30 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Demi Janda, PNS Telantarkan Empat Anak Tinggalkan Istri

Teddy Akbari/sumut pos FOTO KENANGAN: Wan Syahfitriani (kanan) bersama adiknya Wan Irma Ramadhani menunjukkan foto pernikahan ayah dan ibunya, Senin (24/8).
Teddy Akbari/sumut pos
FOTO KENANGAN: Wan Syahfitriani (kanan) bersama adiknya Wan Irma Ramadhani menunjukkan foto pernikahan ayah dan ibunya, Senin (24/8).

DELISERDANG, SUMUTPOS.CO- Wan Agus Salim (39) benar-benar tega. Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Dinas Perikanan dan Kelautan (Diskanla) Kabupaten Deliserdang ini menelantarkan empat anaknya yang tinggal di Dusun Bakti 2 Desa Sekip, Lubukpakam. Sementara istrinya, Yuni Sri Hernawati (36) bekerja sebagai tenaga kerja wanita (TKW) di Malaysia.

Dua tahun sudah Wan Agus Salin jarang pulang. Sementara keempat anaknya, Wan Syahfitriani (17), Wan Junita Dewi (14), Wan Annisa (10) dan Wan Irma Ramadhani (8) hanya tinggal mengontrak, dan hidup dalam pengawasan tetangga dan saudaranya.

Ditemui di rumah ko (35) kini merantau ke Malaysia demi membiayai kehidupan mereka.

“Ayah enggak ada hp. Waktu Lebaran tahun lalu kami masih dapat (THR), tapi tahun ini enggak ada lagi, sedangkan ibu kami yang bekerja di Malaysia sebagai pengasuh hanya menitipkan Rp640 ribu sama tetangga untuk keperluan kami sehari-hari,” ujarnya, Senin (24/8) sore.

Fitri mengaku tidak mengetahui persoalan yang dihadapi kedua orangtuanya sehingga mereka berpisah. Alhasil sekolah mereka pun telantar. Karena uang sekolah tidak dibayar dua bulan, sebesa Rp140 ribu.

“Ayah kadang ngasih uang, kadang enggak. Sudah saya bilang juga kepada Ayah (soal hutang 2 bulan uang sekolah), kata ayah suruh pinjam dulu,” beber Fitri. Disinggung keberadaan sang ayah, anak-anaknya menjawab bahwa dia sudah kawin lagi. “Sudah kawin lagi sama Dewi orang Medan,” celetuk adik Fitri, Wan Irma Ramadhani (8) yang masih duduk di bangku kelas 3 SD.

Fitri kini duauk di kelas 12 di SMA Karya Pendidikan Jalan Setiabudi, Kelurahan Lubukpakam Pekan. Fitri pun mengaku terpaksa berjalan kaki ke sekolah, karena tidak memiliki uang.

Dugaan penelantaran yang dilakukan PNS Diskanla Kabupaten Deliserdang ini diakui oleh pemilik rumah kontrakan, Butet br Sinaga (54). Menurut Butet, Wan Agus telah menikahi janda bernama Dewi di Medan.

“Jadi saya yang mikirin orang-orang ini sekarang, saya bingung sendiri, karena istrinya sudah berupaya melarang suaminya untuk tidak kawan lagi, tapi tak diindahkan,” ungkap Butet.

Merasa kesal, kata ibu anak empat ini, istrinya bertolak ke Malaysia kemarin. “Istrinya ada menitip uang Rp640 ribu kepada saya. Bagi berapa lah mereka satu hari itu, masak saja sudah Rp40 ribu,” terangnya.

Butet sudah pernah melaporkan tentang pelantaran anaka yang dilakukan Wan Agus ke kepala dinasnya. Cuma Butet hanya disuruh bersabar.

“Istri kedua si Wan Agus itu tinggal di daerah Asrama Haji Medan, bekerja di kafe. Seharusnys sebelum kawin lagi harus ada izin dari istri pertama,” ujar Butet yang merasa sedih dengan keluarga tetangganya tersebut.

Bahkan, PNS Diskanla Kabupaten Deliserdang ini juga berhutang kepada Butet. Yakni, hutang tunggakan uang sewa rumah yang sudah 2 tahun belum dibayar. Yang setahunnya harus dibayar Rp3,5 juta.

“Sudah 5 tahun mereka ngotrak. Saya bingung mau mengadu ke mana lagi,” keluh Butet.

