27.8 C
Medan
Tuesday, May 21, 2024

Medan Tembus 2.000 Kasus Positif, Tebingtinggi 21 Kasus

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Penyebaran Covid-19 di Kota Medan semakin merah. Hingga Jumat 24/7), tingkat penularan positif Covid-19 yang terkonfirmasi di Kota Medan telah tembus ke angka 2.000 kasus, persisnya 2.012 kasus. Angka kematian juga terus bertambah, dan telah tembus ke angka 101 kasus.

Berdasarkan laporan GTPP Covid-19 Kota Medan pada situs https://covid19.pemkomedan.go.id/ pada Jumat (24/7), kasus positif Covid-19 di Kota Medan yang terkonfirmasi telah tembus ke angka 2.012 kasus. Selain itu terdapat 210 kasus suspect.

Dari total kasus positif yang terkonfirmasi itu, 607 orang sudah dinyatakan sembuh, namun angka kematian juga masih meningkat dan tembus ke angka 101 kasus.

Menyikapi kenaikan angka itu, publik menyoroti kinerja Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kota Medan, dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19n

Pasalnya, setelah dibentuk lebih dari 3 bulan dan telah menghabiskan anggaran hingga Rp150 miliar, GTPP Covid-19 Medan dinilai belum berhasil menanggulangi tingkat penularan.

“Kita terus berupaya. Kalau penyemprotan, kita masih rutin, kok. Dalam minggu ini saja ada berapa kantor OPD yang kita semprot. Mulai dari PKPPR, Dishub, Dinas PU, Dinas Sosial, DPRD Medan dan masih banyak lagi yang lain. Belum lagi pasar-pasar. Gugus Tugas Medan dibantu kecamatan masih terus melakukan penyemprotan. Apalagi kalau kita terima laporan klaster baru, pasti petugas kita langsung turun menyemprot,” kata Sekretaris GTPP Covid-19 Kota Medan, Arjuna Sembiring, menanggapi sorotan masyarakat, Jumat (24/7).

Dijelaskannya, GTPP masih berfokus menyosialisasikan serta mengawasi jalannya Perwal No. 27/2020 tentang penerapan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB), di tengah pandemi Covid-19 di Kota Medan.

“Setiap OPD terus berupaya mengawasi jalannya Perwal. Gugus tugas setiap hari sosialisasi di pusat-pusat perbelanjaan modern, pasar-pasar tradisional, dan tempat-tempat umum lainnya. Walaupun kita lakukan secara random, karena tak semua juga dapat dikunjungi setiap hari. Maklum, jumlah personil kita terbatas,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Medan ini.

Begitupun, pihaknya akan terus meningkatkan upaya dalam menurunkan angka penyebaran Covid-19 di Kota Medan. “Kita juga masih menunggu petunjuk dari pusat soal GTPP ke depannya. Apakah akan diubah menjadi satu komite yang akan menangani 2 satgas, yaitu satgas pemulihan Covid-19 dan pemulihan ekonomi, atau tidak. Bila nanti ke depannya seperti itu, berarti nanti akan ada fokus masing-masing,” tandasnya.

GTPP Butuh Perubahan

Menanggapi hal ini, anggota Pansus Covid-19 DPRD Kota Medan, Rizki Nugraha SE, mengatakan sistem kerja GTPP Covid-19 Kota Medan butuh koreksi dan perubahan. Pasalnya, hasil kerja GTPP masih jauh dari harapan.

“Kalau kita melihatnya dari sisi kinerja, tentu banyak yang harus dibenahi. GTPP harus banyak melakukan perubahan dan peningkatan kinerja. Jangan harapkan hasil, kalau tak ada perubahan kinerja,” jawab Rizki kepada Sumut Pos, Jumat (24/7).

Menurut Rizki, selama ini GTPP Covid-19 Medan tidak pernah terbuka kepada Pansus Covid-19 DPRD Medan tentang perkembangan dan penanganan Covid-19. “Bagaimana kita bisa membantu mereka, jika mereka sendiri tidak terbuka kepada DPRD? Terlalu banyak yang mereka tutupi. Pansus telah menguaknya satu per satu. Dari situlah kita tahu kalau kinerja gugus tugas sangat buruk. Intinya keterbukaan, agar sama-sama tahu harus membenahi dari mana,” sebutnya.

