23.9 C
Medan
Sunday, June 16, 2024

Habiskan Anggaran Miliaran Rupiah, Pedagang di Pasar Nou Keluhkan Fasilitas

NIAS, SUMUTPOS.CO – Meski pun pembangunannya menghabiskan anggaran miliar rupiah, namun gedung Pasar Nou di Jalan Sudirman Kelurahan Pasar Kecamatan Gunungsitoli Kota Gunungsitoli, dinilai belum memenuhi harapan masyarakat apalagi kelayakan pasar tradisional moderen.

PASAR: Gedung Pasar Nou, di Jalan Sudirman Kelurahan Pasar, Kota Gunungsitoli terlihat sepi.adi laoli/sumut pos.

Pasar Nou yang dibangun diatas lahan seluas 2.715 m2 dengan pagu dana sebesar Rp 11.902.067.000, yang bersumber dari dana bagi hasil atau DBH pusat tahun anggaran 2020, sejak ditempati para pedang pada bulan Oktober 2021 lalu, mulai muncul berbagai persoalan.

Kepada Sumut Pos, beberapa pedagang di Pasar Nou yang menempati kios di lantai II gedung menyampaikan berbagai uneg-unegnya. Mulai dari ukuran kios yang kecil hanya 2 meter kali 2,5 meter, gang sempit, fasilitas umum kurang memadai, pembeli minim serta berbagai persoalan lainnya.

Tidak hanya itu, issu jual-beli kios mencuat. Bahkan untuk mendapatakan lokasi strategis para pedagang harus menyetor sejumlah uang kepada oknum tertentu.

“Ukuran kiosnya kekecilan pak, dagangan saya tak muat didalam. Terpaksa sebagian saya taruh diluar. Ini masih bisa, karena kios yang didepan dan samping belum terisi. Nanti kalau sudah buka semua, saya juga bingung nanti mau taruh kemana,” keluh salah seorang pedang di Pasar Nou, ditemui Sumut Pos beberapa hari lalu.

“Fasilitasnya kurang, tangga perlu ditambah. Gedung baru tapi sebagian kamar mandi tidak berfungsi, ada yang rusak, air macet. Kamar mandinya beraroma bau busuk, jorok tak pernah dibersihkan. Menurut saya pasar ini belum layak, apalagi disebut pasar tradisional moderen,” sambungnya.

Pedang lainnya, bernama Situmorang juga mengeluh kondisi pasar Nou. Ia mengaku sudah puluhan tahun berjualan di pasar Nou, jauh sebelum ada pembangunan gedung baru. “Dulu kami punya dua kios dibangunan yang lama. Namun setelah ada gedung baru kata orang diperindag pedagang tidak dibolehkan memiliki lebih dari satu kios. Padahal ada juga beberapa pedagang punya sampai tiga kios, ”bebernya.

Sementara, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Gunungsitoli Yurisman Telaumbanua mengatakan bahwa pemerintah memiliki keterbatasan dalam melaksanakan pembangunan. Ia menyebutkan operasional gedung Pasar Nou saat ini masih tahap uji coba. Ia mengatakan fasilitas gedung kedepan akan dioptimalkan.

“Kalau ada anggapan layak tidak layak itu sah-sah saja, kami tidak sakit hati. Itu warjar saja, yang penting kita terus berbuat yang terbaik bagaimana kenyamanan para pedagang, kenyamanan masyarakat pembeli dan seterusnya,” kata Yurisman kepada Sumut Pos di kantornya, Selasa (23/11).

Terkait ukuran kios dan gang yang tergolong kecil, Yurisman menyebutkan tidak mungkin terpenuhi semua tuntutan para pedang. Sementara soal kebersihan kamar mandi, Kadis mengakui sudah menempatkan petugas kebersihan di pasar Nou.

