25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Nenek, Anak, dan Cucu Tewas Terbakar

Foto: Bernad/New Tapanuli Dewi boru Panjaitan menangis histeris sambil memegang peti jenazah putrinya Uli boru Sitompul yang tewas terpanggang di Desa Lumbangaol, Sigompulon, Rabu (24/9).

Foto: Bernad/New Tapanuli
Dewi boru Panjaitan menangis histeris sambil memegang peti jenazah putrinya Uli boru Sitompul yang tewas terpanggang di Desa Lumbangaol, Sigompulon, Rabu (24/9).

TARUTUNG, SUMUTPOS.CO – Kebakaran kembali menelan korban jiwa. Satu rumah warga di Desa Lumbangaol, Sigompulon, Pahae Julu, Taput, musnah terbakar, Selasa (23/9). Tiga sekeluarga penghuni rumah tewas terpanggang.

Ketiga korban masing-masing seorang nenek, Jojor boru Gultom (70) bersama putrinya Romauli boru Sitompul (35) dan cucunya Uli boru Sitompul (5).

Kebakaran yang terjadi sekira pukul 23.00 WIB itu saat listrik di daerah tersebut padam. Sementara, tujuh orang penghuni rumah semi permanen tersebut menggunakan lilin sebagai penerangan saat tidur. Selain itu, lokasi yang jauh dari pemukiman penduduk dan berada di pedalaman mengakibatkan lambannya informasi mengenai kebakaran tersebut.

Informasi dihimpun New Tapanuli (Grup SUMUTPOS.CO), ketiga jasad korban ditemukan dalam posisi telungkup dan membungkuk. Jojor diduga tewas saat berupaya melindungi cucunya Uli dari jilatan api dengan cara memeluknya. Sementara jasad Romauli ditemukan berdekatan dengan ibunya Jojor.

Ketiga korban diduga sulit menyelamatkan diri, selain sudah terdidur pulas, jendela dan pintu kamarnya sudah tertutup. Sementara, keluarga lainnya yang berhasil selamat, yakni Sarbarita Sitompul (35) bersama istrinya Dewi Pandiangan (34) dan dua anaknya masing-masing Elfida Sitompul (2,5) dan Dimas Sitompul (6 bulan). Kamar tidur mereka yang dekat dengan pintu rumah membuat mereka berhasil menyelamatkan diri.

Belum diketahui pasti penyebab kebakaran, namun dugaan sementara kebakaran terjadi akibat penerangan lilin, sebab saat itu arus listrik padam. Kasus tersebut kini masih dalam penyelidikan kepolisian setempat.

Seorang tetangga korban, Alles Sitompul mengatakan, sekira pukul 23.00 WIB, dia mendengar suara jeritan minta tolong. “Saya mendengar jerita minta tolong. Saya pun langsung keluar rumah dan mengecek, ternyata rumah tetangga sebelah sudah terbakar. Api pertama kali dilihat dari arah dapur. Diduga apinya berasal dari lilin yang saat itu sedang digunakan untuk penerangan karena listrik padam,” ujarnya.

Foto: Bernad L Gaol/New Tapanuli  Rumah almarhum Jojor boru Gultom yang hangus terbakar dilalap si jago merah, Selasa (23/9). Akibat kebakaran itu, tiga dari tujuh penghuni rumah tewas terpanggang, Rabu (24/9).
Foto: Bernad L Gaol/New Tapanuli
Rumah almarhum Jojor boru Gultom yang hangus terbakar dilalap si jago merah, Selasa (23/9). Akibat kebakaran itu, tiga dari tujuh penghuni rumah tewas terpanggang, Rabu (24/9).

Menurutnya, selain sebagai tempat tinggal, rumah itu juga digunakan sebagai tempat usaha kelontong dan pengecer BBM. Kondisi itu membuat kobaran api cepat melebar dan meludeskan seluruh rumah.

Sitompul mengatakan, saat api mulai melumat bagian bangunan rumah, menantu korban keluar dan meminta bantuan warga sekitar. Saat itu ia berupaya menyelamatkan diri dan membangunkan dua anaknya yang sedang terlelap.

