26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Ketua PK Golkar Dibacok di Tapsel

Pisau-Ilustrasi
Pisau-Ilustrasi

TAPSEL, SUMUTPOS.CO – Ketua Pengurus Kecamatan (PK) Partai Golkar Sayurmatinggi Tapsel, Arli Efendi Lubis (46) nyaris tewas dibacok dua pria berinisial BN dan RN, Selasa (24/3). Meski lolos dari maut, Arli harus mendapat perawatan intensif di RSUD Kota Padangsidimpuan, karena tangan kanannya nyaris putus.

Diceritakan Arli, peristiwa itu terjadi di Jalan Mandailing, Kelurahan Sayurmatinggi, Kecamatan Sayurmatinggi, Tapanuli Selatan, Selasa (24/3) sekira pukul 22.00 WIB. Malam sebelum kejadian, korban duduk di sebuah warung kopi di kawasan Jalan Kecamatan Tano Tombangan. Di sana, ia bertemu seorang pria yang mengaku polisi bermarga Hutajulu. Setelah bercerita panjang lebar, Hutajulu minta tolong diantarkan ke jalan besar, yakni Jalan Lintas Mandailing dengan berjalan kaki.

Sesampainya di jalan besar itu, langkah keduanya terhenti setelah BN dan RN dengan golok di tangan datang dari belakang. Tanpa basa-basi, pelaku langsung menyerang korban.

“Ayolah bang, antar aku ke depan. Begitulah permohonan polisi itu kepadaku,” ujar korban menirukan ucapan Hutajulukala itu. “Kupikir ada yang main-main (bercanda) dari belakang. Ketika kulihat, rupanya aku diserang golok. Lalu aku menghindar dan kedua orang itu mengarahkan golok itu ke leherku, dan kutangkis. Makanya kenalah tanganku ini,” katanya sembari menunjukkan luka dalam yang sudah dibalut perban di tangan kanannya.

Tak hanya itu, Arli juga menunjukkan luka bekas sabetan di punggung yang terjadi saat ia diserang pertama kali.

Bagaimana dengan pria yang mengaku oknum polisi dan sedang bersama korban? Ya, menurut Arli, pria itu hanya menghindar. Hal itu dilakukannya karena tidak membawa senjata. Karena terus diserang secara membabi buta, Arli kemudian menghindar dan berlari ke bengkel tambal ban yang tak jauh dari lokasi. Di sana ia menemukan dan mengambil sebuah kunci berukuran 16 untuk berjaga-jaga.

“Warga ada, tapi mereka hanya ingin melihat apa yang terjadi, bukan menolong. Kedua pelaku itu, adik ipar dari seorang bandar togel. Kalau nama lengkapnya, saya kurang tahu,” sebut warga Lingkungan II Kelurahan Sayurmatinggi itu.

Anggota DPRD Tapsel dari Partai Golkar Drs H Ali Adnan Nasution, mengaku prihatin dengan apa yang dialami korban. Ia pun meminta polisi mengusut tuntas kasus yang telah mengancam nyawa Ketua PK partai berlambang pohon beringin itu.

“Saya minta polisi konsisten mengusut kasus ini. Saya juga berharap ada penindakan dan pemberantasan judi yang marak di daerah sana (Batang Angkola dan Sayurmatinggi, red),” ucapnya saat menjenguk korban.

“Karena dia (korban, red) tidak tahu-menahu apa persoalannya. Dia hanya menolong seseorang, dan orang itu kebetulan oknum polisi. Nah, saat mengantar polisi ini ke luar (kampung), dia pun diserang. Jadi korban tidak tahu menahu apa persoalannya,” terangnya sembari berharap Polres Tapsel segera turun tangan dan menuntaskan kasus yang menimpa korban. Kapolsek Batang Angkola AKP Iswanto kepada Metro Tabagsel (group SUMUTPOS.CO) membantah Hutajulu sebagai anggotanya.

