25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Harimau Mangsa Sapi Masyarakat

DIMANGSA: Seekor sapi warga ditemukan mati karena dimangsa harimau yang masuk ke pumukiman penduduk.

LANGKAT,SUMUTPOS.CO-Hewan buas yang diyakini harimau memangsa sapi milik Jumiran (54), warga  Dusun VIII, Desa Timbang Lawan, Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat, Kamis (23/8).

Masuknya hewan buas ke daerah pumukiman penduduk, membuat warga cemas dan terus berjaga-jaga.

Tim Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara, Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (BBTNGL), YHWA ,WCS, anggota Polsek Bahorok, pihak Kecamatan Bahorok dan Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Bahorok Pontius Gad Munthe, turun ke lokasi kejadian.

Dari lokasi, mereka menemukan seekor sapi mati dengan kondisi mengenaskan. Di tubuh sapi, terdapat gigitan dan cakaran dibagian tengkuk/ leher bagian atas, kemudian bagian ekor koyak dan daging hilang sekitar 10 kg.

Menurut Jumiran, sapi miliknya tersebut sengaja diasingkan dari kawanannya karena memasuki masa subur. Malam harinya masih diawasinya hingga sekira pukul 05.00 WIB Jumiran juga melihat sapi masih hidup. “Saya memang ada mendengar suara Harimau, ternyata hewan saya yang dimangsanya,” ujar Jumiran.

Dirinya berharap, agar kejadan serupa tidak terjadi karena mencemaskan masyarakat. “Takutnya bukan hewan saja diterkam, makanya kami cemas dan berharap pemerintah segera bertindak,” harapnya.

Terpisah, kejadian ini membuat pihak BBKSDA dan tim memasang kamera Trap untuk memantau pergerakan satwa liar tersebut, serta mendirikan pos pengawasan sekitar 1 km dari lokasi Jumiran ditemukan mati untuk satu  minggu ke depan.

Kepala BBKSDA Sumatera Utara Hotmauli Sianturi,  melalui Kasi KSDA Wilayah II Stabat, Herbert BP Aritonang meminta kepada masyarakat agar tetap mempercayakan penanganan konflik satwa liar ini kepada instansi berwenang.

“Tim gabungan sudah  berada di lokasi yang terdiri dari BBKSDA, BBTNGL, WCS dan beberapa mitra pemerhati dan ahli satwa liar jenis harimau, “ katanya

Dijelaskan Herbert, tim akan melakukan upaya maksimal agar satwa liar tidak memasuki areal pemukiman dengan berbagai peralatan dan teknik yang dimiliki.

“Masyarakat jangan melakukan tindakan sendiri yang justru bisa membahayakan diri sendiri,” pesan Herbert agar warga tidak ke hutan. (bam/han)

DIMANGSA: Seekor sapi warga ditemukan mati karena dimangsa harimau yang masuk ke pumukiman penduduk.

LANGKAT,SUMUTPOS.CO-Hewan buas yang diyakini harimau memangsa sapi milik Jumiran (54), warga  Dusun VIII, Desa Timbang Lawan, Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat, Kamis (23/8).

Masuknya hewan buas ke daerah pumukiman penduduk, membuat warga cemas dan terus berjaga-jaga.

Tim Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara, Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (BBTNGL), YHWA ,WCS, anggota Polsek Bahorok, pihak Kecamatan Bahorok dan Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Bahorok Pontius Gad Munthe, turun ke lokasi kejadian.

Dari lokasi, mereka menemukan seekor sapi mati dengan kondisi mengenaskan. Di tubuh sapi, terdapat gigitan dan cakaran dibagian tengkuk/ leher bagian atas, kemudian bagian ekor koyak dan daging hilang sekitar 10 kg.

Menurut Jumiran, sapi miliknya tersebut sengaja diasingkan dari kawanannya karena memasuki masa subur. Malam harinya masih diawasinya hingga sekira pukul 05.00 WIB Jumiran juga melihat sapi masih hidup. “Saya memang ada mendengar suara Harimau, ternyata hewan saya yang dimangsanya,” ujar Jumiran.

Dirinya berharap, agar kejadan serupa tidak terjadi karena mencemaskan masyarakat. “Takutnya bukan hewan saja diterkam, makanya kami cemas dan berharap pemerintah segera bertindak,” harapnya.

Terpisah, kejadian ini membuat pihak BBKSDA dan tim memasang kamera Trap untuk memantau pergerakan satwa liar tersebut, serta mendirikan pos pengawasan sekitar 1 km dari lokasi Jumiran ditemukan mati untuk satu  minggu ke depan.

Kepala BBKSDA Sumatera Utara Hotmauli Sianturi,  melalui Kasi KSDA Wilayah II Stabat, Herbert BP Aritonang meminta kepada masyarakat agar tetap mempercayakan penanganan konflik satwa liar ini kepada instansi berwenang.

“Tim gabungan sudah  berada di lokasi yang terdiri dari BBKSDA, BBTNGL, WCS dan beberapa mitra pemerhati dan ahli satwa liar jenis harimau, “ katanya

Dijelaskan Herbert, tim akan melakukan upaya maksimal agar satwa liar tidak memasuki areal pemukiman dengan berbagai peralatan dan teknik yang dimiliki.

“Masyarakat jangan melakukan tindakan sendiri yang justru bisa membahayakan diri sendiri,” pesan Herbert agar warga tidak ke hutan. (bam/han)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/