Tidak dilibatkannya IDI (Ikatan Dokter Indonesia) Medan dalam kinerja gugus tugas Covid-19 Kota Medan, menurut Rizki Nugraha, sebagai kesalahan fatal yang tidak bisa diterima secara logika. “Melakukan perubahan, salahsatunya ya dengan melibatkan para dokter dan para ahli lainnya dalam menangani pandemi. Kita akan desak GTPP segera melakukan perubahan itu. Senin ini, mereka sudah kita panggil dalam rapat Pansus,” pungkasnya.

Tebingtinggi Menjadi 21 Orang

Selain Kota Medan, penyebaran Covid-19 di Kota Tebingtinggi juga semakin meluas. Hampir semua kecamatan di kota lemang ini masuk zona merah. Sebelumnya Tim GTPP Covid-19 Kota Tebingtinggi mencatat ada 19 orang kasus positif, kini bertambah menjadi 21 orang.

Juru Bicara Tim GTPP Covid-19 Kota Tebingtinggi, dr Nanang Fitra Aulia, mengakui penambahan kasus Covid 19 di kota itu karena kesadaran masyarakat menghadapi pandemi Covid-19 masih rendah.

“Ada dua kasus kematian akibat Covid-19 di Kota Tebingtinggi. Satu orang warga Kecamatan Padang Hulu Kota, sudah dimakamkan secara SOP Covid-19. Satu lagi warga ber-KTP Tebingtinggi, meninggal di rumah sakit di Kota Medan, warga Jalan Gunung Lauser Kecamatan Rambutan, dimakamkan di Medan, Kamis (23/7) malam,” katanya, Jumat (24/7).

Adapun warga Kecamatan Padang Hulu yang meninggal tersebut berjenis kelamin perempuan, berinisial Ing (52). Dimakamkan dengan mendapatkan pengawalan dari pihak kepolisian dan TNI. “Meninggal di rumah sakit di Kota Medan sekira pukul 21.30 WIB,” bilangnya.

Untuk penyebaran kasus penyebaran Covid -19 di Kota Tebingtinggi sampai pada Jumat siang (24/7), tercatat PDP meninggal sebanyak 5 orang, PDP sembuh 5 orang, isolasi mandiri 55 orang, dan selesai isolasi dinyatakan sehat sebanyak 1.938 orang.

dr Nanang meminta kepada masyarakat Kota Tebingtinggi untuk terus berhati hati dengan penyebaran pandemi Covid-19. Selalu menjaga kebersihan dan kesehatan diri sendiri.

“Pakai masker jika berpergian ke luar rumah. Selalu rajin mencuci tangan dengan air mengalir, menyediakan hand sanitizer, menjaga jarak atau phisical distancing, dan upayakan tinggal di rumah (stay at home) jika memungkinkan. Kalau bukan dari diri sendiri, bagaimana kita bisa mencegah penyebaran pandemi Covid-19 di kota ini?” kata Nanang.

Sekretaris Dinas Perkimsi Kota Tebingtinggi, Jhon, yang menangani masalah penggalian kubur lahan milik Pemko Tebingtinggi, menuturkan anggota yang menggali kubur pada malam hari sempat dilempari warga menggunakan batu. Alasan warga menolak tempat pemakaman jenazah positif Covid-19, karena dekat dengan perumahan warga, tepatnya di Desa Paya Pinang Kecamatan Tebing Syahbandar —langsung berbatasan dengan Kabupaten Sergai.

“Penggali kubur sempat dilempari dengan benda keras. Warga juga sempat menolak. Tetapi karena ada pengawalan dari pihak kepolisian dan TNI, pemakaman berjalan lancar hingga pagi hari,” jelasnya.

Danramil 13 Tebingtinggi Kodim 0204 Deliserdang, Kapten Inf Budiono didampingi Waka Polres TebingtinggI Kompol Sarponi, yang memimpin langsung pemakaman warga positif Covid-19, mengaku sempat kewalahan dengan penolakan warga. Tetapi setelah diberi penjelasan, masyarakat mulai memahami.

“Jenazah sudah dimasukkan ke dalam peti, dan dibungkus menggunakan plastik secara rapat. Jadi virusnya tidak bisa menular kepada warga setempat, karena mayat bersama peti dimasukkan ke dalam tanah dan kemudian dikubur kembali menggunakan tanah,” bilang Kapten Budiono.