“Siapa namanya? Hutajulu, itu bukan dari polsek ini,” ucapnya.

ketika ditanya tindakan terhadap para pelaku, Iswanto menuturkan, pihaknya baru sebatas menerima laporan dari anggota keluarga korban. “Laporannya memang sudah kita terima. Dia buat pelaporan ke kita melalui abang kandungnya. Kejadiannya itu sekira pukul 22.30 WIB,” ungkapnya. (mag-01/deo)

Pisau-Ilustrasi
Pisau-Ilustrasi

TAPSEL, SUMUTPOS.CO – Ketua Pengurus Kecamatan (PK) Partai Golkar Sayurmatinggi Tapsel, Arli Efendi Lubis (46) nyaris tewas dibacok dua pria berinisial BN dan RN, Selasa (24/3). Meski lolos dari maut, Arli harus mendapat perawatan intensif di RSUD Kota Padangsidimpuan, karena tangan kanannya nyaris putus.

Diceritakan Arli, peristiwa itu terjadi di Jalan Mandailing, Kelurahan Sayurmatinggi, Kecamatan Sayurmatinggi, Tapanuli Selatan, Selasa (24/3) sekira pukul 22.00 WIB. Malam sebelum kejadian, korban duduk di sebuah warung kopi di kawasan Jalan Kecamatan Tano Tombangan. Di sana, ia bertemu seorang pria yang mengaku polisi bermarga Hutajulu. Setelah bercerita panjang lebar, Hutajulu minta tolong diantarkan ke jalan besar, yakni Jalan Lintas Mandailing dengan berjalan kaki.

Sesampainya di jalan besar itu, langkah keduanya terhenti setelah BN dan RN dengan golok di tangan datang dari belakang. Tanpa basa-basi, pelaku langsung menyerang korban.

“Ayolah bang, antar aku ke depan. Begitulah permohonan polisi itu kepadaku,” ujar korban menirukan ucapan Hutajulukala itu. “Kupikir ada yang main-main (bercanda) dari belakang. Ketika kulihat, rupanya aku diserang golok. Lalu aku menghindar dan kedua orang itu mengarahkan golok itu ke leherku, dan kutangkis. Makanya kenalah tanganku ini,” katanya sembari menunjukkan luka dalam yang sudah dibalut perban di tangan kanannya.

Tak hanya itu, Arli juga menunjukkan luka bekas sabetan di punggung yang terjadi saat ia diserang pertama kali.

Bagaimana dengan pria yang mengaku oknum polisi dan sedang bersama korban? Ya, menurut Arli, pria itu hanya menghindar. Hal itu dilakukannya karena tidak membawa senjata. Karena terus diserang secara membabi buta, Arli kemudian menghindar dan berlari ke bengkel tambal ban yang tak jauh dari lokasi. Di sana ia menemukan dan mengambil sebuah kunci berukuran 16 untuk berjaga-jaga.

“Warga ada, tapi mereka hanya ingin melihat apa yang terjadi, bukan menolong. Kedua pelaku itu, adik ipar dari seorang bandar togel. Kalau nama lengkapnya, saya kurang tahu,” sebut warga Lingkungan II Kelurahan Sayurmatinggi itu.

Anggota DPRD Tapsel dari Partai Golkar Drs H Ali Adnan Nasution, mengaku prihatin dengan apa yang dialami korban. Ia pun meminta polisi mengusut tuntas kasus yang telah mengancam nyawa Ketua PK partai berlambang pohon beringin itu.

“Saya minta polisi konsisten mengusut kasus ini. Saya juga berharap ada penindakan dan pemberantasan judi yang marak di daerah sana (Batang Angkola dan Sayurmatinggi, red),” ucapnya saat menjenguk korban.

“Karena dia (korban, red) tidak tahu-menahu apa persoalannya. Dia hanya menolong seseorang, dan orang itu kebetulan oknum polisi. Nah, saat mengantar polisi ini ke luar (kampung), dia pun diserang. Jadi korban tidak tahu menahu apa persoalannya,” terangnya sembari berharap Polres Tapsel segera turun tangan dan menuntaskan kasus yang menimpa korban. Kapolsek Batang Angkola AKP Iswanto kepada Metro Tabagsel (group SUMUTPOS.CO) membantah Hutajulu sebagai anggotanya.

“Siapa namanya? Hutajulu, itu bukan dari polsek ini,” ucapnya.

ketika ditanya tindakan terhadap para pelaku, Iswanto menuturkan, pihaknya baru sebatas menerima laporan dari anggota keluarga korban. “Laporannya memang sudah kita terima. Dia buat pelaporan ke kita melalui abang kandungnya. Kejadiannya itu sekira pukul 22.30 WIB,” ungkapnya. (mag-01/deo)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/