29 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Kasus Dugaan Pembunuhan Marsal, Kapolda: Pelaku Sudah Diamankan

SUMUTPOS.CO – Kapolda Sumut, Irjen Pol Panca Simanjuntak mengungkapkan, pelaku dugaan pembunuhan wartawan online Mara Salem Harahap (Marsal) sudah ada yang diamankan.

UNJUK RASA: Sejumlah wartawan kepolisian Kota Medan saat melakukan aksi solidaritas di depan Mapolda Sumut, Rabu (23/6).dewi syahruni lubis/SUMUT POS.

Hal ini diketahui, usai Panca mendatangi Mako Brimob Kompi-2 Pematangsiantar menggunakan helikopter kepolisian, Rabu (23/6) siang.

Kurang lebih 3 jam berada di Mako Brimob, Panca mendatangi puluhan wartawan yang sudah menunggu di luar Mako Brimob.

Didampingi Kapolres Simalungun AKBP Agus Waluyo, Panca mengaku datang ke Pematangsiantar untuk memastikan kesiapan personel yang menangani kasus dugaan pembunuhan jurnalis tersebut.

“Yang jelas, progres sampai hari ini (kemarin, red) cukup baik. Saya akan sampaikan hasilnya besok (hari ini) atau lusa (besok). Anggota saya masih bekerja,” ungkap Panca. Panca belum berkenan membeberkan hasil pemeriksaan yang dilakukan tim khusus bentukannya itu. Namun dia memastikan, mereka telah mengamankan seorang pelaku.

“Yang jelas hasilnya cukup memuaskan sampai hari ini. Pelaku sudah ada yang diamankan,” jelasnya.

Dia pun berjanji, akan menyelesaikan kasus tersebut dalam waktu dekat.

Sementara itu, puluhan wartawan yang berasal dari berbagai media melakukan aksi solidaritas di depan pintu gerbang Mapolda Sumut, Rabu (23/6). Mereka menuntut pihak Polda Sumut mengusut tuntas kasus dugaan pembunuhan Marsal yang ditembak di Kabupaten Simalungun. Dengan membawa berbagai spanduk kecaman aksi barbar yang dialami wartawan, para wartawan meminta perlindungan hukum dan menegakkan keadilan keluarga almarhum Marsal.

Koordinator aksi, Hermansjah dalam orasinya menilai, aksi dugaan pembunuhan terhadap Marsal, merupakan bentuk teror kepada wartawan.

“Kami datang ke Polda ini sebagai bentuk dorongan buat Kapolda, untuk semangat melakukan penyelidikan,” jelasnya.

Setelah beberapa saat melakukan orasi di depan Mapolda Sumut, sebanyak 5 perwakilan pengunjuk rasa diterima Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Hadi Wahyudi, didampingi Kasubbid Penmas Bidang Humas AKBP MP Nainggolan.

Pada kesempatan itu, Hadi mengatakan, tim Polda Sumut dan Polres Simalungun yang sudah dibentuk, masih bekerja di lapangan melakukan penyelidikan. Sebanyak 43 saksi sudah dimintai keterangan, termasuk mengamankan barang bukti berupa mobil, pakaian korban, dan lainnya. Mayat korban juga sudah dibawa ke RS Bhayangkara untuk keperluan autopsi.

“Semua diamankan sebagai bahan penyelidikan,” ujarnya.

Dia juga mengatakan, sebagai bentuk keseriusan Polda Sumut dalam mengungkap kasus ini, Kapolda Sumut Irjen Panca Putra Simanjuntak dan Pangdam I/BB, sudah turun ke lokasi.

Bahkan, lanjut Hadi, penyidikan langsung dipimpin Dirreskrimum Polda Sumut Kombes Pol Tatan Dirsan Atmaja, bersama Kasubdit III/Jahtanras Ditreskrimum AKBP Taryono Raharja.