“Kobaran api sangat cepat, hingga akhirnya Jojor bersama puterinya Romauli dan cucunya Uli yang sedang berada di kamar tidak bisa keluar. Mungkin api sudah menyebar ke dalam kamar hingga mereka sulit keluar,” ujarnya.

Selain itu, ketiganya juga tidak sempat diselamatkan karena material bangunan mudah terbakar. Warga sekitar juga berusaha menyelamatkan mereka, tapi pintu tertutup rapat, sementara api cepat merembes.

Dia mengatakan, saat kebakaran terjadi, tidak ada petugas pemadam kebakaran yang datang dari Tarutung. “Tidak ada mobil pemadam yang datang dari Pemkab Taput hingga api padam. Jadi untuk memadamkan api warga sekitar bergotong royong meyiram api menggunakan air selokan dengan alat seadanya. Usai pemadaman, jasad tiga korban dievakuasi ke RSUD Tarutung,” terangnya.

Sementara itu, untuk memastikan penyebab kebakaran itu, petugas Polsek  Pahae Julu masih melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Hal itu diungkapkan Kasubag Humas Polres Taput Aiptu W Baringbing.

“Penyebab kebakaran belum diketahui dan masih dalam penyelidikan meminta keterangan dari sejumlah saksi serta mengamankan sebagian bahan bangunan yang hangus terbakar sebagai barang bukti,” ujarnya.

Saat ini pihaknya juga sedang sedang melakukan olah TKP dan akan memeriksa saksi- saksi guna menyelidiki lebih lanjut penyebab terjadinya kebakaran itu.

“Sejauh ini kita masih melakukan penyelidikan apa yang menjadi penyebab kebakaran tersebut. Namun, begitu kita langsung melakukan olah TKP mengecek dan mengamankan TKP. Dari hasil cek TKP diperkirakan kerugian material mencapai puluhan juta rupiah,” ucapnya. (bl/smg)

Foto: Bernad/New Tapanuli Dewi boru Panjaitan menangis histeris sambil memegang peti jenazah putrinya Uli boru Sitompul yang tewas terpanggang di Desa Lumbangaol, Sigompulon, Rabu (24/9).

Foto: Bernad/New Tapanuli
Dewi boru Panjaitan menangis histeris sambil memegang peti jenazah putrinya Uli boru Sitompul yang tewas terpanggang di Desa Lumbangaol, Sigompulon, Rabu (24/9).

TARUTUNG, SUMUTPOS.CO – Kebakaran kembali menelan korban jiwa. Satu rumah warga di Desa Lumbangaol, Sigompulon, Pahae Julu, Taput, musnah terbakar, Selasa (23/9). Tiga sekeluarga penghuni rumah tewas terpanggang.

Ketiga korban masing-masing seorang nenek, Jojor boru Gultom (70) bersama putrinya Romauli boru Sitompul (35) dan cucunya Uli boru Sitompul (5).

Kebakaran yang terjadi sekira pukul 23.00 WIB itu saat listrik di daerah tersebut padam. Sementara, tujuh orang penghuni rumah semi permanen tersebut menggunakan lilin sebagai penerangan saat tidur. Selain itu, lokasi yang jauh dari pemukiman penduduk dan berada di pedalaman mengakibatkan lambannya informasi mengenai kebakaran tersebut.

Informasi dihimpun New Tapanuli (Grup SUMUTPOS.CO), ketiga jasad korban ditemukan dalam posisi telungkup dan membungkuk. Jojor diduga tewas saat berupaya melindungi cucunya Uli dari jilatan api dengan cara memeluknya. Sementara jasad Romauli ditemukan berdekatan dengan ibunya Jojor.