Dia meminta masyarakat jangan khawatir, karena penularan Covid-19 apabila kita bersentuhan langsung secara dekat dengan penderita, melalui cairan droplet lewat bersin atau batuk. (map/ian)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Penyebaran Covid-19 di Kota Medan semakin merah. Hingga Jumat 24/7), tingkat penularan positif Covid-19 yang terkonfirmasi di Kota Medan telah tembus ke angka 2.000 kasus, persisnya 2.012 kasus. Angka kematian juga terus bertambah, dan telah tembus ke angka 101 kasus.

Berdasarkan laporan GTPP Covid-19 Kota Medan pada situs https://covid19.pemkomedan.go.id/ pada Jumat (24/7), kasus positif Covid-19 di Kota Medan yang terkonfirmasi telah tembus ke angka 2.012 kasus. Selain itu terdapat 210 kasus suspect.

Dari total kasus positif yang terkonfirmasi itu, 607 orang sudah dinyatakan sembuh, namun angka kematian juga masih meningkat dan tembus ke angka 101 kasus.

Menyikapi kenaikan angka itu, publik menyoroti kinerja Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kota Medan, dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19n

Pasalnya, setelah dibentuk lebih dari 3 bulan dan telah menghabiskan anggaran hingga Rp150 miliar, GTPP Covid-19 Medan dinilai belum berhasil menanggulangi tingkat penularan.

“Kita terus berupaya. Kalau penyemprotan, kita masih rutin, kok. Dalam minggu ini saja ada berapa kantor OPD yang kita semprot. Mulai dari PKPPR, Dishub, Dinas PU, Dinas Sosial, DPRD Medan dan masih banyak lagi yang lain. Belum lagi pasar-pasar. Gugus Tugas Medan dibantu kecamatan masih terus melakukan penyemprotan. Apalagi kalau kita terima laporan klaster baru, pasti petugas kita langsung turun menyemprot,” kata Sekretaris GTPP Covid-19 Kota Medan, Arjuna Sembiring, menanggapi sorotan masyarakat, Jumat (24/7).

Dijelaskannya, GTPP masih berfokus menyosialisasikan serta mengawasi jalannya Perwal No. 27/2020 tentang penerapan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB), di tengah pandemi Covid-19 di Kota Medan.

“Setiap OPD terus berupaya mengawasi jalannya Perwal. Gugus tugas setiap hari sosialisasi di pusat-pusat perbelanjaan modern, pasar-pasar tradisional, dan tempat-tempat umum lainnya. Walaupun kita lakukan secara random, karena tak semua juga dapat dikunjungi setiap hari. Maklum, jumlah personil kita terbatas,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Medan ini.

Begitupun, pihaknya akan terus meningkatkan upaya dalam menurunkan angka penyebaran Covid-19 di Kota Medan. “Kita juga masih menunggu petunjuk dari pusat soal GTPP ke depannya. Apakah akan diubah menjadi satu komite yang akan menangani 2 satgas, yaitu satgas pemulihan Covid-19 dan pemulihan ekonomi, atau tidak. Bila nanti ke depannya seperti itu, berarti nanti akan ada fokus masing-masing,” tandasnya.

GTPP Butuh Perubahan

Menanggapi hal ini, anggota Pansus Covid-19 DPRD Kota Medan, Rizki Nugraha SE, mengatakan sistem kerja GTPP Covid-19 Kota Medan butuh koreksi dan perubahan. Pasalnya, hasil kerja GTPP masih jauh dari harapan.

“Kalau kita melihatnya dari sisi kinerja, tentu banyak yang harus dibenahi. GTPP harus banyak melakukan perubahan dan peningkatan kinerja. Jangan harapkan hasil, kalau tak ada perubahan kinerja,” jawab Rizki kepada Sumut Pos, Jumat (24/7).

Menurut Rizki, selama ini GTPP Covid-19 Medan tidak pernah terbuka kepada Pansus Covid-19 DPRD Medan tentang perkembangan dan penanganan Covid-19. “Bagaimana kita bisa membantu mereka, jika mereka sendiri tidak terbuka kepada DPRD? Terlalu banyak yang mereka tutupi. Pansus telah menguaknya satu per satu. Dari situlah kita tahu kalau kinerja gugus tugas sangat buruk. Intinya keterbukaan, agar sama-sama tahu harus membenahi dari mana,” sebutnya.