“Doakan teman-teman agar kasus ini segera terungkap, dan bilamana ada perkembangan akan disampaikan kepada teman-teman media,” katanya.

Dukungan serupa juga digelar di Kabupaten Dairi. Puluhan wartawan daerah tersebut, menggelar aksi solidaritas di Mapolres Dairi, Rabu (23/6).

Aksi solidaritas itu juga sebagai ungkapan duka yang mendalam atas meninggalnya wartawan media online di Pematangsiantar, Marsal, baru-baru ini, yang diduga menajdi korban pembunuhan dengan menggunakan sejata api oleh orang tidak kenal (OTK).

Massa aksi, mengenakan baju hitam dan pita warna merah di lengan, bergerak dari titik kumpul samping Gedung Balai Budaya Sidikalang, degan berjalan kaki sepanjang 200 meter menuju Mapolres Dairi. Aksi damai wartawan terhenti sejenak di Tugu Perjuangan, dekat Kantor Bupati Dairi Jalan Sisingamangaraja. Di sana, massa aksi membubuhkan tanda tangan di spanduk sebagai bentuk solidaritas untuk diserahkan ke pihak kepolisian, sebagai bentuk dukungan untuk segera mengungkap kasus dugaan pembunuhan dimaksud.

Setelah selesai membubuhkan tandatangan, aksi berlanjut ke depan Mapolres Dairi. Di depan Mapolres, saat berorasi, Rudianto Sinaga, Yustin Sianipar, Natar Manalu, serta Tulus Tarihoran, menyampaikan aspirasi, sekaligus menuntut Polri khususnya Polda Sumut, agar mengusut dan mengungkap kasus dugaan pembunuhan itu. Wartawan mengutuk keras kasus dugaan pembunuhan terhadap korban, dan memohon agar pelakunya ditangkap, serta mengungkap siapa dalang dugaan pembunuhan itu.

Beberapa saat kemudian, aksi wartawan ini diterima Kapolres Dairi AKBP Ferio Sano Ginting, didampingi Dandim 0206 Dairi Letkol Arm Adietya Yuni Nurtono, serta sejumlah pejabat utama Polres Dairi.

Sebelum menyampaikan statement, untuk menghormati arwah almarhum Marsal, Ferio memimpin mengheningkan cipta sejenak bersama wartawan. Dia pun mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan media, yang telah memberikan dukungan dan semangat kepada Polri, untuk melakukan pengusutan kasus dugaan pembunuhan wartawan tersebut.

“Terkait kasus itu, dapat saya sampaikan, Kapolda Sumut sudah membentuk tim penyidik untuk serius mengusut kasus ini. Dukungan rekan media menjadi bantuan bagi penyidik, untuk segera menangkap dan menindak sesuai hukum yang berlaku,” tuturnya.

“Polres Dairi turut berkabung, atas musibah yang dialami wartawan Marsal dan semoga keluarga diberi ketabahan,” imbuhnya.

Ferio pun mengajak segenap wartawan di Kabupaten Dairi, jika dalam melakukan pekerjaan jurnalistik mendapat intimidasi dan ancaman, jangan ragu untuk melaporkannya ke Polres Dairi, seraya mengajak untuk tetap waspada dalam menjalankan tugas jurnalistiknya.

Di akhir aksi, wartawan memberikan spanduk berisikan tanda tangan puluhan wartawan Kabupaten Dairi, untuk mendukung Polri segera mengungkap kasus dugaan pembunuhan wartawan itu. Selama menggelar aksi solidaritas, wartawan tetap mematuhi protokol kesehatan (prokes) Covid-19.

Seperti diketahui, wartawan media online Mara Salem Harahap (Marsal), tewas ditembak orang tidak dikenal (OTK) tak jauh dari kediamannya di Nagori Karang Anyer, Kabupaten Simalungun, Sabtu (19/6) dini hari. Korban diduga keras dihabisi karena kerap membuat pemberitaan terkait peredaran narkotika di Kota Pematangsiantar dan Kabupaten Simalungun. (mag-1/rud/saz)

SUMUTPOS.CO – Kapolda Sumut, Irjen Pol Panca Simanjuntak mengungkapkan, pelaku dugaan pembunuhan wartawan online Mara Salem Harahap (Marsal) sudah ada yang diamankan.