Ketiga korban diduga sulit menyelamatkan diri, selain sudah terdidur pulas, jendela dan pintu kamarnya sudah tertutup. Sementara, keluarga lainnya yang berhasil selamat, yakni Sarbarita Sitompul (35) bersama istrinya Dewi Pandiangan (34) dan dua anaknya masing-masing Elfida Sitompul (2,5) dan Dimas Sitompul (6 bulan). Kamar tidur mereka yang dekat dengan pintu rumah membuat mereka berhasil menyelamatkan diri.

Belum diketahui pasti penyebab kebakaran, namun dugaan sementara kebakaran terjadi akibat penerangan lilin, sebab saat itu arus listrik padam. Kasus tersebut kini masih dalam penyelidikan kepolisian setempat.

Seorang tetangga korban, Alles Sitompul mengatakan, sekira pukul 23.00 WIB, dia mendengar suara jeritan minta tolong. “Saya mendengar jerita minta tolong. Saya pun langsung keluar rumah dan mengecek, ternyata rumah tetangga sebelah sudah terbakar. Api pertama kali dilihat dari arah dapur. Diduga apinya berasal dari lilin yang saat itu sedang digunakan untuk penerangan karena listrik padam,” ujarnya.

Foto: Bernad L Gaol/New Tapanuli  Rumah almarhum Jojor boru Gultom yang hangus terbakar dilalap si jago merah, Selasa (23/9). Akibat kebakaran itu, tiga dari tujuh penghuni rumah tewas terpanggang, Rabu (24/9).
Foto: Bernad L Gaol/New Tapanuli
Rumah almarhum Jojor boru Gultom yang hangus terbakar dilalap si jago merah, Selasa (23/9). Akibat kebakaran itu, tiga dari tujuh penghuni rumah tewas terpanggang, Rabu (24/9).

Menurutnya, selain sebagai tempat tinggal, rumah itu juga digunakan sebagai tempat usaha kelontong dan pengecer BBM. Kondisi itu membuat kobaran api cepat melebar dan meludeskan seluruh rumah.

Sitompul mengatakan, saat api mulai melumat bagian bangunan rumah, menantu korban keluar dan meminta bantuan warga sekitar. Saat itu ia berupaya menyelamatkan diri dan membangunkan dua anaknya yang sedang terlelap.

“Kobaran api sangat cepat, hingga akhirnya Jojor bersama puterinya Romauli dan cucunya Uli yang sedang berada di kamar tidak bisa keluar. Mungkin api sudah menyebar ke dalam kamar hingga mereka sulit keluar,” ujarnya.

Selain itu, ketiganya juga tidak sempat diselamatkan karena material bangunan mudah terbakar. Warga sekitar juga berusaha menyelamatkan mereka, tapi pintu tertutup rapat, sementara api cepat merembes.

Dia mengatakan, saat kebakaran terjadi, tidak ada petugas pemadam kebakaran yang datang dari Tarutung. “Tidak ada mobil pemadam yang datang dari Pemkab Taput hingga api padam. Jadi untuk memadamkan api warga sekitar bergotong royong meyiram api menggunakan air selokan dengan alat seadanya. Usai pemadaman, jasad tiga korban dievakuasi ke RSUD Tarutung,” terangnya.

Sementara itu, untuk memastikan penyebab kebakaran itu, petugas Polsek  Pahae Julu masih melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Hal itu diungkapkan Kasubag Humas Polres Taput Aiptu W Baringbing.

“Penyebab kebakaran belum diketahui dan masih dalam penyelidikan meminta keterangan dari sejumlah saksi serta mengamankan sebagian bahan bangunan yang hangus terbakar sebagai barang bukti,” ujarnya.

Saat ini pihaknya juga sedang sedang melakukan olah TKP dan akan memeriksa saksi- saksi guna menyelidiki lebih lanjut penyebab terjadinya kebakaran itu.

“Sejauh ini kita masih melakukan penyelidikan apa yang menjadi penyebab kebakaran tersebut. Namun, begitu kita langsung melakukan olah TKP mengecek dan mengamankan TKP. Dari hasil cek TKP diperkirakan kerugian material mencapai puluhan juta rupiah,” ucapnya. (bl/smg)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/