“Kemarin pegawai sudah kita tempatkan disana, nanti kita evaluasi. Namun perlu juga dipahami, bahwa baik buruknya pasar Nou ini bukan hanya dinas perdagangan yang menentukan, tapi peran pedagang yang paling utama,”sebutnya. (adl/ram)

NIAS, SUMUTPOS.CO – Meski pun pembangunannya menghabiskan anggaran miliar rupiah, namun gedung Pasar Nou di Jalan Sudirman Kelurahan Pasar Kecamatan Gunungsitoli Kota Gunungsitoli, dinilai belum memenuhi harapan masyarakat apalagi kelayakan pasar tradisional moderen.

PASAR: Gedung Pasar Nou, di Jalan Sudirman Kelurahan Pasar, Kota Gunungsitoli terlihat sepi.adi laoli/sumut pos.

Pasar Nou yang dibangun diatas lahan seluas 2.715 m2 dengan pagu dana sebesar Rp 11.902.067.000, yang bersumber dari dana bagi hasil atau DBH pusat tahun anggaran 2020, sejak ditempati para pedang pada bulan Oktober 2021 lalu, mulai muncul berbagai persoalan.

Kepada Sumut Pos, beberapa pedagang di Pasar Nou yang menempati kios di lantai II gedung menyampaikan berbagai uneg-unegnya. Mulai dari ukuran kios yang kecil hanya 2 meter kali 2,5 meter, gang sempit, fasilitas umum kurang memadai, pembeli minim serta berbagai persoalan lainnya.

Tidak hanya itu, issu jual-beli kios mencuat. Bahkan untuk mendapatakan lokasi strategis para pedagang harus menyetor sejumlah uang kepada oknum tertentu.

“Ukuran kiosnya kekecilan pak, dagangan saya tak muat didalam. Terpaksa sebagian saya taruh diluar. Ini masih bisa, karena kios yang didepan dan samping belum terisi. Nanti kalau sudah buka semua, saya juga bingung nanti mau taruh kemana,” keluh salah seorang pedang di Pasar Nou, ditemui Sumut Pos beberapa hari lalu.

“Fasilitasnya kurang, tangga perlu ditambah. Gedung baru tapi sebagian kamar mandi tidak berfungsi, ada yang rusak, air macet. Kamar mandinya beraroma bau busuk, jorok tak pernah dibersihkan. Menurut saya pasar ini belum layak, apalagi disebut pasar tradisional moderen,” sambungnya.

Pedang lainnya, bernama Situmorang juga mengeluh kondisi pasar Nou. Ia mengaku sudah puluhan tahun berjualan di pasar Nou, jauh sebelum ada pembangunan gedung baru. “Dulu kami punya dua kios dibangunan yang lama. Namun setelah ada gedung baru kata orang diperindag pedagang tidak dibolehkan memiliki lebih dari satu kios. Padahal ada juga beberapa pedagang punya sampai tiga kios, ”bebernya.

Sementara, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Gunungsitoli Yurisman Telaumbanua mengatakan bahwa pemerintah memiliki keterbatasan dalam melaksanakan pembangunan. Ia menyebutkan operasional gedung Pasar Nou saat ini masih tahap uji coba. Ia mengatakan fasilitas gedung kedepan akan dioptimalkan.

“Kalau ada anggapan layak tidak layak itu sah-sah saja, kami tidak sakit hati. Itu warjar saja, yang penting kita terus berbuat yang terbaik bagaimana kenyamanan para pedagang, kenyamanan masyarakat pembeli dan seterusnya,” kata Yurisman kepada Sumut Pos di kantornya, Selasa (23/11).

Terkait ukuran kios dan gang yang tergolong kecil, Yurisman menyebutkan tidak mungkin terpenuhi semua tuntutan para pedang. Sementara soal kebersihan kamar mandi, Kadis mengakui sudah menempatkan petugas kebersihan di pasar Nou.

“Kemarin pegawai sudah kita tempatkan disana, nanti kita evaluasi. Namun perlu juga dipahami, bahwa baik buruknya pasar Nou ini bukan hanya dinas perdagangan yang menentukan, tapi peran pedagang yang paling utama,”sebutnya. (adl/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/