UNJUK RASA: Sejumlah wartawan kepolisian Kota Medan saat melakukan aksi solidaritas di depan Mapolda Sumut, Rabu (23/6).dewi syahruni lubis/SUMUT POS.

Hal ini diketahui, usai Panca mendatangi Mako Brimob Kompi-2 Pematangsiantar menggunakan helikopter kepolisian, Rabu (23/6) siang.

Kurang lebih 3 jam berada di Mako Brimob, Panca mendatangi puluhan wartawan yang sudah menunggu di luar Mako Brimob.

Didampingi Kapolres Simalungun AKBP Agus Waluyo, Panca mengaku datang ke Pematangsiantar untuk memastikan kesiapan personel yang menangani kasus dugaan pembunuhan jurnalis tersebut.

“Yang jelas, progres sampai hari ini (kemarin, red) cukup baik. Saya akan sampaikan hasilnya besok (hari ini) atau lusa (besok). Anggota saya masih bekerja,” ungkap Panca. Panca belum berkenan membeberkan hasil pemeriksaan yang dilakukan tim khusus bentukannya itu. Namun dia memastikan, mereka telah mengamankan seorang pelaku.

“Yang jelas hasilnya cukup memuaskan sampai hari ini. Pelaku sudah ada yang diamankan,” jelasnya.

Dia pun berjanji, akan menyelesaikan kasus tersebut dalam waktu dekat.

Sementara itu, puluhan wartawan yang berasal dari berbagai media melakukan aksi solidaritas di depan pintu gerbang Mapolda Sumut, Rabu (23/6). Mereka menuntut pihak Polda Sumut mengusut tuntas kasus dugaan pembunuhan Marsal yang ditembak di Kabupaten Simalungun. Dengan membawa berbagai spanduk kecaman aksi barbar yang dialami wartawan, para wartawan meminta perlindungan hukum dan menegakkan keadilan keluarga almarhum Marsal.

Koordinator aksi, Hermansjah dalam orasinya menilai, aksi dugaan pembunuhan terhadap Marsal, merupakan bentuk teror kepada wartawan.

“Kami datang ke Polda ini sebagai bentuk dorongan buat Kapolda, untuk semangat melakukan penyelidikan,” jelasnya.

Setelah beberapa saat melakukan orasi di depan Mapolda Sumut, sebanyak 5 perwakilan pengunjuk rasa diterima Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Hadi Wahyudi, didampingi Kasubbid Penmas Bidang Humas AKBP MP Nainggolan.

Pada kesempatan itu, Hadi mengatakan, tim Polda Sumut dan Polres Simalungun yang sudah dibentuk, masih bekerja di lapangan melakukan penyelidikan. Sebanyak 43 saksi sudah dimintai keterangan, termasuk mengamankan barang bukti berupa mobil, pakaian korban, dan lainnya. Mayat korban juga sudah dibawa ke RS Bhayangkara untuk keperluan autopsi.

“Semua diamankan sebagai bahan penyelidikan,” ujarnya.

Dia juga mengatakan, sebagai bentuk keseriusan Polda Sumut dalam mengungkap kasus ini, Kapolda Sumut Irjen Panca Putra Simanjuntak dan Pangdam I/BB, sudah turun ke lokasi.

Bahkan, lanjut Hadi, penyidikan langsung dipimpin Dirreskrimum Polda Sumut Kombes Pol Tatan Dirsan Atmaja, bersama Kasubdit III/Jahtanras Ditreskrimum AKBP Taryono Raharja.

“Doakan teman-teman agar kasus ini segera terungkap, dan bilamana ada perkembangan akan disampaikan kepada teman-teman media,” katanya.

