan usai Lebaran 1440 Hijriah. “Ada barbershopnya yang sekarang sudah bisa dipakai. Konsepnya bukan kantor, bukan kafe. Tapi semacam rumah kreativitas. Coffee shopnya sistem take away. Nanti hasilnya untuk yayasan,” timpal Andri.

Obrolan yang mengalir nyaris membuat lupa untuk santap sahur. Istri Idaham, Lisa Andriani mengajak suami dan buah hati serta tim, untuk santap sahur. Menunya ayam kampung goreng, sambal udang, ikan sepat digoreng kering, capcai, hingga sambal teri.

Sembari santap sahur, Andri melanjutkan ceritanya yang terputus. “Diputuskan menyediakan barbershop karena anak-anak muda dari sini (Binjai) banyak melahirkan stylish,” ucap Andri.

Anggota komunitas berusia dari 22 sampai 30 tahun. Andri sendiri malah menjadi yang paling muda.

Di usianya yang masih muda, Andri mengaku sempat dicemooh saat terjun ke dunia politik. Pun demikian, semangat Andri tak surut. “Sejak awal Andri sudah bilang, akan menjadi agen yang menaungi semua untuk anak muda. Jangan jual saya ini anak siapa. Akhirnya yang mencemooh pun lama-lama pun mendekat. Mereka justru yang kerap nge-push agar terus bergerak,” bebernya.

Berragam kreatifitas komunitas, menurutnya, sebagian terinspirasi dari kalangan milenial Singapura. “Di sana anak-anak muda di-push untuk terus berkreasi dan belajar berbisnis sejak dini. Bukan sekadar belajar teori,” jelasnya.

Idaham menimpali, jiwa kepemimpinan Andri sudah ada sejak masih mengenyam bangku sekolah. Waktu SMA, ia bahkan pernah menjadi ketua salah satu club mobil di Kota Medan. “Sejak dini ia memang kami ajarkan mandiri. Tidak mau ditimang-timang orangtua,” cetus Lisa Andriani, ibunda Andri menutup acara sahur. (tim)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/