25 C
Medan
Monday, June 3, 2024

25 Rumah Rusak Dihantam Puting Beliung

ASAHAN-Sedikitnya 25 rumah milik warga Desa Rawang Pasar V, Rawang Pasar 6 dan Rawang Baru Kecamatan Panca Arga Kabupaten Asahan porak poranda dihantam puting beliung. Tidak ada korban jiwa namun kerugian ditaksir mencapai ratusan juta, Jumat dini hari ( 25/5 ) sekitar pukul 00.00 WIB.

Informasi dihimpun Metro Asahan (grup Sumut Pos), warga pada malam itu sudah banyak yang tertidur sebab malam itu hujan lebat disertai angin dan petir, tidak tahu bagaiman tiba-tiba terdengar suara seperti ada yang rubuh. “Saya terbagun, lampu listrik milik PLN padam dan air hujan sudah masuk, ketika saya pastikan dengan menyuluhkan senter ternyata bagian depan rumah permanennya sudah rubuh dan seng bagian dapur sudah tidak ada,” ungkap Mariaman Simatupang ( 56 ) salah satu pemilik rumah yang roboh akibat diterjang angin puting beliung.

“Saya langsung membangunan anak serta istri agar keluar menyelamatkan diri, ternyata diluar warga lain sudah menjerit-jerit minta tolong, “ kata Mariaman sembari menuturkan situasi pada malam itu cukup mencekan, hujan masih deras, begitu juga petir diserta angin dimana lampu milik PLN padam. “Kami berharap pemerintah secepat mungkin memberikan bantuan, agar kami bisa kembali mendiami rumah kami, untuk sementara saya pribadi akan menumpang di rumah keluarga yang juga tinggal di desa ini,” tambahnya.

Bupati Asahan dikonfirmasi melalui Kabag Humas Zainal Ariffin mengatakan telah memberikan imbauan kepada para camat untuk mewaspadai cuaca ekstrem. “Masalah ini akan segera ditindak lanjuti, sehingga korban bencana dapat perhatian,” ujarnya.

Data yang dihimpun, untuk lima bulan berjalan selama 2012 Asahan telah terjadi dua kali angin puting beliung, seperti yang melanda dua desa di Kecamatan Pulaurakyat, Kabupaten Asahan, Rabu (18/4) sore dan kini melanda Kecamatan Rawangpancaraga. Sedangkan menurut WWF Indonesia Fitrian Ardiansyah, cuaca ekstrem terjadi karena ada yang salah pada lingkungan. “Ini berkaitan dengan penjagaan lingkungan, karena Asahan yang memiliki dua hutan lindung Nantalu dan Tormatutung, kondisinya sudah banyak dirambah dan beralih fungsi menjadi perkebunan, sehingga memicu pemanasan global,” ungkapnya belum lama ini. (sus/smg)

ASAHAN-Sedikitnya 25 rumah milik warga Desa Rawang Pasar V, Rawang Pasar 6 dan Rawang Baru Kecamatan Panca Arga Kabupaten Asahan porak poranda dihantam puting beliung. Tidak ada korban jiwa namun kerugian ditaksir mencapai ratusan juta, Jumat dini hari ( 25/5 ) sekitar pukul 00.00 WIB.

Informasi dihimpun Metro Asahan (grup Sumut Pos), warga pada malam itu sudah banyak yang tertidur sebab malam itu hujan lebat disertai angin dan petir, tidak tahu bagaiman tiba-tiba terdengar suara seperti ada yang rubuh. “Saya terbagun, lampu listrik milik PLN padam dan air hujan sudah masuk, ketika saya pastikan dengan menyuluhkan senter ternyata bagian depan rumah permanennya sudah rubuh dan seng bagian dapur sudah tidak ada,” ungkap Mariaman Simatupang ( 56 ) salah satu pemilik rumah yang roboh akibat diterjang angin puting beliung.

“Saya langsung membangunan anak serta istri agar keluar menyelamatkan diri, ternyata diluar warga lain sudah menjerit-jerit minta tolong, “ kata Mariaman sembari menuturkan situasi pada malam itu cukup mencekan, hujan masih deras, begitu juga petir diserta angin dimana lampu milik PLN padam. “Kami berharap pemerintah secepat mungkin memberikan bantuan, agar kami bisa kembali mendiami rumah kami, untuk sementara saya pribadi akan menumpang di rumah keluarga yang juga tinggal di desa ini,” tambahnya.

Bupati Asahan dikonfirmasi melalui Kabag Humas Zainal Ariffin mengatakan telah memberikan imbauan kepada para camat untuk mewaspadai cuaca ekstrem. “Masalah ini akan segera ditindak lanjuti, sehingga korban bencana dapat perhatian,” ujarnya.

Data yang dihimpun, untuk lima bulan berjalan selama 2012 Asahan telah terjadi dua kali angin puting beliung, seperti yang melanda dua desa di Kecamatan Pulaurakyat, Kabupaten Asahan, Rabu (18/4) sore dan kini melanda Kecamatan Rawangpancaraga. Sedangkan menurut WWF Indonesia Fitrian Ardiansyah, cuaca ekstrem terjadi karena ada yang salah pada lingkungan. “Ini berkaitan dengan penjagaan lingkungan, karena Asahan yang memiliki dua hutan lindung Nantalu dan Tormatutung, kondisinya sudah banyak dirambah dan beralih fungsi menjadi perkebunan, sehingga memicu pemanasan global,” ungkapnya belum lama ini. (sus/smg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/