30 C
Medan
Monday, June 24, 2024

7 Dokter Meninggal Positif Covid-19, 4 dari Medan, 1 Kisaran, 1 Labura, 1 Psp

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Data Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mencatat sampai saat ini sudah ada 68 dokter anggota IDI yang meninggal terkait Corona COVID-19. Dari jumlah itu, tujug di antaranya bertugas di Sumatera Utara.

“Informasi yang diterima PB IDI per 19 Juli 2020 setidaknya ada 68 dokter yang dilaporkan meninggal terkait COVID-19,” kata Humas PB IDI Abdul Halik Malik melalui pesan tertulis, Jumat (24/7).

Adapun nama-nama 7 dokter yang meninggal di Sumut terkait Covid-19:

  1. dr. Ucok Martin Sp. P (IDI Medan)
  2. Dr. Irsan Nofi Hardi Nara Lubis, Sp.S (IDI Medan)
  3. dr. Anna Mari Ulina Bukit (IDI Medan)
  4. dr Herwanto SpB (IDI Kisaran)
  5. dr. Maya Norismal Pasaribu (IDI Labuhan Batu Utara)
  6. dr. Aldreyn Asman Aboet, SpAN, KIC (IDI Medan)
  7. dr. M. Hatta Lubis, SpPD (IDI Padangsidimpuan)

“Tujuh dokter yang meninggal tersebut, 2 di antaranya dokter umum. Selebihnya dokter spesialis, seperti anastesi, paru, penyakit dalam, dan bedah. Mereka sebagian besar bertugas melayani pasien Covid-19 atau di rumah sakit rujukan Covid-19 di Sumut. Diduga ada yang terpapar saat praktik,” kata Ketua Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI) Sumut, dr Rudi Rahmadsyah Sambas, melalui sambungan seluler, Kamis (23/7).

Data dihimpun PDUI, mayoritas dokter yang meninggal ini berada di Medan. “Namun ada juga di Asahan dan daerah lainnya,” kata Rudi.

Ia menyebutkan, saat ini masih ada dokter baik umum maupun spesialis yang dirawat di rumah sakit karena terdampak Covid-19. “Di RS Columbia Asia ada dokter umum dan spesialis yang dirawat karena Covid-19. Kemudian di RSU Martha Friska Multatuli,” ucapnya.

IAKMI: Terlambat Penanganan

Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) menilai, terus bertambahnya angka pasien meninggal dunia akibat Covid-19 di Indonesia, disebabkan keterlambatan penanganan kasus Covid-19. Hal itu dikatakan oleh Anggota Tim Satgas Penanganan Covid-19 IAKMI, Hemawan Saputra.

“Jadi memang kemungkinan besar penambahan kasus yang meninggal dunia ini memang karena terjadi keterlambatan ya dalam penanganan (Covid-19),” kata Hermawan, Jumat (24/7).

Menurut Hermawan, keterlambatan itu bisa saja terjadi karena semakin banyaknya kasus Covid-19 di Indonesia. Kemudian menyebabkan penuhnya rumah sakit, jumlah tenaga medis yang berkurang dibanding rasio pasien yang terjangkit Covid-19. “Banyak juga orang-orang yang diminta isolasi mandiri, padahal dia sebenarnya bisa berdampak lebih berat dan lebih serius dan ini sungguh mengkhawatirkan,” ujar dia.

Oleh karena itu, Hermawan berharap pemerintah bisa meningkatkan kapasitas perawatan Covid-19. Selain itu, juga perlu ada penguatan deteksi dini untuk menciptakan percepatan penanganan pasien. “Dan ini harus terus menerus disiapkan pemerintah. Tetapi sekaligus masyarakat meningkatkan kesadaran untuk mencegahnya,” ucap Hermawan.

Diketahui, penambahan kasus harian pasien Covid-19 di Indonesia yang meninggal dunia terus bertambah.

Pada 19 Juli, tercatat penambahan kasus pasien meninggal dunia akibat Covid-19 sebanyak 127 orang. Kemudian 20 Juli bertambah 96 orang, 21 Juli bertambah 81 orang, 22 Juli bertambah 139 orang, 23 Juli 117 orang. Terakhir 24 Juli tercatat ada penambahan 89 orang. Sehingga total penambahan pasien meninggal dunia dalam enam hari berjumlah 649 orang. (lp6/kps)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Data Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mencatat sampai saat ini sudah ada 68 dokter anggota IDI yang meninggal terkait Corona COVID-19. Dari jumlah itu, tujug di antaranya bertugas di Sumatera Utara.