Tidak dilibatkannya IDI (Ikatan Dokter Indonesia) Medan dalam kinerja gugus tugas Covid-19 Kota Medan, menurut Rizki Nugraha, sebagai kesalahan fatal yang tidak bisa diterima secara logika. “Melakukan perubahan, salahsatunya ya dengan melibatkan para dokter dan para ahli lainnya dalam menangani pandemi. Kita akan desak GTPP segera melakukan perubahan itu. Senin ini, mereka sudah kita panggil dalam rapat Pansus,” pungkasnya.

Tebingtinggi Menjadi 21 Orang

Selain Kota Medan, penyebaran Covid-19 di Kota Tebingtinggi juga semakin meluas. Hampir semua kecamatan di kota lemang ini masuk zona merah. Sebelumnya Tim GTPP Covid-19 Kota Tebingtinggi mencatat ada 19 orang kasus positif, kini bertambah menjadi 21 orang.

Juru Bicara Tim GTPP Covid-19 Kota Tebingtinggi, dr Nanang Fitra Aulia, mengakui penambahan kasus Covid 19 di kota itu karena kesadaran masyarakat menghadapi pandemi Covid-19 masih rendah.

“Ada dua kasus kematian akibat Covid-19 di Kota Tebingtinggi. Satu orang warga Kecamatan Padang Hulu Kota, sudah dimakamkan secara SOP Covid-19. Satu lagi warga ber-KTP Tebingtinggi, meninggal di rumah sakit di Kota Medan, warga Jalan Gunung Lauser Kecamatan Rambutan, dimakamkan di Medan, Kamis (23/7) malam,” katanya, Jumat (24/7).

Adapun warga Kecamatan Padang Hulu yang meninggal tersebut berjenis kelamin perempuan, berinisial Ing (52). Dimakamkan dengan mendapatkan pengawalan dari pihak kepolisian dan TNI. “Meninggal di rumah sakit di Kota Medan sekira pukul 21.30 WIB,” bilangnya.

Untuk penyebaran kasus penyebaran Covid -19 di Kota Tebingtinggi sampai pada Jumat siang (24/7), tercatat PDP meninggal sebanyak 5 orang, PDP sembuh 5 orang, isolasi mandiri 55 orang, dan selesai isolasi dinyatakan sehat sebanyak 1.938 orang.

dr Nanang meminta kepada masyarakat Kota Tebingtinggi untuk terus berhati hati dengan penyebaran pandemi Covid-19. Selalu menjaga kebersihan dan kesehatan diri sendiri.

“Pakai masker jika berpergian ke luar rumah. Selalu rajin mencuci tangan dengan air mengalir, menyediakan hand sanitizer, menjaga jarak atau phisical distancing, dan upayakan tinggal di rumah (stay at home) jika memungkinkan. Kalau bukan dari diri sendiri, bagaimana kita bisa mencegah penyebaran pandemi Covid-19 di kota ini?” kata Nanang.

Sekretaris Dinas Perkimsi Kota Tebingtinggi, Jhon, yang menangani masalah penggalian kubur lahan milik Pemko Tebingtinggi, menuturkan anggota yang menggali kubur pada malam hari sempat dilempari warga menggunakan batu. Alasan warga menolak tempat pemakaman jenazah positif Covid-19, karena dekat dengan perumahan warga, tepatnya di Desa Paya Pinang Kecamatan Tebing Syahbandar —langsung berbatasan dengan Kabupaten Sergai.

“Penggali kubur sempat dilempari dengan benda keras. Warga juga sempat menolak. Tetapi karena ada pengawalan dari pihak kepolisian dan TNI, pemakaman berjalan lancar hingga pagi hari,” jelasnya.

Danramil 13 Tebingtinggi Kodim 0204 Deliserdang, Kapten Inf Budiono didampingi Waka Polres TebingtinggI Kompol Sarponi, yang memimpin langsung pemakaman warga positif Covid-19, mengaku sempat kewalahan dengan penolakan warga. Tetapi setelah diberi penjelasan, masyarakat mulai memahami.

“Jenazah sudah dimasukkan ke dalam peti, dan dibungkus menggunakan plastik secara rapat. Jadi virusnya tidak bisa menular kepada warga setempat, karena mayat bersama peti dimasukkan ke dalam tanah dan kemudian dikubur kembali menggunakan tanah,” bilang Kapten Budiono.

Dia meminta masyarakat jangan khawatir, karena penularan Covid-19 apabila kita bersentuhan langsung secara dekat dengan penderita, melalui cairan droplet lewat bersin atau batuk. (map/ian)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/