25 C
Medan
Tuesday, May 21, 2024

Sinabung Semburkan Awan Panas ke Arah Tenggara

Foto: Dok Gunung Sinabung pascameletus, diabadikan dari Desa Bekerah, Kecamatan Naman Teran beberapa waktu lalu.
Foto: Dok
Gunung Sinabung pascameletus, diabadikan dari Desa Bekerah, Kecamatan Naman Teran beberapa waktu lalu.

KARO, SUMUTPOS.CO – Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, kembali bergeliat. Kemarin siang, gunung yang setahun terakhir berstatus Siaga (level III) itu kembali mengalami erupsi. Alhasil, tahapan pemulangan pengungsi terpaksa ditunda sampai kondisi gunung kembali tenang.

Luncurkan awan panas sejauh 2.000 meter ke arah tenggara (Desa Berastepu, Gurukinayan, Sukameriah) sekira pukul 13.43 Wib. Amatan wartawan, luncuran awan panas tidak sempat menimbulkan kepanikan.

Informasi yang dihimpun petugas Pos Pemantau Gunung Api (PPGA) Sinabung PVMBG, Windi Cahya menyebut, aktivitas Gunung Sinabung masih tinggi, dimana masih terekamnya gempa–gempa hybrid, Low Frequency (LF), serta tremor yang terus menerus masih berlangsung.

Dengan masih tingginya aktivitas kegempaan, tidak menutup kemungkinan Sinabung masih berpotensi terjadi erupsi. “Diimbau kepada seluruh masyarakat terkhusus yang bertempat tinggal di kawasan sekitar Sinabung agar lebih meninggkatkan kewaspadaan, serta tidak termakan isu–isu yang tidak benar tentang aktivitas Sinabung,”ujar Windi.

Sementara data yang diperoleh dari posko utama penanganan erupsi Sinabung menyebutkan, luncuran awan panas yang terjadi kemarin tidak berpengaruh terhadap bertambahnya jumlah pengungsi. Hingga saat ini sebanyak 4.729 jiwa (1.440 KK) pengungsi masih mendiami 17 titik posko pengungsian terpisah.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi mencatat letusan terjadi pukul 13.43.

“Letusan itu disertai luncuran awan panas sejauh dua kilometer yang mengarah ke tenggara,” terang Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho kemarin. erupsi itu dicatat terjadi selama 907 detik.

Sebelum meletus, di sekitar gunung setinggi 2.460 meter itu terjadi gempa beberapa kali. Sejak pukul 06.00-12.00 terjadi 44 kali gempa frekuensi rendah, 11 kali gempa hybrid, tremor terus menerus, dan 32 kali gempa guguran. Hingga semalam, aktivitas kegempaan masih tinggi.

Sutopo menjelaskan, letusan itu tidak mengakibatkan pengungsian. Hanya saja, para pengungsi yang ada saat ini diminta tetap bertahan di pengungsian karena tempat tinggal mereka belum aman. Jumlah pengungsi Sinabung saat ini 4.729 orang (1.440 KK) dan tersebar di 17 titik pengungsian.

Selain itu, ada pula pengungsi yang ditempatkan di hunian sementara sejumlah 6.179 orang. Mereka adalah warga tiga desa yang hendak direlokasi secara permanen. Yakni, desa Sukameriah, Bekerah, dan Simacem. Mereka disewakan rumah dan lahan pertanian oleh pemerintah.

Lahan untuk relokasi permanen bagi ketiga desa tersebut hingga kini masih belum siap. “Bupati Karo dan Gubernur Sumut menyiapkan lahan relokasi di kawasan hutan produksi tetap Siosar di Kecamatan Merek,” tambah peneliti senior BPPT itu. (riz/smg/byu/jpnn)

Foto: Dok Gunung Sinabung pascameletus, diabadikan dari Desa Bekerah, Kecamatan Naman Teran beberapa waktu lalu.
Foto: Dok
Gunung Sinabung pascameletus, diabadikan dari Desa Bekerah, Kecamatan Naman Teran beberapa waktu lalu.

KARO, SUMUTPOS.CO – Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, kembali bergeliat. Kemarin siang, gunung yang setahun terakhir berstatus Siaga (level III) itu kembali mengalami erupsi. Alhasil, tahapan pemulangan pengungsi terpaksa ditunda sampai kondisi gunung kembali tenang.

Luncurkan awan panas sejauh 2.000 meter ke arah tenggara (Desa Berastepu, Gurukinayan, Sukameriah) sekira pukul 13.43 Wib. Amatan wartawan, luncuran awan panas tidak sempat menimbulkan kepanikan.

Informasi yang dihimpun petugas Pos Pemantau Gunung Api (PPGA) Sinabung PVMBG, Windi Cahya menyebut, aktivitas Gunung Sinabung masih tinggi, dimana masih terekamnya gempa–gempa hybrid, Low Frequency (LF), serta tremor yang terus menerus masih berlangsung.

Dengan masih tingginya aktivitas kegempaan, tidak menutup kemungkinan Sinabung masih berpotensi terjadi erupsi. “Diimbau kepada seluruh masyarakat terkhusus yang bertempat tinggal di kawasan sekitar Sinabung agar lebih meninggkatkan kewaspadaan, serta tidak termakan isu–isu yang tidak benar tentang aktivitas Sinabung,”ujar Windi.

Sementara data yang diperoleh dari posko utama penanganan erupsi Sinabung menyebutkan, luncuran awan panas yang terjadi kemarin tidak berpengaruh terhadap bertambahnya jumlah pengungsi. Hingga saat ini sebanyak 4.729 jiwa (1.440 KK) pengungsi masih mendiami 17 titik posko pengungsian terpisah.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi mencatat letusan terjadi pukul 13.43.

“Letusan itu disertai luncuran awan panas sejauh dua kilometer yang mengarah ke tenggara,” terang Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho kemarin. erupsi itu dicatat terjadi selama 907 detik.

Sebelum meletus, di sekitar gunung setinggi 2.460 meter itu terjadi gempa beberapa kali. Sejak pukul 06.00-12.00 terjadi 44 kali gempa frekuensi rendah, 11 kali gempa hybrid, tremor terus menerus, dan 32 kali gempa guguran. Hingga semalam, aktivitas kegempaan masih tinggi.

Sutopo menjelaskan, letusan itu tidak mengakibatkan pengungsian. Hanya saja, para pengungsi yang ada saat ini diminta tetap bertahan di pengungsian karena tempat tinggal mereka belum aman. Jumlah pengungsi Sinabung saat ini 4.729 orang (1.440 KK) dan tersebar di 17 titik pengungsian.

Selain itu, ada pula pengungsi yang ditempatkan di hunian sementara sejumlah 6.179 orang. Mereka adalah warga tiga desa yang hendak direlokasi secara permanen. Yakni, desa Sukameriah, Bekerah, dan Simacem. Mereka disewakan rumah dan lahan pertanian oleh pemerintah.

Lahan untuk relokasi permanen bagi ketiga desa tersebut hingga kini masih belum siap. “Bupati Karo dan Gubernur Sumut menyiapkan lahan relokasi di kawasan hutan produksi tetap Siosar di Kecamatan Merek,” tambah peneliti senior BPPT itu. (riz/smg/byu/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/