“Informasi yang diterima PB IDI per 19 Juli 2020 setidaknya ada 68 dokter yang dilaporkan meninggal terkait COVID-19,” kata Humas PB IDI Abdul Halik Malik melalui pesan tertulis, Jumat (24/7).

Adapun nama-nama 7 dokter yang meninggal di Sumut terkait Covid-19:

  1. dr. Ucok Martin Sp. P (IDI Medan)
  2. Dr. Irsan Nofi Hardi Nara Lubis, Sp.S (IDI Medan)
  3. dr. Anna Mari Ulina Bukit (IDI Medan)
  4. dr Herwanto SpB (IDI Kisaran)
  5. dr. Maya Norismal Pasaribu (IDI Labuhan Batu Utara)
  6. dr. Aldreyn Asman Aboet, SpAN, KIC (IDI Medan)
  7. dr. M. Hatta Lubis, SpPD (IDI Padangsidimpuan)

“Tujuh dokter yang meninggal tersebut, 2 di antaranya dokter umum. Selebihnya dokter spesialis, seperti anastesi, paru, penyakit dalam, dan bedah. Mereka sebagian besar bertugas melayani pasien Covid-19 atau di rumah sakit rujukan Covid-19 di Sumut. Diduga ada yang terpapar saat praktik,” kata Ketua Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI) Sumut, dr Rudi Rahmadsyah Sambas, melalui sambungan seluler, Kamis (23/7).

Data dihimpun PDUI, mayoritas dokter yang meninggal ini berada di Medan. “Namun ada juga di Asahan dan daerah lainnya,” kata Rudi.

Ia menyebutkan, saat ini masih ada dokter baik umum maupun spesialis yang dirawat di rumah sakit karena terdampak Covid-19. “Di RS Columbia Asia ada dokter umum dan spesialis yang dirawat karena Covid-19. Kemudian di RSU Martha Friska Multatuli,” ucapnya.

IAKMI: Terlambat Penanganan

Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) menilai, terus bertambahnya angka pasien meninggal dunia akibat Covid-19 di Indonesia, disebabkan keterlambatan penanganan kasus Covid-19. Hal itu dikatakan oleh Anggota Tim Satgas Penanganan Covid-19 IAKMI, Hemawan Saputra.

“Jadi memang kemungkinan besar penambahan kasus yang meninggal dunia ini memang karena terjadi keterlambatan ya dalam penanganan (Covid-19),” kata Hermawan, Jumat (24/7).

Menurut Hermawan, keterlambatan itu bisa saja terjadi karena semakin banyaknya kasus Covid-19 di Indonesia. Kemudian menyebabkan penuhnya rumah sakit, jumlah tenaga medis yang berkurang dibanding rasio pasien yang terjangkit Covid-19. “Banyak juga orang-orang yang diminta isolasi mandiri, padahal dia sebenarnya bisa berdampak lebih berat dan lebih serius dan ini sungguh mengkhawatirkan,” ujar dia.

Oleh karena itu, Hermawan berharap pemerintah bisa meningkatkan kapasitas perawatan Covid-19. Selain itu, juga perlu ada penguatan deteksi dini untuk menciptakan percepatan penanganan pasien. “Dan ini harus terus menerus disiapkan pemerintah. Tetapi sekaligus masyarakat meningkatkan kesadaran untuk mencegahnya,” ucap Hermawan.

Diketahui, penambahan kasus harian pasien Covid-19 di Indonesia yang meninggal dunia terus bertambah.

Pada 19 Juli, tercatat penambahan kasus pasien meninggal dunia akibat Covid-19 sebanyak 127 orang. Kemudian 20 Juli bertambah 96 orang, 21 Juli bertambah 81 orang, 22 Juli bertambah 139 orang, 23 Juli 117 orang. Terakhir 24 Juli tercatat ada penambahan 89 orang. Sehingga total penambahan pasien meninggal dunia dalam enam hari berjumlah 649 orang. (lp6/kps)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/