Warga sekitar yang melihat kedatangan awak media juga meramaikan rumah kontrakkan Butet. Beberapa warga sekitar juga mengakui tingkah Wan Agus yang diduga menelantarkan keempat anaknya. (ted/azw)

Teddy Akbari/sumut pos FOTO KENANGAN: Wan Syahfitriani (kanan) bersama adiknya Wan Irma Ramadhani menunjukkan foto pernikahan ayah dan ibunya, Senin (24/8).
Teddy Akbari/sumut pos
FOTO KENANGAN: Wan Syahfitriani (kanan) bersama adiknya Wan Irma Ramadhani menunjukkan foto pernikahan ayah dan ibunya, Senin (24/8).

DELISERDANG, SUMUTPOS.CO- Wan Agus Salim (39) benar-benar tega. Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Dinas Perikanan dan Kelautan (Diskanla) Kabupaten Deliserdang ini menelantarkan empat anaknya yang tinggal di Dusun Bakti 2 Desa Sekip, Lubukpakam. Sementara istrinya, Yuni Sri Hernawati (36) bekerja sebagai tenaga kerja wanita (TKW) di Malaysia.

Dua tahun sudah Wan Agus Salin jarang pulang. Sementara keempat anaknya, Wan Syahfitriani (17), Wan Junita Dewi (14), Wan Annisa (10) dan Wan Irma Ramadhani (8) hanya tinggal mengontrak, dan hidup dalam pengawasan tetangga dan saudaranya.

Ditemui di rumah ko (35) kini merantau ke Malaysia demi membiayai kehidupan mereka.

“Ayah enggak ada hp. Waktu Lebaran tahun lalu kami masih dapat (THR), tapi tahun ini enggak ada lagi, sedangkan ibu kami yang bekerja di Malaysia sebagai pengasuh hanya menitipkan Rp640 ribu sama tetangga untuk keperluan kami sehari-hari,” ujarnya, Senin (24/8) sore.

Fitri mengaku tidak mengetahui persoalan yang dihadapi kedua orangtuanya sehingga mereka berpisah. Alhasil sekolah mereka pun telantar. Karena uang sekolah tidak dibayar dua bulan, sebesa Rp140 ribu.

“Ayah kadang ngasih uang, kadang enggak. Sudah saya bilang juga kepada Ayah (soal hutang 2 bulan uang sekolah), kata ayah suruh pinjam dulu,” beber Fitri. Disinggung keberadaan sang ayah, anak-anaknya menjawab bahwa dia sudah kawin lagi. “Sudah kawin lagi sama Dewi orang Medan,” celetuk adik Fitri, Wan Irma Ramadhani (8) yang masih duduk di bangku kelas 3 SD.

Fitri kini duauk di kelas 12 di SMA Karya Pendidikan Jalan Setiabudi, Kelurahan Lubukpakam Pekan. Fitri pun mengaku terpaksa berjalan kaki ke sekolah, karena tidak memiliki uang.

Dugaan penelantaran yang dilakukan PNS Diskanla Kabupaten Deliserdang ini diakui oleh pemilik rumah kontrakan, Butet br Sinaga (54). Menurut Butet, Wan Agus telah menikahi janda bernama Dewi di Medan.

“Jadi saya yang mikirin orang-orang ini sekarang, saya bingung sendiri, karena istrinya sudah berupaya melarang suaminya untuk tidak kawan lagi, tapi tak diindahkan,” ungkap Butet.

Merasa kesal, kata ibu anak empat ini, istrinya bertolak ke Malaysia kemarin. “Istrinya ada menitip uang Rp640 ribu kepada saya. Bagi berapa lah mereka satu hari itu, masak saja sudah Rp40 ribu,” terangnya.

Butet sudah pernah melaporkan tentang pelantaran anaka yang dilakukan Wan Agus ke kepala dinasnya. Cuma Butet hanya disuruh bersabar.

“Istri kedua si Wan Agus itu tinggal di daerah Asrama Haji Medan, bekerja di kafe. Seharusnys sebelum kawin lagi harus ada izin dari istri pertama,” ujar Butet yang merasa sedih dengan keluarga tetangganya tersebut.

Bahkan, PNS Diskanla Kabupaten Deliserdang ini juga berhutang kepada Butet. Yakni, hutang tunggakan uang sewa rumah yang sudah 2 tahun belum dibayar. Yang setahunnya harus dibayar Rp3,5 juta.

“Sudah 5 tahun mereka ngotrak. Saya bingung mau mengadu ke mana lagi,” keluh Butet.

Warga sekitar yang melihat kedatangan awak media juga meramaikan rumah kontrakkan Butet. Beberapa warga sekitar juga mengakui tingkah Wan Agus yang diduga menelantarkan keempat anaknya. (ted/azw)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/