Dukungan serupa juga digelar di Kabupaten Dairi. Puluhan wartawan daerah tersebut, menggelar aksi solidaritas di Mapolres Dairi, Rabu (23/6).

Aksi solidaritas itu juga sebagai ungkapan duka yang mendalam atas meninggalnya wartawan media online di Pematangsiantar, Marsal, baru-baru ini, yang diduga menajdi korban pembunuhan dengan menggunakan sejata api oleh orang tidak kenal (OTK).

Massa aksi, mengenakan baju hitam dan pita warna merah di lengan, bergerak dari titik kumpul samping Gedung Balai Budaya Sidikalang, degan berjalan kaki sepanjang 200 meter menuju Mapolres Dairi. Aksi damai wartawan terhenti sejenak di Tugu Perjuangan, dekat Kantor Bupati Dairi Jalan Sisingamangaraja. Di sana, massa aksi membubuhkan tanda tangan di spanduk sebagai bentuk solidaritas untuk diserahkan ke pihak kepolisian, sebagai bentuk dukungan untuk segera mengungkap kasus dugaan pembunuhan dimaksud.

Setelah selesai membubuhkan tandatangan, aksi berlanjut ke depan Mapolres Dairi. Di depan Mapolres, saat berorasi, Rudianto Sinaga, Yustin Sianipar, Natar Manalu, serta Tulus Tarihoran, menyampaikan aspirasi, sekaligus menuntut Polri khususnya Polda Sumut, agar mengusut dan mengungkap kasus dugaan pembunuhan itu. Wartawan mengutuk keras kasus dugaan pembunuhan terhadap korban, dan memohon agar pelakunya ditangkap, serta mengungkap siapa dalang dugaan pembunuhan itu.

Beberapa saat kemudian, aksi wartawan ini diterima Kapolres Dairi AKBP Ferio Sano Ginting, didampingi Dandim 0206 Dairi Letkol Arm Adietya Yuni Nurtono, serta sejumlah pejabat utama Polres Dairi.

Sebelum menyampaikan statement, untuk menghormati arwah almarhum Marsal, Ferio memimpin mengheningkan cipta sejenak bersama wartawan. Dia pun mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan media, yang telah memberikan dukungan dan semangat kepada Polri, untuk melakukan pengusutan kasus dugaan pembunuhan wartawan tersebut.

“Terkait kasus itu, dapat saya sampaikan, Kapolda Sumut sudah membentuk tim penyidik untuk serius mengusut kasus ini. Dukungan rekan media menjadi bantuan bagi penyidik, untuk segera menangkap dan menindak sesuai hukum yang berlaku,” tuturnya.

“Polres Dairi turut berkabung, atas musibah yang dialami wartawan Marsal dan semoga keluarga diberi ketabahan,” imbuhnya.

Ferio pun mengajak segenap wartawan di Kabupaten Dairi, jika dalam melakukan pekerjaan jurnalistik mendapat intimidasi dan ancaman, jangan ragu untuk melaporkannya ke Polres Dairi, seraya mengajak untuk tetap waspada dalam menjalankan tugas jurnalistiknya.

Di akhir aksi, wartawan memberikan spanduk berisikan tanda tangan puluhan wartawan Kabupaten Dairi, untuk mendukung Polri segera mengungkap kasus dugaan pembunuhan wartawan itu. Selama menggelar aksi solidaritas, wartawan tetap mematuhi protokol kesehatan (prokes) Covid-19.

Seperti diketahui, wartawan media online Mara Salem Harahap (Marsal), tewas ditembak orang tidak dikenal (OTK) tak jauh dari kediamannya di Nagori Karang Anyer, Kabupaten Simalungun, Sabtu (19/6) dini hari. Korban diduga keras dihabisi karena kerap membuat pemberitaan terkait peredaran narkotika di Kota Pematangsiantar dan Kabupaten Simalungun. (mag-1/rud/saz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/